Jali-Jali: Tanaman Khas Jakarta yang Sudah Mulai Langka

Jali-Jali: Tanaman Khas Jakarta yang Sudah Mulai Langka
info gambar utama

Jali-jali merupakan tanaman khas kota Jakarta yang sering sekali ditemui ketika dahulu kala. Sekarang keberadaan tanaman yang memiliki biji berbentuk oval, keras, dan berwarna putih ini sudah sangat langka. Padahal tanaman jali-jali ini memiliki banyak sekali khasiat untuk kesehatan tubuh.

Goodmates mungkin akan sedikit bingung ketika mengetahui bahwa jali-jali merupakan sebuah tanaman, pasalnya jali-jali lebih populer sebagai salah satu lagu khas betawi yang dipopulerkan oleh Benyamin Sueb bersama orkes keroncong M. Sagi.

Lagunya pun sama sekali tidak membahas soal tanaman tersebut, jadi tidak heran apabila Goodmates tidak mengetahui tanaman jali-jali ini. Seperti lagu-lagu Betawi pada umumnya, lirik dari lagu jali-jali berisi sebuah pantun dengan nada yang riang.

Lagu ini sendiri mulai berkembang di tengah masyarakat Cina Peranakan di Jakarta dan sering dibawakan saat pentas kesenian Betawi gambang kromong.

Sumber: Budayatani
info gambar

Jali-jali pun memiliki nama yang berbeda di setiap daerah, seperti kali watu atau jangle di Jawa, jelim atau anajali bareh di Sumatera, jelei atau luwong di Kalimantan, klumba di Papua, dan lele atau irule di Sulawesi.

ukan hanya namanya yang bermacam-macam, khasiat dari jali-jali pun juga bermacam-macam lho. Selain mengandung asam amino, alkaloid, vitamin, protein, kalsium, zat besi, magnesium, klorida, dan glukosa, tanaman jali-jali memiliki manfaat lain, salah satunya sebagai pengganti makanan saat diet.

Jali-jali memiliki kandungan serat yang sangat tinggi, kandungan serat tersebut juga mampu memperlambat pencernaan dan penyerapan nutrisi, sehingga Goodmates dapat merasakan rasa kenyang yang lebih lama. Jali-jali juga dapat mengurangi kadar kolesterol jahat yang ada pada tubuh kalian, hal ini disebabkan karena jali-jali memiliki kandungan beta-glukan.

Sumber: Orami
info gambar

Selain memiliki manfaat pada kesehatan tubuh dan diabadikan dalam sebuah judul lagu, jali-jali juga menjadi salah satu tanaman yang diabadikan pada batik khas Jakarta yang keberadaannya hampir sama dengan tanamannya, sangat langka.

Padahal, pengaplikasian tanaman jali-jali pada motif batik menjadi salah satu cara untuk melestarikan tanaman tersebut, akan tetapi, banyak masyarakat Jakarta yang belum mengetahui keberadaan tanaman khas Jakarta ini.

Di kalangan anak-anak kecil, jali-jali lebih dikenal sebagai bahan mainan untuk mereka, bahkan buah dari jali-jali sering dibuat menjadi kalung dan gelang.

Belum selesai sampai di situ, jali-jali masih memiliki manfaat lainnya. Biji dari jali-jali sama seperti gandum yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti beras, oleh karena itu, jali-jali sering disebut sebagai "Barley Indonesia".

Biji jali-jali yang telah dihaluskan dapat dibuat menjadi berbagai makanan, seperti bubur, nasi, rengginang, jadah, tapai, dan wajik yang tidak kalah enak dengan bahan lainnya.

Sumber: Kompas
info gambar

Di kalangan masyarakat Betawi, jali-jali sering dibuat menjadi sebuah santapan bubur yang disajikan untuk berbuka puasa dan saat sarapan pagi, oleh karena itu, bubur jali-jali menjadi salah satu makanan tradisional khas Betawi.

Bubur jali-jali ini ikut langka seiring dengan tanaman jali-jali yang sudah mulai jarang ditemukan, akan tetapi bagi Goodmates yang ingin mencicipi bubur jali-jali, kalian bisa di beberapa pasar besar Jakarta yang menjual beraneka macam makanan tradisional.

Nah, itu dia penjelasan mengenai tanaman jali-jali khas Jakarta yang sudah mulai langka. Walaupun tanaman itu sudah mulai susah ditemukan, akan tetapi masih ada beberapa petani yang mencoba untuk tetap melestarikan tanaman ini. Semoga kedepannya akan tanaman jali-jali ini kembali hadir dan dapat dengan mudah dinikmati oleh kita semua. 

Referensi: Kompas | Orami | Budayatani | Liputan 6 | Grid | Greeners

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini