Sederhanakan Gaya Hidup Online, Kenali dan Terapkan Digital Minimalism

Sederhanakan Gaya Hidup Online, Kenali dan Terapkan Digital Minimalism
info gambar utama

Internet dan penggunanya telah menciptakan suatu hubungan yang rumit. Menurut Cal Newport—penulis buku Digital Minimalism: Choosing A Focused Life In A Noisy World—campur aduk antara manfaat dan kerugian berinternet membuat kita sebagai penggunanya kehilangan fokus atau tujuan. Untuk itu, Newport menyarankan untuk menyederhanakan gaya hidup online dengan digital minimalism.

Kecenderungan Berinternet

Penggunaan internet dewasa ini kian meningkat. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melalui survei bertajuk Profil Internet Indonesia 2022, menyatakan bahwa penetrasi internet di Indonesia tumbuh mencapai 77,02%. Hal ini berarti, terdapat 210.026.769 jiwa dari total 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia yang terkoneksi internet pada tahun 2021.

Pengguna internet tersebut menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berinternet. Dari data APJII, rata-rata lama penggunaan internet ialahsatu hingga lima jam per harinya. Alasannya pun beragam, tetapi yang paling mencolok adalah untuk mengakses media sosial.

GoodMates, kecenderungan untuk menggunakan yang satu ini tanpa sadar membawa kita terjebak ke dalam sisi dualisme. Tidak dapat dimungkiri, internet hadir dengan segala inovasinya yang luar biasa. Di sisi lain, hal tersebut justru membawa ketergantungan dan kesemrawutan kepada penggunanya.

Baca Juga: Selalu Produktif, Intip Time Manajemen Waktu Ala Maudy Ayunda

Tapi tenang saja, GoodMates. Newport sudah memberikan kiat untuk berdamai dengan hiruk pikuk kehidupan online tersebut, yakni dengan digital minimalism.

Apa itu Digital Minimalism?

A philosophy of technology use in which you focus your online time on a small number of carefully selected and optimized activities that strongly support things you value, and then happily miss out on everything else.” — Cale Newport

Apabila diartikan dari pernyataan Newport di atas, minimalisme digital atau digital minimalism merupakan sebuah filosofi penggunaan teknologi yang mengajak pengguna untuk fokus menghabiskan waktu online-nya pada hal-hal yang telah dipilih dengan cermat dan mendatangkan manfaat bagi dirinya.

Ketika online, GoodMates perlu memfokuskan waktu online tersebut hanya kepada segelintir aktivitas yang dapat mendukung nilai-nilai yang kamu yakini. Dalam kata lain, jangan ambil pusing dengan hal-hal yang tidak memberi nilai tambah untuk dirimu.

Seseorang yang menerapkan digital minimalism (digital minimalists)selalu menganalisa keadaan, termasuk ketika munculnya teknologi baru. Pastikan bahwa GoodMate menanyakan kepada diri sendiri, “Apakah teknologi baru tersebut memberiku banyak manfaat?”. Jika tidak, maka tinggalkan dan cari opsi lain.

Baca Juga: Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Alami Insecure dengan Body Image!

Lalu, bagaimanakah cara menerapkan digital minimalism tersebut?

Prinsip dan Cara Menerapkan Digital Minimalism

Menurut Newport, ada tiga prinsip utama digital minimalism. Pertama, kekacauan itu merugikan. Terlalu banyak perangkat, aplikasi, dan layanan yang diakses dapat menimbulkan kekacauan, sehingga kita tidak lagi bisa melihat manfaat dari tiap-tiap teknologi yang digunakan.

Prinsip yang kedua adalah optimasi itu penting. Digital minimalists perlu menentukan teknologi yang mereka gunakan. Perhatikan betul cara menggunakannya agar teknologi tersebut benar-benar mendatangkan manfaat.

Sementara prinsip digital minimalism yang terakhir adalah kesengajaan yang memuaskan. Digital minimalists percaya bahwa komitmen yang mereka sengajakan terkait bagaimana mereka menggunakan teknologi akan mendatangkan kepuasan.

Untuk menjadi seorang digital minimalist tidak dapat dilakukan dalam sekali waktu. Newport mengatakan, mengubah kebiasaan perlu transformasi berkala. Transformasi berkala itulah yang disebutnya sebagai The Digital Declutter Process.

Singkatnya, proses digital declutter ialah metode membenahi kebiasaan digital yang dilakukan selama tiga puluh hari. Ada tiga proses digital declutter yang perlu GoodMates simak dan terapkan.

  1. Sisihkan periode tiga puluh hari untuk beristirahat dari teknologi opsional dalam hidupmu.
  2. Selama istirahat tiga puluh hari tersebut, jelajahi dan temukan kembali aktivitas dan perilaku yang menurut GoodMates memuaskan dan bermakna.
  3. Pada akhir masa istirahat, kembali gunakan teknologi tetapi dengan versi dirimu yang lebih selektif. Tentukan nilai apa yang dapat membuatmu bertumbuh dan bagaimana cara memaksimalkanya melalui teknologi yang ada.
Baca Juga: Terjebak Toxic Productivity? Analisis SWOT Solusinya!

Bagaimana, GoodMates? Apakah kamu siap menjadi pribadi baru yang lebih baik dengan menerapkan digital minimalism?

 

Referensi:Cal Newport (2019) | Greatmind.id | Survei APJII: Profil Internet Indonesia 2022 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini