Festival Batavia Kota Tua: Menikmati Perjalanan 400 Tahun Kota Jakarta

Festival Batavia Kota Tua: Menikmati Perjalanan 400 Tahun Kota Jakarta
info gambar utama

Festival Batavia Kota Tua di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat, pada Jumat (26/8/2022). Festival tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta hingga Minggu (28/8/2022).

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk datang ke Kota Tua dan menyaksikan perjalanan Jakarta yang telah berusia 400 tahun yang ditandai dengan bangunan-bangunan bersejarah.

“Di tempat ini kita melihat bagaimana perjalanan kota ini selama 400 tahun, ditandai dengan bangunan-bangunan yang dibangun sejak tahun 1600-an,” ujar Anies yang dimuat Kompas.

Pameran Temporer Manusia dan Bencana: Dorong Masyarakat Paham Mitigasi Bencana

Sebagai informasi, Festival Batavia Kota Tua merupakan aktivasi kawasan Kota Tua pasca revitalisasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kawasan Kota Tua yang dapat menjadi ruang ketiga yang dapat memfasilitasi aktivitas masyarakat.

Musisi Tanah Air akan turut tampil dalam Festival Batavia Kota Tua di antaranya Mocca, Bilal Indrajaya, Nonaria, Kojek Rap Betawi, FLEUR!, SORE, Reog Bantarangin DKI Jakarta, Duo Libra, Dekat, Putra Timur, Basboi, Come On Band, dan Pemuda Sinarmas.

Selain itu, stand-stand UMKM binaan JakPreneur juga akan dilibatkan dalam Festival Batavia Kota Tua. Kemudian akan ada spesial booth dan workshop dari Rumah Atsiri Indonesia yang turut meramaikan acara.

Revitalisasi 80 persen

Ketika diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, revitalisasi Kota Tua sudah mencapai 80 persen. Walau begitu, Pemerintah Kota Jakarta Barat menyatakan sudah terlihat ada perubahan dari infrastruktur yang ada.

Disebutkan oleh Sekretaris Kota Jakarta Barat, Iin Mutmainah menyebut beberapa bentuk fisik yang sudah terlihat usai revitalisasi adalah pedestrian yang tertata rapi. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tidak lagi berjualan di Kota Tua, hingga taman di depan Stasiun Kota.

Sementara pengerjaan trotoar menjadi salah satu fokus utama dari program revitalisasi tersebut. Hal tersebut karena Pemerintah Kota (Pemkot) Jakbar ingin menjadikan kawasan ini sebagai objek wisata kota yang bisa dikunjungi oleh wisatawan dengan berjalan kaki.

Museum Tosan Aji dan Upaya Merawat Keris Berusia Ratusan Tahun

Karena itu, jelas Iin, pihaknya melakukan pengerjaan revitalisasi trotoar. Tercatat ada beberapa ruas jalan yang trotoarnya dirombak, yakni Jalan Ketumbar, Jalan Kemukus, dan Jalan Lada Dalam.

Menurut Iin trotoar tersebut diperlebar menjadi tiga meter sehingga cukup luas untuk para pejalan kaki. Tidak hanya itu, trotoar juga dilengkapi dengan ubin pengarah (guding block) serta jalur khusus sepeda.

Sedangkan untuk aktivitas PKL, pihaknya sudah berupaya memindahkan para pedagang yang biasa beraktivitas di halaman Kota Tua ke lokasi binaan (lokbin) ke dua tempat yakni Gedung Cipta Niaga dan Gedung Kementerian Keuangan di Jalan Kali Besar.

“Jadi ada lokasi zona merah yang tidak boleh dipakai untuk berdagang. Kami sudah siapkan zona hijau atau tempat yang representatif untuk mereka tempati,” katanya diwartakan Detik.

Kembalikan jadi Batavia

Proses revitalisasi kawasan wisata Kota Tua di Jakarta Barat akan menjadikannya sebagai zona rendah emisi atau low emition zone (LEZ). Nantinya hanya kendaraan yang sudah lolos uji emisi diperbolehkan melintas di sekitar kawasan Kota Tua.

“Kawasan Kota Tua nanti berlaku kawasan rendah emisi. Nah, yang boleh masuk ke sini adalah kendaraan yang sudah lulus uji emisi,” kata Kasie Ops Sudin Perhubungan Jakarta Barat, Affandi Nofrisal yang dikutip dari Kompas.

Supaya mendukung upaya itu, Kota Tua akan semakin terhubung dengan transportasi umum lewat stasiun kereta api commuter line dan halte Transjakarta. Dalam cuplikan video tersebut terlihat bahwa setelah revitalisasi terlihat jalur pejalan kaki lebih lebar.

Belajar Sejarah Jawa dan Pembacaan Weton di Museum Radya Pustaka

Pemprov DKI Jakarta juga ingin mengembalikan kawasan Kota Tua layaknya abad ke 17, salah satunya adalah desainnya. Bahkan Anies Baswedan juga mewacanakan untuk mengembalikan namanya menjadi Batavia.

Nama Batavia merupakan pemberian dari Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen pada abad ke 17 silam. Sebelum akhirnya kini diganti menjadi Jakarta.

“Begitu kita menyebut Kota Tua, kita akan ketemu banyak sekali kota tua, tapi ini semua nanti kita minta para ahli dan tim joint venture pertimbangkan penamaan dari seluruh kawasan ini dari mulai Sunda Kelapa sampai Batavia. Dengan begitu, nanti kita akan punya satu karakter tersendiri,” ucapnya yang dimuat Detik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini