Fakta Jurusan Hubungan Internasional, Tidak Melulu Tentang Jadi Diplomat

Fakta Jurusan Hubungan Internasional, Tidak Melulu Tentang Jadi Diplomat
info gambar utama

Salah satu jurusan kuliah yang dianggap classy bagi kebanyakan remaja, yaitu hubungan internasional. Terdapat banyak anggapan yang dikira jurusan ini harus bisa melakukan A, B, hingga C. Faktanya, tak sepenuhnya benar, terlebih lagi kalau kamu berpendapat bahwa hubungan internasional pasti hanya jadi diplomat.

Hubungan internasional merupakan jurusan yang saat ini sudah membahas lebih dalam mengenai bagaimana hubungan antar negara, aktor-aktor di dalamnya, isu kontemporer, globalisasi, bahkan feminisme. Dulunya, hubungan internasional sekadar pada lingkup peperangan maupun isu-isu politik.

Tiap jurusan tentu memiliki stereotip masing-masing. Begitu pula hubungan internasional. Misalnya, ketika kamu masuk jurusan ini kamu harus fasih bahasa Inggris, dapat berbicara minimal dua bahasa asing, ketika lulus hanya jadi diplomat, makanya prospek kerja kurang menjanjikan dan diminati.

Padahal, total yang ingin masuk dalam jurusan hubungan internasional dapat dikatakan sangat banyak hingga harus berebut kursi. GoodMates, anggapan dan pandangan orang lain yang sebetulnya bukan hal yang benar memang kerap kali membuat kamu overthinking, mungkin.

Fakta Mahasiswa Hubungan Internasional

Oke, yang pertama, mitos kalau kamu harus pandai bahasa Inggris dan bisa berbahasa asing, selain Inggris. Tidak perlu khawatir, GoodMates, anggapan seperti ini pasti salah satunya muncul karena nama jurusan yang mengenakan kata international.

Hubungan internasional memiliki jurnal dan paper yang mayoritas menggunakan bahasa Inggris. Untuk itu paling tidak kamu paham basic Inggris agar tidak kesulitan ketika menerjemahkan, tetapi saat ini juga tersedia banyak aplikasi penerjemah yang dapat kamu unduh.

Ketika kamu memang sudah fasih bahasa Inggris, tentunya akan menjadi keuntungan sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk kamu yang belum fasih bisa-bisa saja masuk jurusan ini asalkan tetap ada keinginan untuk belajar.

Kedua, fakta kalau kamu harus memiliki skill komunikasi dan berpikir kritis. Jurusan hubungan internasional memiliki mata kuliah, diantaranya diplomasi, pengantar studi perdamaian, filsafat ilmu sosial, politik luar negeri, politik internasional, isu-isu global kontemporer, bisnis dan perdagangan internasional, dan masih banyak lagi.

Dari gambaran beberapa mata kuliah diatas, GoodMates pasti paham mengapa kedua skill tersebut diperlukan. Yap, sistem pembelajaran yang mayoritas anak HI dapatkan perlu banyak sesi diskusi yang mana kamu sangat harus dapat berperan aktif.

Untuk dapat ikut menyambung dalam sesi diskusi, tentunya keterampilan berbicara dan bagaimana cara kamu berpikir dengan kritis untuk memberi pandangan atas permasalahan internasional yang terjadi begitu diperlukan.

Ketiga, mitos kalau prospek kerja hanya sekadar lingkup menjadi seorang diplomat. Nyatanya, selain diplomat, jurusan hubungan internasional juga dapat menjadi seorang negosiator, international servant, government relations officer, external affair officer sociopreneur, konsultan kebijakan, analis hubungan internasional, konsultan kebijakan, penulis, jurnalis, dan masih banyak lagi.

Terakhir, fakta bahwa kamu harus selalu up to date. Betul sekali jika sebagai mahasiswa hubungan internasional, maka permasalahan yang sedang terjadi di berbagai negara yang ada terutama mengarah pada sosial, politik, ekonomi, dan semacamnya harus selalu kamu ketahui.

GoodMates, oleh karena itu, perkembangan situasi dan kondisi dunia wajib hukumnya untuk kamu perhatikan karena hal tersebut yang menjadi topik utama bahan diskusi kelas maupun tugas-tugas paper dan presentasi yang diminta dosen.

Melalui penjelasan-penjelasan diatas sudah cukup jelas, bukan? Tidak semua yang banyak pihak tahu itu benar dan salah. Hal terpenting adalah jika kamu ingin menjadi salah satu bagian dari jurusan ini cukup tanyakan kembali pada diri sendiri, apakah ini sesuai dengan minat dan apa yang kamu mau pelajari lebih dalam lagi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini