Hari Mental Sedunia Kesehatan Jiwa Kunci Kebahagiaan Hidup

Hari Mental Sedunia Kesehatan Jiwa Kunci Kebahagiaan Hidup
info gambar utama

Seperti halnya pentingnya menjaga kesehatan fisik, kesehatan mentalmu juga perlu diperhatikan. Jika kesehatan mental terganggu, kondisi fisik dan kualitas hidupmu bisa menurun. Melalui Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022 yang jatuh pada 10 Oktober memberi kesempatan kita untuk menyalakan kembali kepedulian dan upaya untuk meningkatkan kesehatan mental. Tahun ini, Hari Kesehatan Mental Sedunia mengangkat tema "Make Mental Health for All a Global Priority" atau "Menjadikan kesehatan mental untuk semua sebagai prioritas global atau mendunia".

WHO berpesan bahwasanya kita harus berkomitmen untuk memperjuangkan kesehatan mental, sebagai individu, komunitas, dan pemerintah. Lalu mulai saling bersinergi melalui keterlibatan dan investasi oleh semua pemangku kepentingan di semua sektor. “Kita harus memperkuat perawatan kesehatan mental sehingga spektrum penuh kebutuhan kesehatan mental terpenuhi melalui jaringan layanan dan dukungan yang dapat diakses, terjangkau, dan berkualitas berbasis komunitas,” jabar WHO melalui lamannya.

Hal senada diutarakan oleh Dosen Fakultas Keperawatan (FKp) Unair Dr Hanik Endang Nihayati S Kep Ns M Kep, mengatakan di arus globalisasi yang kuat menjadi tantangan tersendiri untuk membangun ketahanan diri secara mental, dan menyehatkan jiwa. “Kesehatan jiwa menjadi kunci untuk menjadi diri sendiri sehingga bisa bersosialisasi dengan baik, memberi energi positif, dan tentunya berpikiran positif” ujar Dr Hanik melalui Unair News.

Mahasiswa FKp Unair Angkatan 2020 di Hari Kesehatan Mental Sedunia berkontribusi dengan membagikan bingkisan snack beberapa kata motivasi di Gedung Kuliah Bersama Kampus C UNAIR Mulyorejo, Senin (10/10/2022). Dr Hanik sebagai dosen pengampu mata kuliah kesehatan jiwa mengingatkan Goodmates untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. “Kita tidak akan pernah tahu apa yang dirasakan oleh teman-teman kita. Mungkin saja mereka sedang berada di masa sulitnya,” tuturnya.

Kontribusi mahasiswa FKp Unair lakukan sosial support di Hari Kesehatan Mental Sedunia. Foto: Unair News

Dengan begitu, lanjut Dr Hanik, dengan membagikan snack merupakan salah satu bentuk kepedulian tim untuk memberi semangat sehingga dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri mereka.

Upaya Menekan Gangguan Kesehatan Mental

Indonesia sendiri masih berjuang dan terus mengupayakan aktivitas berkaitan dengan kesehatan mental. Dr Hanik menyampaikan beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya:

  1. Melakukan sosialisasi di sekolah,
  2. Melakukan pendampingan saudara yang mengalami gangguan kesehatan mental
  3. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama mulai dari hal-hal yang sederhana.

Yang paling utama adalah berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Hal terpenting menjadi manusia menurut Dr Hanik adalah menjadi tempat cerita atau curhat untuk mengurangi beban hidup. “Semisal bingung ataupun takut untuk bercerita ke siapa, cerita saja ke psikolog, justru hal tersebut sangat baik,” paparnya.

Berdasarkan Alodokter, psikolog dan psikiater memiliki peran tersendiri. Psikolog sendiri julukan bagi seseorang yang mendalami ilmu psikologi. Seorang psikolog biasanya menggunakan metode psikoterapi untuk membantu pasien mengatasi masalah yang memengaruhi kondisi mental dan kesehatannya. Sedangkan Psikiater merupakan seorang dokter spesialis yang mendalami ilmu kesehatan jiwa dan perilaku atau psikiatri. Psikiatri merupakan cabang keilmuan medis yang memiliki fokus pada diagnosis, pengobatan, dan pencegahan terhadap gangguan emosional, kejiwaan, maupun perilaku.

“Kesehatan jiwa itu berasal dari dalam diri, dari rasa tenang dan bahagia. Oleh karena itu penting untuk selalu berpikiran positif. Selain itu memilih penyelesaian masalah yang tepat dan utamanya selalu mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan terbesar,” tutup Dr Hanik.

Referensi: Unair News | WHO | Alodokter

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini