Kamus Bahasa Makassar (2) : Panduan Menggunakan Imbuhan "Jki, Ple, Di, dan Meki"

Kamus Bahasa Makassar (2) : Panduan Menggunakan Imbuhan "Jki, Ple, Di, dan Meki"
info gambar utama

Bahasa Makassar adalah bahasa daerah yang identik dengan penggunaan partikel seperti "mi, ji, ki" dan sejenisnya. Belum lagi logat atau aksennya yang khas membuat orang Makassar sangat mudah dikenali ketika berada di luar Sulawesi.

Sekeras apapun usaha orang Bugis-Makassar menggunakan logat Jakarta atau "elu-gue" dalam percakapan misalnya, aksen kedaerahannya akan tetap mudah ditandai.

Di panduan sebelumnya, saya telah menjelaskan beberapa konteks penggunaan partikel seperti "ji", "ki", "mi", "mo" dan "pi".

Nah pada tulisan kali ini, saya akan jabarkan penggunaan partikel logat Makassar lainnya.

1. Partikel "Di’"

Apa di’, sulitka jelaskanki pakai kata-kata
(Apa yah, sulit saya jelaskan pakai kata-kata)

Partikel “di” pada penggalan kalimat di atas dapat dimaknai seperti imbuhan "yah" pada bahasa Indonesia. Selain itu, ia bisa juga bermakna permintaan. Misalnya ;

  • "Temanika di’ ke Pasar Butung besok" = Temani saya yah ke Pasar Butung besok.

  • "Besok pi di’ Saya bawakan uang arisanku" = Besok yah baru saya bawakan uang arisanku

2. Partikel "Pale’"

Maafkan ka pale’, tidak bermaksudka seperti itu
(Tolong maafkan saya, saya tidak bermaksud seperti itu)

Partikel "ple" pada penggalan kalimat di atas dapat bermakna permintaan. Selain itu, partikel tersebut juga bisa bermakna penegasan akan sesuatu, misalnya;

  • "Kau ple’ yang datang kerumah kemarin" = Ternyata kamu yang datang ke rumah kemarin.

  • "Kerumah ta' ma' ple’ kalau siap mki'" = Kalau gitu, saya (siap) kerumah kamu jika kamu (juga) sudah siap (konteks lamaran).

3. Partikel jki dan jko

Bagaimana kabar ta’ sekarang? Baek-baek jki?”
(Gimana kabarmu sekarang? Baik-baik saja?)

Partikel “jki” pada penggalan kalimat di atas bermakna penegasan, seperti partikel “kan”, atau “yah” dalam bahasa Indonesia.

Contoh lain misalnya;

  • "Jadi jki datang kerumah besok ?" = Jadi kan kamu datang ke rumah besok ?
  • "Mau jko ikut ke Pantai Bira ?" = Kau mau ikut kan ke pantai Bira ? ("jko" untuk teman sebaya)

4. Partikel Meki/ Mki

Di sini meki cuci sepatu ta, lagi promo boscu
(Di sini saja cuci sepatu, lagi promo bosku)

Kata “meki” di atas jangan disalah-artikan. Kata itu bukan bermakna alat kelamin perempuan, tetapi maknanya sama seperti kata “saja”.

Jadi penggunaan kata “meki” dalam penggalan kalimat di atas memberi penegasan pada kata “di sini”.

Contoh lainnya;

  • "Mana meki/mki, dari tadima menunggu" = Kamu di mana, dari tadi saya lama menunggu.

  • "Di sana mki singgah makan, enak ki" = Di sana saja (warung makan) kita singgah makan, enak (makanannya)

Nah sebenarnya masih banyak varian partikel lain yang agak sulit dijelaskan secara detail melalui tulisan, sebab ia terikat konteks wilayah.

Misalnya penggunaan partikel "do" bagi orang Bulukumba, atau partikel "jeka" bagi orang Jeneponto. Adapula partikel "lo" bagi bahasa Bugis orang Sinjai

Selain itu, hal terpenting adalah memperhatikan cara pengucapannya (pronounciation), sebab beda intonasi, beda arti.

Misal penggunaan kalimat "Apa ji". Jika diucapkan dengan nada tanya, maka kalimat tersebut bermakna meminta kejelasan akan sesuatu. Ketika kalian mendengar kalimat "Apa ji liburan di Bali", maka itu sama dengan meminta kepastian apakah liburan di Bali jadi atau tidak.

Namun jika kalimat "Apa ji" diucapkan dengan nada datar, maka dapat dimaknai sebagai meremehkan atau kekesalan pada seseorang. Misal "Apa ji kau tidak datang di acaraku" berarti sama dengan orang itu kesal sama kamu karena tidak hadir di acaranya.

Sebagai penutup, sesungguhnya menentukan kapan menggunakan partikel-partikel di atas secara tepat perlu melibatkan "intuisi" dan "pengalaman" menjadi orang Bugis-Makassar.

Kendati butuh pemahaman konteks yang lebih banyak, minimal kalian (entah yang penasaran atau sedang PDKT dengan orang Bugis-Makassar) telah mengenali beberapa partikel logat kota Daeng ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini