5 Minuman Khas Jogja yang Patut Kamu Coba, Ada yang Jadi Kegemaran Sultan Yogyakarta

5 Minuman Khas Jogja yang Patut Kamu Coba, Ada yang Jadi Kegemaran Sultan Yogyakarta
info gambar utama

Rasanya semua orang sepakat bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang punya tradisi kuliner yang kuat. Jogja punya makanan khas yang terkenal akan kelezatannya.

Makanan Jogja seperti gudeg sudah terkenal di mana-mana. Di berbagai daerah, masyarakat Indonesia lazim mengenak makanan khas Jogja saking terkenalnya.

Namun perlu diketahui, Jogja tidak hanya punya makanan khas yang lezat. Ada pula minuman yang juga nikmat.

Beberapa minuman khas Jogja cukup dikenal masyarakat. Selain itu, ada pula yang minuman yang namanya mungkin tidak begitu akrab di telinga.

GNFI mencatat 5 minuman khas Jogja yang nikmat. Siapa tahu, Kawan GNFI ada yang berminat mencicipinya. Berikut daftarnya:

1. Wedang Uwuh

Wedang uwuh adalah minuman yang keunikannya langsung tampak dari namanya. Dalam Bahasa Jawa, wedang uwuh artinya adalah minuman sampah.

Mengapa disebut minuman sampah? Ini karena wedang uwuh dibuat dari aneka macam rempah yang sekilas tampak seperti kumpulan sampah. Kendati namanya sampah, namun wedang uwuh tidaklah berbahaya. Sebaliknya, wedang uwuh sangat baik untuk kesehatan.

Wedang uwuh punya banyak manfaat berkat kandungan aneka rempah di dalamnya. Seperti ditulis dalam laman SiBakul milik Pemprov Kota Yogyakarta, bahan dasar wedang uwuh adalah jahe, kayu secang, kayu manis, cengkeh, dan gula batu. Masing-masing rempah punya kandungan manfaatnya masing-masing.

Jahe punya sifat antikoagulan atau anti pembekuan darah. Selain itu, jahe mampu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Bahan wedang uwuh lain yang sangat kaya manfaat adalah kayu secang. Di dalam kayu secang terdapat senyawa aktif yang mampu menghambat produksi asam urat dalam tubuh serta meredakan rematik dan pembengkakan.

Kemudian kayu manis bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Lalu gula batu bisa meredam nyeri, perut mulas karena masuk angin, melancarkan sirkulasi darah, hingga mengatasi gangguan lambung.

Untuk rasa, cengkeh punya peran penting. Cengkeh memberikan sensasi rasa dan aroma yang nikmat dalam wedang uwuh.

2. Kopi Joss

Kopi adalah minuman sejuta umat di Indonsia. Saat ini, kopi juga punya banyak penggemar.

Ada bermacam-macam jenis kopi yang dikenal. Namun kopi joss jelas berbeda dan sangat unik. Mengapa demikian? Karena kopi joss dihidangkan dengan arang di dalamnya.

Ya, arang yang masih membara dimasukkan ke dalan gelas berisi kopi. Seperti pernah ditulis GNFI sebelumnya, arang diambil dari dalam tungku api lalu diketuk-ketuk untuk menyingkirkan debunya. Saat arang dicelupkan, kopi dalam gelas akan meletup-letup hingga nyala arang mati dengan sendirinya.

Kopi yang unik dan tidak biasa ini punya manfaat bagi kesehatan. Arang yang dibakar dengan suhu mencapai 250 derajat celcius,akan berubah menjadi karbon aktif yang mampu mengikat racun yang ada didalam tubuhorang yang mengonsumsinya.

Penjual kopi joss biasa ditemui di sekitaran Jalan Malioboro, sembari menikmat suasana Jogja pada malam hari, Kawan GNFI bisa menikmati segelas kopi joss.

3. Bir Jawa

Jogja ternyata punya bir sebagai minuman tradisionalnya. Eits, tunggu dulu. Bir satu ini jauh berbeda dengan bir yang biasa dikenal.

Bir ala Jogja bernama Bir Jawa. Dari informasi Dinas Kebudayaan DIY, diketahui minuman ini terbuat dari ramuan jahe, batang serai, cengkeh, kayu manis, mesoyi, daun pandan, gula, air, dan air jeruk nipis yang direbus.

Karena komposisinya yang sebagian besar terdiri dari rempah-rempah, bir jawa jelas tidak memabukkan. Sebaliknya, bir jawa justru menyehatkan dan bisa menghangatkan badan.

Menariknya lagi, bir jawa ternyata adalah minuman Sultan Yogyakarta. Alkisah, Sri Sultan Hamengku Buwono VIII terkadang mengisi waktu pada sore hari dengan makan makanan kecil seperti pisang, keju, atau roti. Kegiatan menikmati kudapan itu lalu dilengkapi dengan minum bir Jawa.

Perlangkapan minum bir jawa ala Sultan pun spesial. Bir jawa biasanya ditampung pada wajah berupa kendi kaca atau kristal yang tutupnya terbuat dari emas. Saat diminum, bir jawa dituangkan ke dalam gelas yang juga terbuat dari emas dan baki tempat meletakkannya pun terbuat dari emas pula.

4. Es Semlo

Es semlo tergolong minuman yang agak berat. Sebab, wujudnya tidak hanya air, namun juga ada potongan buah pisang di dalamnya.

Nama es semlo juga bisa jadi asing di telinga. Maklum saja, penjual es ini memang tidak terlalu banyak sehingga agak jarang ditemui dibandingkan minuman khas Jogja lain.

Es semlo terdiri dari kuah dan isian. Menurut Agustina Dwi Rahayu dalam buku Jejak Rasa dari Yogyakarta, kuah es semlo terbuat dari aneka rempah-rempah seperti daun pandan, cengkeh, kayu manis, dan kayu secang. Campuran rempah tersebut lalu ditambahkan gula dan perasan air jeruk nipis.

Sementara itu, isian es semlo adala potongan buah pisang kepok. Wujud dari es semlo berwarna merah, di mana warna ini dihasilkan dari kayu secang.

Jika melihat bahan-bahan kuahnya, es semlo mirip seperti wedang uwuh dan bir jawa yang juga sama-sama menggunakan rempah-rempah. Hanya saja, perbedaan yang paling jelas ada pada isian pisangnya.

Seperti bir jawa, es semlo juga merupakan minuman kesukaan petinggi Keraton Yogyakarta. Sultan Hamengku Buwono IX sangat menyukai es semlo sehingga minuman ini sering disajikan pada setiap kegiatan di keraton dan menjadi minuman khas Jogja.

5. Wedang Ronde

Selain wedang uwuh, ada pula wedang ronde. Kawan GNFI mungkin tidak asing dengan minuman satu ini. Selain di Jogja, wedang ronde juga kerap ditemui di berbagai daerah di Indonesia.

Masih seperti wedang uwuh, bagian penting dari wedang ronde adalah air hasil rebusan aneka rempah-rempah. Hal yang membuat wedang ronde berbeda adalah keberadaan adonan ketan berbentuk bulat yang dimasukkan ke dalamnya.

Adotan ketan bulat itulah yang disebut ronde. Menariknya, ronde sebetulnya berasal dari China. Agustina Dwi Rahayu menjelaskan jika di China, ronde disebut dengan tangyuan atau yuanxiao. Cara membuatnya yakni tepung ketan dicampur air, diberi isian kacang atau gula merah, dibentuk bola, lalu direbus.

Ronde di China biasanya menjadi makanan untuk disantap bersama keluarga. Fungsi ronde seperti demikian terefleksikan dari filosofinya. Ada pendapat jika bentuk ronde yang bulat adalah simbol kebersamaan keluarga.

Wedang ronde biasanya dijual pada malam hari. Kuah panas dengan rempah-rempah yang adadi dalamnya memberikan efek hangat kepada tubuh sehingga minuman ini cocok dinikmati di tengah dinginnya malam.

Secangkir Kopi Coloi: Kenikmatan yang Bawa Kesejahteraan Warga Manggarai

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini