Daya Pikat Belibis: Keindahan Siulan yang Bisa Dihargai Jutaan Rupiah

Daya Pikat Belibis: Keindahan Siulan yang Bisa Dihargai Jutaan Rupiah
info gambar utama

Belibis (Dendrocygna) adalah sekelompok unggas berparuh datar seperti siulan. Karena kekhasan ini, dalam bahasa Inggris dia dikenal sebagai whistling duck (itik bersiul). Sebagai anggota suku Anatidae, belibis memiliki kedekatan genetik dengan itik.

Di beberapa tempat di Indonesia, khususnya yang berawa-rawa, belibis diternakkan. Belibis goreng adalah alternatif dari panganan bebek goreng yang disukai orang. Selain itu belibis pun memiliki keistimewaan lain.

Belibis memang memiliki tiga keistimewaan yaitu, pandai bersiul seperti burung kicauan, mahir berenang bak itik, dan jago terbang jauh layaknya elang. Para pehobi burung kicauan memanfaatkan siulan belibis sebagai master pada burung kicauan kontes.

Dimuat dari Trubus berjudul Belibis Diburu dan Dilindungi disebutkan seekor belibis di Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, laku terjual Rp5 juta sebagai burung master. Sayang pembelinya yang merupakan orang terkaya di Tanah Banua tidak mau disebut namanya.

Riwayat Burung Puyuh, Si Kecil yang Tangguh Melintasi Samudra

Rudi Pelung. praktikus burung kicauan di Jakarta Timur menyebutkan belibis memang termasuk unggas yang dapat dijadikan master. Maksudnya suara belibis dapat ditirukan oleh burung kicauan lain seperti murai dan anis merah.

Gaya bersiul belibis memang khas, lehernya yang panjang mirip angsa bisa mendongak-dongak ke atas, sambil mengeluarkan suara berisik tapi merdu. Hal ini menjadikannya satu-satunya itik yang menjadi master bagi burung kicauan.

“Saat terbang siulannya bertambah khas karena berpadu dengan suara kepak sayap yang bergema. Sosok belibis juga unik karena berleher dan berkaki panjang serta berbulu indah,” ucap Faturahim peternak belibis di Amuntai, Kalimantan Selatan

Merayu betina

Faturahim menyatakan persentase burung belibis untuk menjadi master memang kecil. Dari 50 ekor belibis paling hanya 1-2 ekor yang memiliki siulan nyaring dan indah. Selain sebagai master, para pemburu belibis sudah melakukan seleksi suara untuk keperluan lain.

Selain itu belibis yang bersuara nyaring biasanya dipakai sebagai burung pemikat untuk menangkap belibis lain. Di balik siulan dan keindahan bulunya, belibis yang hidup dalam kawanan juga punya kisah menarik dalam menjalin cinta.

Pada musim kemarau mereka hidup bergerombol. Namun begitu masuk musim hujan tiba, mereka memasuki musim kawin. Belibis jantan akan mendekati kembali betina pasangannya dan mencumbunya.

Ada Berapa Banyak Spesies Burung di Indonesia Tahun 2022? Ini Statusnya

Belibis memang hewan monogami, hanya kawin dengan pasangan tetap selama bertahun-tahun. Faturahim mengamati kesetian belibis berpasangan tanpa selingkuh itu selama 13 tahun.

“Hanya kematian atau penangkapan oleh manusia yang memisahkannya,” katanya.

Bila demikian pasangan tersisa baru mencari pasangan lain sebagai pengganti. Tentunya menyedihkan, bila kisah cinta si burung paling setia itu banyak berakhir di tiang jala, para pemburu atau dalam jaring yang sama.

Budidaya yang sulit

Belibis yang memiliki banyak keunikan membuat beberapa orang mencoba memeliharanya. Tetapi segelintir yang berhasil mengembangbiakan. Memelihara belibis gampang-gampang susah, karena hewan ini mudah stres sehingga sulit mendapat keturunan.

Belibis biasanya terbang mengembara menjelajah angkasa dan luasnya lahan basah, Itulah biang keladi penangkaran belibis Dendrocygna arcuata selama 10 tahun terakhir. Biasanya karena belibis menjadi stres.

“Saya pernah coba pelihara 2 pasang di kandang kecil, tetapi mereka mogok makan lalu sakit dan mati,” kata Prof M Arief Soendjoto pengamat burung dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Merindukan Kicau Gelatik Jawa: Dahulu Dianggap Hama, Kini Terancam Punah

Dr Danang Biyatmoko ahli unggas dari Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat menyebut induk jantan akan memangsa telur sendiri karena merasa terancam kehidupannya alias stres.

Faturahim menjadi salah satu peternak belibis yang sukses. Alih-alih menjinakkan induk belibis berumur di atas 3 bulan, ia malah memesan anakan belibis pada seorang pemburu tahun 2000.

“Pemburu tradisional memiliki kearifan lokal. Mereka hanya menjaring induk dan membiarkan anakan. Saya justru pesan anakan meski ditertawakan,” ucapnya.

Soendjoto mengatakan kunci keberhasilan penangkaran Faturahim ialah kemampuannya membuat suasana kandang seperti miniatur ala, Sebut saja populasi yang dipelihara mencapai 41 ekor yang setara jumlah minimal satu kawanan belibis di alam.

Padahal banyak orang yang coba memelihara belibis hanya 1-2 pasang. Padahal naluri belibis adalah berkelompok dan tidak henti melakukan komunikasi antar sesamanya ketika berada di alam.

“Makannya dia disebut burung bersiul karena kicauannya terus-menerus,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini