Kalangan Mahasiswa Ambis, Mudah Terjebak Toxic Productivity?

Kalangan Mahasiswa Ambis, Mudah Terjebak Toxic Productivity?
info gambar utama

Menginjak status menjadi mahasiswa, tentunya bertambah lagi beban yang ditanggung. Sebagian dari kamu berlomba-lomba ingin mencapai banyak hal, tetapi seringkali melupakan bahwa apa yang kamu lakukan ternyata melebihi kapasitas diri. Kumpulan mahasiswa ambis ini justru terjebak dalam jurang toxic productivity.

Tidak ada salahnya untuk GoodMates ingin menjadi seseorang yang produktif. Namun, ketika mengikuti beberapa kegiatan dan kamu menganggap hal tersebut menjadi sesuatu yang produktif, bisa saja salah tafsir. Toxic productivity, misalnya.

Toxic productivity merupakan produktivitas yang mengacu pada melakukan kegiatan produktif secara berlebihan. Diantaranya, kamu mengikuti organisasi di kampus, BEM dan HIMA, misalnya. Kemudian diluar kampus kamu ikut dalam kegiatan sukarelawan sekaligus magang mandiri.

Kegiatan yang kamu lakukan tentu sangat bagus, akan tetapi berlebihan. Toxic productivity seringkali terjadi pada golongan mahasiswa yang begitu berambisi besar untuk mengikuti banyak kegiatan ketika masuk dunia kampus. Apa yang melatarbelakangi mahasiswa untuk bertindak sebagai seseorang yang Toxic productivity?

Pertama, dorongan mahasiswa akhir. Tak dipungkiri pasti banyak perkataan dari kating (kakak tingkat) yang membuat GoodMates terpengaruh karena jika status kamu masih menginjak mahasiswa baru, maka apa yang dikatakan kating cenderung dapat memengaruhimu.

Kedua, rasa ambisi yang tinggi. Kamu memiliki ambisi yang sangat besar untuk dapat mengikuti banyak kegiatan diluar akademik mungkin karena kamu percaya jika tak mengikuti hal tersebut, CV akan terlihat kosong, banyak waktu luang yang sia-sia, ataupun hanya ikut-ikutan teman.

Melihat teman yang sibuk karena memiliki banyak acara dan pengalaman, sehingga dari situ kamu merasa ingin menjadi seperti dia yang punya banyak kegiatan. Tidak masalah kalau GoodMates mengikutinya untuk melihat dari sisi positif. Namun, ketika itu hanya sebagai perasaan tak ingin tersaingi dan mau lebih unggul daripada dia, ini hal yang salah.

Berujung pada mengikuti hal-hal yang over, akan membuat kamu terjebak dalam toxic productivity. Bagaimana cara menghindarinya?

  1. Menerapkan Life Balance

Sesuatu yang dilakukan berlebihan, pada akhirnya akan menimbulkan boomerang tersendiri bagi diri kamu. Dengan mengetahui dan memahami sebuah konsep life balance, di mana kamu harus menciptakan keseimbangan dalam melakukan apapun di hidup kamu. Jika kamu sudah merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk beristirahat, maka berhentilah sejenak.

Bukannya justru menambah kegiatan lain yang kamu pikir itu bisa mengubah mood. Padahal, hal yang sangat kamu butuhkan adalah istirahat. Begitu kamu dapat menerapkan life balance, pastinya toxic productivity tidak akan hinggap dalam diri karena kamu tahu sampai mana batas kapasitas kegiatan yang dapat kamu ikuti.

  1. Tidak Perlu Over Insecure Terhadap Pencapaian Orang Lain

Ketika melihat banyaknya influencer education, misalnya, di berbagai platform media sosial yang menunjukkan banyak pencapaiannya diumur yang masih belia membuat kamu dilanda perasaan insecure yang berlebihan. Lalu, berujung pada mengikuti hal yang sebetulnya bukanlah passion kamu. Perasaan ini tentu tidak perlu menjadi sesuatu yang menyarang dirimu secara terus-menerus.

Justru jadikan ini sebagai motivasi, sehingga kamu sadar untuk tidak bermalas-malasan. Namun, tetap ingat untuk melakukannya sesuai dengan porsi masing-masing. Jika kamu hanya sanggup mengikuti dua, maka dua saja. Tidak perlu ditambah-tambah agar sama seperti A atau B. Cukup lakukan sesuai kesanggupan diri sendiri.

  1. Membuat Target yang Realistis

Terakhir, alangkah baiknya GoodMates dapat membuat target yang ingin dicapai secara realistis. Ketika memiliki target kamu akan makin paham tentang apa yang sudah seharusnya kamu capai di bulan ini, bulan selanjutnya, bahkan tahun depan.

Menjadi ambis bukanlah suatu hal yang salah. Seorang mahasiswa yang produktif tentu sangat bagus dan patut diapresiasi, akan tetapi menjadi seorang yang toxic productivity tidak perlu kamu tiru. Bukannya mendapat manfaat yang diinginkan, tetapi hanya lingkungan toxic saja yang diterima. Pintar-pintar memilah sesuatu yang berdampak baik dan hindari hal negatif, ya, GoodMates!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini