10 Istana Kerajaan yang Masih Berdiri Kokoh di Indonesia

10 Istana Kerajaan yang Masih Berdiri Kokoh di Indonesia
info gambar utama

Beratus tahun yang lalu, Indonesia terdiri dari banyak kerajaan. Setiap kerajaan memiliki daerah kekuasaannya masing-masing dan tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Sampai saat ini, beberapa peninggalan kerajaan di Indonesia masih berdiri kokoh dan bisa dikunjungi, salah satunya istana kerajaan.

Beberapa kerajaan yang pernah ada di Indonesia, di antaranya ialah Kerajaan Samudera Pasai di Aceh, Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan, Kerajaan Demak di Jawa Tengah, Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, beberapa dari kerajaan tersebut hancur karena perang di masa lalu dan tidak bisa berdiri kokoh hingga kini. Namun, GoodMates tidak perlu bersusah hati karena setidaknya masih ada sepuluh kerajaan yang bangunan istananya masih ada sampai sekarang. 

Baca Juga: Ragam Wisata Alam Viral Pangalengan yang Manjakan Mata

Agar #MakinTahuIndonesia, berikut ulasan sepuluh istana kerajaan yang masih ada di Indonesia.

1. Istana Alwatzikhoebillah Sambas

Istana Alwatzikhoebillah Sambas | Foto: Wikipedia
info gambar

Istana Alwatzikhoebillah Sambas merupakan istana dari Kesultanan Sambas yang terletak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Lebih tepatnya, Istana Alwatzikhoebillah berdiri di pinggir pertemuan antara Sungai Subah, Sungai Sambas Kecil, dan Sungai Teberau. Jika berkunjung ke istana ini, GoodMates akan terkesima begitu disambut dengan gerbang yang berbentuk segi delapan.

Kompleks Istana Alwatzikhoebillah terdiri dari tiga bangunan. Adapun bangunan utamanya terletak di bagian tengah. Sultan Sambas dahulunya melakukan aktivitas sehari-hari di bangunan tengah tersebut. Sementara itu, bangunan di sisi kiri digunakan untuk menyambut tamu dan bangunan di sisi kanan untuk menyiapkan kebutuhan sultan dan keluarganya.

2. Istana Kesultanan Tidore

Istana Kesultanan Tidore | Foto: Wikipedia
info gambar

Di Kota Tidore, Maluku Utara, terdapat istana peninggalan Kesultanan Tidore yang masih berdiri hingga kini. Istana Kesultanan Tidore ini juga dikenal dengan nama Kedaton Kie. Berlokasi di area perbukitan yang menghadap ke laut, membuat Istana Kesultanan Tidore kian menarik untuk dikunjungi.

Kedaton Kie didirikan pada tahun 1810 silam, di masa pemerintahan Sultan Tidore ke-28. Bangunan depan kedaton berbentuk prisma dengan atap limasan segi enam dan bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan seperti trapesium. Istana yang ditemui saat ini bukan bangunan asli karena pada tahun 1912 terjadi konflik internal yang mengakibatkan Istana Kesultanan Tidore rusak parah.

3. Istana Siak Sri Indrapura

Istana Siak Sri Indrapura | Foto: Wikipedia
info gambar

Beralih ke pulau Sumatra, ada Istana Siak Sri Indrapura yang berlokasi di Kabupaten Siak, Riau. Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Mahmud Syah. Konon, kata siak diambil dari nama tumbuh-tumbuhan yaitu “siak-siak” yang banyak ditemukan di Buantan, pusat kerajaan.

Istana Siak Sri Indrapura memiliki luas 32.000 meter dengan arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Istana ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama, terdapat enam ruangan yang difungsikan sebagai ruang tunggu tamu. Sementara untuk lantai kedua, terdapat sembilan ruangan yang berfungsi sebagai tempat istirahat Sultan Siak dan para tamu istana.

4. Istana Maimun Medan

Istana Maimun Medan | Foto: cagarbudaya.sumutprov.go.id
info gambar

Masih di pulau Sumatra, Istana Maimun Medan berdiri dengan gagah di Kota Medan, Sumatra Utara. Istana ini diyakini menjadi saksi bisu dari kejayaan Kesultanan Deli di masa lalu. Istana Maimun didirikan pada tahun 1888 di atas tanah seluas 2.772 meter persegi. Istana ini memiliki 30 ruangan yang tersebar di dua lantai.

Kendati sudah berusia ratusan tahun, keindahan istana ini masih melekat hingga sekarang. Daya tarik khusus Istana Maimun terletak di ruangan utamanya. Di sana terdapat takhta yang didominasi warna kuning, lengkap dengan ornamen tradisional khas Kesultanan Deli. Gaya arsitektur istana ini juga tidak kalah menarik. Dari luar istana, GoodMates sudah bisa melihat perpaduan unsur budaya Melayu bergaya Islam, Spanyol, India, dan Italia.

5. Keraton Sumenep

Keraton Sumenep | Foto: Kompas.com
info gambar

Bergeser ke pulau Jawa, pesona istana Keraton Sumenep masih dapat dikunjungi di Kelurahan Pajagalan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Keraton Sumenep merupakan warisan raja-raja Sumenep dan juga merupakan karya monumental di masa pemerintahan Panembahan Sumolo. 

Uniknya, Keraton Sumenep dibangun oleh Lauw Piango yang berkebangsaan Tiongkok. Konsep rancangan bangunannya memadukan gaya Jawa, Arab, Tiongkok, dan Eropa. Gerbang Keraton Sumenep dikenal dengan nama “labhang mesem” yang berarti ‘gerbang tersenyum’. Nama tersebut diambil untuk menggambarkan keramahan warga Sumenep. Saat ini, sebagian keraton difungsikan sebagai museum dan dikelola oleh pemerintah setempat.

Baca Juga: Fakta Menarik Pulau Banda Neira, Surga di Timur Indonesia

6. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat | Foto: Wikipedia
info gambar

Tidak hanya di Sumenep, Jawa Timur, keraton lainnya juga dapat ditemukan di Yogyakarta, yakni Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton yang berdiri pada 1755 ini merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sampai saat ini, Keraton Ngayogyakarta masih digunakan untuk kediaman sultan. Namun begitu, ada beberapa bagian dari keraton yang bisa dikunjungi publik sebagai destinasi pariwisata sejarah.

Di dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, terdapat banyak bagian bangunan. Sebagian besar digunakan sebagai tempat tinggal sultan dan keluarga serta abdi dalem keraton. Jika berkunjung ke sini, GoodMates bisa mendapati museum yang dipenuhi dengan artefak kuno. Selain itu, ada juga pertunjukan seni budaya yang dikelola oleh Kawedanan Krida Mardawa. 

7. Istana Sekala Brak Lampung

Istana Sekala Brak | Foto: Wikipedia Common via Kompas
info gambar

Sekala Brak awalnya merupakan sebuah suku yang menduduki Gunung Pesagi, Lampung. Suku ini terus berkembang hingga membentuk sebuah pemerintahan bernama Kerajaan atau Kepaksian Sekala Brak. Kerajaan yang bercorak Islam ini runtuh pada abad ke-16 akibat perang. Namun, istana peninggalannya masih bisa dikunjungi hingga saat ini.

Istana Kerajaan Sekala Brak disebut dengan Lamban Gedung. Istana ini berbentuk panggung dan memiliki dua lantai, sehingga GoodMates perlu menaiki tangga bila ingin memasukinya. Di dalamnya terdapat beberapa ruang yang mirip dengan rumah adat rakyat, yakni ruang keluarga, belakang, kamar, dapur, dan ruang untuk mencuci perabotan. Dinding Lamban Gedung dihiasi ukiran ornamen tumbuhan dan hewan. Atapnya berbentuk runcing dan biasanya bagian loteng digunakan untuk penyimpanan barang. 

8. Puri Saren Agung Ubud

Puri Saren Agung | Foto: Hotels.com
info gambar

Beranjak ke pulau Bali, ada Puri Saren Agung yang berlokasi di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Puri ini merupakan saksi bisu Kerajaan Ubud. Sejak akhir abad ke-19, Puri Saren Agung dijadikan sebagai pusat pemerintahan sekaligus kediaman resmi keluarga Kerajaan Ubud. Kini, puri ini difungsikan sebagai museum dan pusat kesenian tradisional Bali.

Puri Saren Agung kental dengan arsitektur bangunan tradisional khas Bali. Hal tersebut tampak jelas pada ornamen ukir dan detail di setiap sisi bangunan. Dindingnya pun terbuat dari batu bata merah yang dihias dengan relief dan ukiran tradisional. Ciri khas ini semakin menambah nilai estetika Puri Saren Agung. Pintu masuknya sangat fenomenal di kalangan wisatawan. Umumnya, wisatawan berfoto di pintu masuk puri karena dihiasi ukiran batu dan ukiran khas berwarna keemasan.

9. Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan Cirebon | Foto: Infopublik.id
info gambar

Keraton Kasepuhan Cirebon didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada masa perkembangan Islam atau sekitar 1529. Keraton ini merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati, keraton tertua di Cirebon. Keraton Kasepuhan difungsikan sebagai tempat para pendiri Cirebon bertahta, sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon.

Tembok bata merah mengelilingi halaman depan Keraton Kasepuhan. Di dalamnya terdapat pula pendopo yang masih terpelihara dengan baik. Keraton ini memiliki dua gerbang. Pintu gerbang utama terletak di sebelah utara berupa jembatan dan dinamakan Kreteg Pangrawit, sedangkan pintu gerbang kedua berada di selatan kompleks keraton dan disebut Lawang Sanga (pintu sembilan).

10. Istana Basa Paguruyung

Istana Baso Pagaruyung | Foto: Wikipedia
info gambar

Istana Basa Pagaruyung (“Istano Basa Pagaruyuang” dalam bahasa Minang) yang saat ini berdiri di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat merupakan replika dari istana asli Kerajaan Pagaruyung. Bangunan istana Pagaruyung yang asli berlokasi di Bukit Batu Patah dan hancur dibakar Belanda pada tahun 1804. Setelah insiden itu, istana ini didirikan ulang, tetapi kembali terbakar pada tahun 1966. 

Pada tahun 1976, upaya rekonstruksi dilakukan di sisi selatan bangunan asli, yakni tempat berdirinya Istano Basa Pagaruyung yang sekarang. Sayangnya, pada tahun 2007 istana ini lagi-lagi dilahap si jago merah akibat tersambar petir. Berselang satu tahun, Istano Basa Pagaruyung kembali dibangun dan pengerjaannya selesai pada tahun 2012. 

Istano Basa Pagaruyung merupakan istana dengan bangunan berbentuk rumah gadang yang terdiri dari tiga tingkat. Atapnya yang berbentuk gonjong menjadi ciri khas dari istana ini. Di dalamnya terdapat berbagai ruangan dengan fungsi yang berbeda. Seluruh dinding istana ini dihiasi ornamen ukiran berwarna-warni yang mengandung makna filosofi budaya Minang.

Baca Juga: Intip Fakta Unik Nasi Kapau, Berbeda dengan Nasi Padang

Berwisata sambil mengenang sejarah merupakan opsi liburan edukasi bersama keluarga yang sayang untuk dilewatkan. Jika GoodMates melancong ke daerah-daerah di atas, jangan lupa berkunjung ke istana kerajaan yang ada di sana.

Referensi: Kemdikbud | Sumenepkab.go.id | Peta Budaya | Kebudayaan Jogja Kota | Indonesia Travel | Indonesia Kaya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini