Menikmati Wisata Religi Lewat Masjid dengan Identitas Suku Dayak di Palangkaraya

Menikmati Wisata Religi Lewat Masjid dengan Identitas Suku Dayak di Palangkaraya
info gambar utama

Menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, takheran jika Indonesia memiliki banyak masjid yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Yang menarik, desain bangunan masjid di Indonesia rupanya tak selalu memiliki bentuk masjid pada umumnya.

Kaya akan budaya, biasanya bangunan masjid di tiap daerah punya desain unik yang disesuaikan dengan ciri khas dan identitas budayanya masing-masing. Ciri khas itu bisa dilihat dari segi corak, bangunan, struktur, dan hal lainnya.

Misalnya di Padang, Sumatra Barat, ada masjid yang bagian atapnya bukan berbentuk kubah, melainkan mirip dengan rumah adat khas Sumbar yakni rumah adat Minangkabau. Takmau kalah, di Kalimantan Tengah tepatnya Palangkaraya, rupanya juga ada masjid dengan desain unik yang menggambarkan budaya adat Dayak khas Kalimantan, yakni Masjid Raya Darussalam Palangkaraya.

Untuk diketahui, sebenarnya di Kalimantan sendiri ada dua masjid dengan nama Masjid Raya Darussalam. Selain di Palangkaraya, masjid satunya lagi berada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Namun, yang memiliki corak khas suku Dayak dan ingin dibahas kali ini adalah masjid yang ada di Palangkaraya.

Seperti apa keunikannya?

Pesona Wisata Fakfak, dari Situs Purbakala Hingga Masjid Tertua

Ornamen khas suku Dayak

Masjid Raya Darussalam Palangkaraya | Sony Herdiana/Shutterstock
info gambar

Secara detail, Masjid Raya Darussalam Palangkaraya berada di Jalan G. Obos, Menteng, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya. Masjid ini ternyata kerap jadi salah satu destinasi wisata religi di Kalimantan Tengah.

Masjid ini sudah dibangun sejak tahun 1984 di atas lahan seluas 5 hektare di kawasan Islamic Center Palangkaraya. Begitu memasuki gerbang, pengunjung akan disambut dengan kemegahan masjid yang pada bagian gerbangnya, terlihat dua jalur jalan yang dibelah oleh hiasan kaligrafi.

Hiasan kaligrafi tersebut rupanya merupakan kalimat tauhid yang didesain menggunakan model khat Kufi. Simbol tersebut melambangkan ketauhidan untuk Islam dan merah putih untuk Indonesia.

Keunikan utama lainnya, bangunan masjid ini juga didominasi oleh ornamen khas suku Dayak yang sudah bisa ditemukan di bagian depan. Lebih detail, ornamen yang dimaksud adalah dua ornamen talawang atau perisai khas Suku Dayak berukuran raksasa.

Menurut penuturan Ketua Pengurus Masjid Raya Darussalam, pembuatan ornamen talawang rupanya memiliki filosofi sendiri, yakni sebagai simbol untuk menahan berbagai serangan yang datang dari luar.

Bangunan masjid terbesar di Palangkaraya ini terdiri dari tiga lantai. Pada lantai pertama merupakan tempat untuk sarana kantor pengelola serta beberapa ruangan spesial dengan luas kurang lebih 1.017 meter persegi.

Sementara itu di lantai dua dan tiga baru terdapat area yang diperuntukkan sebagai ruangan salat utama para jemaah dengan luas 2.028 meter persegi.

Jika ditotal secara keseluruhan, luas area bangunan yang dimiliki Masjid Raya Darussalam Palangkaraya berada di kisaran 3.358 meter persegi, dan dapat menampung hingga sebanyak 5.000 jamaah. Sementara itu di bagian halamannya yang memiliki luas sekitar 3.442 meter persegi juga dapat digunakan untuk tempat salat pada beberapa kesempatan istimewa, seperti Salat Jumat dan Salat Idulfitri.

Pada bagian luar tersebut, kapasitas jemaah yang dapat tertampung berada di kisaran 15.000 orang. Sehingga apabila dihitung secara keseluruhan, Masjid Raya Darussalam Palangkaraya dapat menampung hingga sebanyak 20.000 jemaah.

Masjid Walima Emas dan Tempat Wisata Religi di Kota Serambi Madinah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini