5 Tokoh Besar Asal Bugis Makassar yang Diakui Dunia

5 Tokoh Besar Asal Bugis Makassar yang Diakui Dunia
info gambar utama

Bugis dan Makassar adalah ibarat pinang dibagi dua (Alosi Ripolo Dua) yang lahir dari rahim kebudayaan yang sama tetapi tetap menyimpan perbedaan pada aspek tertentu khususnya bahasa percakapan.

Salah satu kesamaannya adalah sama - sama menghasilkan banyak tokoh dan pejuang yang tidak hanya mengharumkan nama daerah tetapi juga beberapa dari mereka telah diakui oleh dunia.

Siapa sajakah mereka?. Berikut rangkumannya.

1. Syekh Yusuf Al - Makassari

Syekh Yusuf Al-Makassari atau nama lengkapnya adalah Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani merupakan salah seorang ulama keturunan Makassar.

Ia lahir pada 3 Juli 1626 dari pasangan Abdullah dan Aminah. Ketika lahir ia dinamakan Abadin Tadia Tjoessoep atau Muhammad Yusuf oleh Sultan Alauddin, raja Gowa pertama yang masuk Islam

Ia menghabiskan masa mudanya belajar islam pada ulama-ulama terkemuka dunia di masanya. Ia mengembara ke Madinah, Mekkah, hingga Damaskus dan Yaman untuk menimba ilmu selama kurang lebih 20 tahun.

Karena pengikutnya yang sangat banyak dan sekaligus perlawanannya terhadap kolonialisme Belanda, ia diasingkan ke Sri Lanka dan berakhir di Cape Town, Afrika Selatan hingga akhir hayatnya pada Mei 1699.

Atas jasanya menyebarkan islam di Afrika Selatan dan menginspirasi Nelson Mandela melawan politik Aparteid, ia dianugerahi Ordo Sahabat Oliver Thambo, yakni sebagai pahlawan Nasional Afrika selatan pada 2009 oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki.

Ia juga digelari Tuanta Salamaka ri Gowa (Tuan Guru Penyelamat Kita dari Gowa) oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

Makamnya berada di sebelah timur Cape Town yang dikenal sebagai Desa Macassar. Nama ini diberikan sebagai bentuk penghargaan dari Nelson Mandela kepada Syekh Yusuf yang lahir di kota Makasar, Sulawesi Selatan

2. BJ Habibie

Baharuddin Jusuf Habibie atau disingkat BJ Habibie adalah tokoh yang dijuluki sebagai Mr.Crack karena teorinya (crack propagation on random) menjadi solusi atas permasalahan sayap dan badan pesawat yang pada saat itu belum terpecahkan oleh dunia.

Habibie kecil dilahirkan pada 25 Juni 1936 di Kota Pare-Pare, Sul-Sel. Kota ini merupakan tempat tinggal Habibie sewaktu kecil bersama kedua orang tuanya sebelum akhirnya ia melanjutkan studinya di ITB dan Jerman.

Puluhan tanda kehormatan dan penghargaan internasional telah disematkan pada BJ Habibie. Mulai dari anggota kehormatan di berbagai negara dunia hingga bintang kehormatan, baik sipil maupun militer kelas tertinggi.

Selain kontribusi pada bidang teknologi pesawat terbang, kisah cinta antara Habibie dan Ainun adalah bagian yang layak menginspirasi kawula muda dan tua. Di sana ada nilai kesetiaan, kemesraan hingga perjuangan.

3. Jusuf Kalla

Jusuf Kalla lahir di Watampone, Bone, Sul - Sel pada 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, seorang pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group

JK, begitu sapaan akrabnya, dikenal karena berhasil menduduki wakil presiden Indonesia sebanyak dua kali, pertama berpasangan dengan SBY periode 2004 - 2009, dan kedua berpasangan dengan Jokowi periode 2014-2019.

JK sangat berjasa pada berbagai resolusi konflik dengan tampil sebagai juru damai pada konflik Ambon, konflik Poso hingga konflik Aceh. Terakhir ia memperoleh penghargaan tertinggi dari Kekairan Jepang yakni Grand Cordon of the Order of ther Rising Sun

4. Habib Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab lahir di Sidrap, Sulawesi Selatan, pada 6 Februari 1944 dari pasangan Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisyi. Ia adalah anak keempat dari 12 bersaudara.

Ia mengawali pendidikan formalnya di Makassar lalu pindah ke pesantren di Malang. Kesarjanannya berlanjut ke Al-Azhar, Kairo hingga menyelesaikan disertasinya di bidang tafsir dengan predikat penghargaan Mumtaz Ma’a Martabah asy-Syaraf al-Ula (Summa Cum Laude).

Nama Quraish Shihab masuk dalam daftar '500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia'. Dalam situs themuslim500.com, namanya tertuang berkat jasa-jasanya dalam mengembangkan ilmu keislaman di berbagai bidang.

Tidak kurang dari 60-an karya tafsir dan buku-buku bernas yang telah ia hasilkan. Karya dengan konteks yang aktual serta bahasa yang mudah dipahami, membuat namanya melesat sebagai akademisi yang progresif mengembangkan ilmu al-Qur'an

5. Imam Shamsi Ali

Muhammad Syamsi Ali, atau Shamsi Ali adalah imam di Islamic Center of New York dan direktur Jamaica Muslim Center, sebuah yayasan dan masjid di kawasan timur New York, Amerika Serikat, yang dikelola komunitas muslim asal Asia Selatan.

Shamsi Ali lahir 5 Oktober 1967 di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Ia menimba ilmu di Pesantren Muhammadiyah "Darul-Arqam" Makassar. Setelah itu melanjutkan pendidikan formalnya di Universitas Islam Internasional, Pakistan.

Kontribusinya dalam kegiatan dakwah Islam dan komunikasi antaragama di Amerika Serikat membawa namanya masuk daftar tujuh pemimpin agama paling berpengaruh di New York oleh New York Magazine pada 2006.

Melansir laman voi.id, bahwa ia bahkan berhasil mendirikan pondok pesantren pertama di negeri Paman Sam tersebut. Pembangunan tersebut menelan biaya sebesar 700 miliar di atas tanah seluas 7,4 hektar.

Ia merupakan satu dari 100 orang penerima 2009 Ellis Island Medal of Honor Award, penghargaan non-militer tertinggi yang diberikan kepada imigran yang memberikan kontribusi besar kepada masyarakat Amerika dan dunia oleh Organisasi Koalisi Etnik Nasional

Demikianlah beberapa tokoh besar yang tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tetapi juga Indonesia.

Tanpa mengkerdilkan peran dan sumbangsih para tokoh lain yang tak disebutkan namanya, nama-nama diatas hanyalah disusun berdasarkan kontribusi mereka yang telah mendunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini