Jika bicara mengenai sungai di Indonesia, yang terlintas di pikiran mungkin adalah potret lingkungan air yang kebanyakan sudah lekat dengan kesan tercemar. Meski tak sepenuhnya salah, rupanya masih ada sungai di Indonesia yang mematahkan kesan tersebut, yakni Sungai atau Kali Biru Warsambin.
Kali Biru Warsambin belakangan tengah mencuri perhatian dan banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya yang memiliki hobi pelesiran ke berbagai destinasi wisata.
Bukan tanpa alasan, lantaran berdasarkan berbagai konten yang bermunculan di media sosial, sungai tersebut nampak memiliki warna air yang jernih. Saking jernihnya, warna yang nampak bahkan terlihat biru seperti kristal.
Benarkan kondisi nyata di Kali Biru Warsambin memang biru nan jernih seperti yang selama ini banyak disorot? Dan bagaimana kejernihan di sungai tersebut bisa tetap terjaga?
Pesona Danau, Teluk, dan Sungai di Indonesia dengan Perairan Jernih Sebening Cermin
Pesona tersembunyi di Raja Ampat

Kali Biru Warsambin berada di pedalaman hutan Kampung Wasandim, Teluk Mayalibit, wilayah Raja Ampat. Sungai ini meski jauh dan sangat sulit dituju, tapi kepopulerannya bisa dibilang sudah tersebar ke seluruh Indonesia.
Sungai ini terkenal akan jernihnya warna air sampai memperlihatkan bagian dasar sungai yang berisi bebatuan besar. Tampilan bebatuan tersebut nampak bisa dilihat dengan mata telanjang, tanpa harus menyelam dan nampak dangkal.
Padahal, kedalaman dari sungai Biru Warsambin sendiri diperkirakan mencapai sekitar 5 meter. Sementara itu di beberapa bagian sungai lain ada juga yang memiliki kedalaman sekitar 2-3 meter.
Rupanya, ada alasan tersendiri di balik masih bertahannya kebersihan Kali Biru Warsimbin, yakni peraturan ketat yang diterapkan bagi wisatawan yang datang. Disebutkan bahwa awalnya tidak boleh ada wisatawan yang berenang di sungai tersebut.
Namun sejak tahun 2016, mulai diperbolehkan aktivitas renang dengan beberapa peraturan. Di antaranya waktu berenang yang tidak boleh lebih dari 30 menit. Lain itu, mereka yang ingin berenang juga tidak boleh menggunakan produk pelindung kulit seperti sunblock, untuk melindungi air di sungai tersebut.
Teluk Kabui dan Pesona Pulau Karang di Raja Ampat
Tempat sakral dan legenda di baliknya
Alasan lainnya peraturan ketat diberlakukan adalah karena Kali Biru Warsimbin telah menjadi tempat yang sakral bagi masyarakat adat setempat, tepatnya masyarakat suku Mayalibit.
Suku Mayalibit juga memiliki cerita tersendiri yang menyebut, bahwa dulunya kala sebelum pergi berperang, para prajurit penduduk sekitar di masa lampu berendam di sungai agar lebih kuat untuk menaklukkan musuh.
Legenda masyarakat lainnya menceritakan jika ada buaya putih yang tinggal di sungai ini. Buaya tersebut konon akan menampakkan wujudnya, sebagai petunjuk jika ada masyarakat yang melanggar hukum adat.
Kali Biru sendiri juga punya sebutan yang berbeda-beda di masyarakat setempat. Beberapa penduduk menyebutnya dengan Waiyal. Di mana Wai berarti ‘air’, sementara Yal artinya ‘tahu apa yang terjadi esok hari’.
Adapun penduduk lainnya menamai Kali Biru dengan Warabiar. Dalam bahasa Papua, Warabiar artinya jernih.
Saking disakralkan, meski kini sudah diperbolehkan adanya wisatawan yang berenang rupanya juga ada batasan titik. Detailnya, wisatawan tidak diizinkan berenang di mata air yang terletak di dekat Kalibiru. Selain demi menjaga kemurnian air, hal tersebut juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur.
Untuk dapat berkunjung ke Kali Biru Warsambin, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan menggunakan speedboat dari Waisai, ibu kota Raja Ampat. Kemduian dari muara tempat kapal bersandar, wisatwan perlu melanjutkan trekking ke dalam hutan selama 30 menit dengan jalur jalan setapak.
Untuk bisa masuk dan menikmati keindahan sungai ini ditetapkan tarif yang mahal, yakni di kisaran Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Tentu, harga tersebut sangat masuk akal jika mempertimbangkan keindahan dan mengingat tujuan utama untuk mempertahankan kelestariannya.
Pulau Gam Tawarkan Keindahan Gua Batuan Karst dan Laguna Misterius di Raja Ampat
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News