Kiat Tingkatkan Self Esteem: Menyelami Diri Sendiri dan Kebiasaan Sederhana Lainnya

Kiat Tingkatkan Self Esteem: Menyelami Diri Sendiri dan Kebiasaan Sederhana Lainnya
info gambar utama

Self esteem berkaitan dengan subjektivitas seseorang dalam menilai dirinya sendiri, apakah nilainya rendah atau tinggi. Sayangnya, ramai ditemukan pribadi yang menilai dirinya rendah atau disebut low self esteem. Lantas, bagaimana cara meningkatkan self esteem seseorang?

Self Esteem Menurut Para Ahli

Self esteem atau yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ‘harga diri’, menjadi sedikit berbeda apabila dilihat dari perspektif ilmu psikologi. Berikut definisi self esteem menurut ahli psikologi.

  1. Psikoterapis asal Amerika, Nathaniel Branden, dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan self esteem di akhir tahun 1950-an. Branden di dalam bukunya The Six Pillars of Self-Esteem (1994) mendefinisikan self esteem sebagai estimasi atau perkiraan nilai yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri melalui penilaian tertentu.
  2. Carol K. Siegelman, penulis buku Life Span Human Development (1999), memberi pandangan lebih jauh. Menurutnya, self esteem merupakan evaluasi keseluruhan seseorang tentang nilai (value) dirinya pribadi, baik tinggi atau rendah, berdasarkan semua persepsi diri positif dan negatif. Siegelman menyatakan, self esteem pada akhirnya membentuk konsep diri seseorang.
  3. Self esteem bersifat sangat personal. Hal ini karena self esteem dihasilkan dari penilaian subjektif seseorang terhadap dirinya. Joseph A. Bailey, dalam artikelnya berjudul The Foundation of Self-Esteem (2003), mengatakan bahwa self esteem merupakan keputusan ringkasan (summary judgment) dari segala sesuatu yang dapat dinilai oleh seseorang tentang dirinya sendiri.

Merujuk definisi tiga ahli di atas, self esteem seseorang bergantung kepada bagaimana dia memandang, menghargai, dan menilai dirinya. Di sisi lain, penilaian diri seseorang tidak jarang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Oleh karena itu, self esteem menjadi sesuatu yang kompleks.

Baca Juga: Awas Terlalu Sering Menyenangkan Orang Lain Bisa Bikin Kamu Kena Good Girl Syndrome!

Menuju High Self Esteem: Cara Meningkatkan Harga Diri

Menurut psikolog klinis dan penulis asal Amerika Serikat, Nick Wignall, penyebab umum seseorang mengalami low self esteem ialah karena mereka terjebak dalam kebiasaan mental yang membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri. Beberapa di antara kebiasaan tersebut ialah seperti memikirkan kesalahan masa lalu, khawatir tentang masa depan, dan merenungi luka lama. 

Namun, tenang saja, GoodMates. Wignall mengatakan, self esteem merupakan sesuatu yang bisa dibangun dengan kebiasaan yang lebih baik. Dalam kata lain, setiap orang bisa meningkatkan self esteem-nya dengan cara memperbaiki kebiasaan mereka. Ada empat cara untuk meningkatkan self-esteem, berikut ulasannya.

Baca Juga: Mau Stop Overthinking? 5 Buku Ini Bisa jadi Solusi

1. Perjelas Nilai (Value)

Menurut Wignall, self esteem yang sehat berasal dari menjalani hidup dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Memiliki nilai yang jelas, artinya juga memiliki visi yang jelas pula untuk melakukan hal-hal yang berarti dalam hidup. Akan tetapi, banyak orang yang kesulitan mencapai titik itu karena belum tahu apa nilai yang mereka yakini. 

Karenanya, kenali dirimu sekali lagi untuk memperjelas nilai atau value tersebut. Adapun yang dimaksud dengan nilai atau value, menurut Wignall, ialah standar keyakinan berupa cita-cita (ideals) yang memandu seseorang, terutama ketika dalam masa-masa sulit. Nilai (value) bisa bersifat umum atau spesifik, selagi itu berharga untuk dirimu sendiri.

Salah satu cara untuk mengetahui nilai pribadi (personal value) ialah dengan membuat catatan terkait visi dirimu. Caranya, cobalah jawab pertanyaan berikut: “Apa kualitas dalam dirimu yang ingin kamu kembangkan?”, “Kebiasaan apa yang ingin kamu bangun?”, “Bagaimana kamu ingin digambarkan orang lain ketika kamu tidak ada?”, “Apa hambatan utama dalam hidup yang ingin kamu atasi?”, dan “Siapa pahlawan pribadimu?”.

2. Habiskan Waktu dengan Orang yang Kamu Senangi

Wignall mencontohkan, ketika kamu terbiasa bergaul dengan orang-orang yang tidak menghargaimu, kamu juga merasa bahwa dirimu tidak berharga. Sebaliknya, jika kamu menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang menghargai kehadiranmu, maka kamu juga merasa berharga. 

Jika kamu merasa lebih sering menghabiskan waktu dengan orang-orang yang tidak kamu senangi, ambil waktu sejenak untuk memikirkan alasannya. Apa yang mendorong kamu melakukan hal tersebut? Apakah tekanan sosial, ambisi, atau ketakutan? Jika itu tidak sesuai dengan personal value-mu, maka hentikan.

Orang-orang di sekelilingmu berpengaruh terhadap kesejahteraan dan self esteem. Karenanya, manfaatkan waktu sebanyak mungkin bersama orang-orang yang kamu senangi dan orang-orang yang juga menyenangimu. Dari sana, kamu akan mulai menyayangi diri sendiri.

3. Berlatih Self-Talk

Tanpa sadar, kita sering mengatakan hal-hal negatif kepada diri sendiri. Misalnya, ketika melakukan kesalahan, kita lantas mengatakan “Ya, memang gue yang bodoh, sih. Ini semuanya salah gue.” Kebiasaan ini disebut sebagai negative self-talk dan harus segera dihentikan.

Kita cenderung tidak menyukai orang-orang yang jahat kepada diri kita, tetapi kita sering jahat kepada diri kita sendiri. Self-talk merupakan sebuah perilaku yang apabila dilakukan secara terus menerus akan menjadi kebiasaan. Apabila terbiasa dengan negative self-talk, kamu akan semakin sulit untuk menghargai diri sendiri.

Setiap kali kamu berbicara kasar kepada diri sendiri, cobalah renungkan “Apakah ada cara lain yang lebih lembut?”. Kamu pastinya tidak akan berteman dengan orang-orang yang merendahkanmu, seharusnya kamu juga tidak boleh merendahkan dirimu sendiri. Bersikaplah baik kepada dirimu, sebagaimana kamu bersikap baik kepada orang lain.

4. Tepati Janji kepada Diri Sendiri

Mereka dengan low self esteem sering mengira bahwa menyenangkan semua orang adalah wajib. Mereka sangat menghargai janji dengan orang lain, tetapi tidak dengan janji kepada dirinya sendiri. Padahal, menurut Wignall, self esteem sejatinya berasal dari menyeimbangkan keinginan dan kebutuhan orang lain dengan keinginan dan kebutuhan diri sendiri. 

Setelah mengetahui personal value, cobalah untuk menepatinya dalam kehidupan sehari-hari. Wignall menegaskan, jika kamu tidak memiliki dasar yang kuat untuk menepati itu, semua pengorbanan berbuat mulia kepada orang lain tidak akan membuatmu lebih menyukai diri sendiri. 

Baca Juga: Rich Habits ala Tom Corley, Kebiasaan Orang Sukses yang Patut Ditiru

Meningkatkan self esteem dapat dimulai dari menyelami diri sendiri untuk mengenal dan memastikan nilai-nilai (values) yang diyakini. Dalam pandangan Wignall, self esteem dapat ditingkatkan ketika seseorang berhasil mencintai atau menghargai dirinya sendiri, sebagaimana ia menghargai orang lain. GoodMates, jika kamu merasa memiliki low self esteem, coba terapkan empat kebiasaan menurut Wignall di atas.

Referensi: Joseph A. Bailey (2003) | Nick Wignall via Medium (1) | Nick Wignall via Medium (2)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini