Kamus Bahasa Makassar : Panduan Menggunakan Imbuhan "Ji, Ki, Mi, Mo"

Kamus Bahasa Makassar : Panduan Menggunakan Imbuhan "Ji, Ki, Mi, Mo"
info gambar utama

Bahasa Makassar kerap menggunakan imbuhan "Ji, Ki, Mi, Mo" pada kalimat yang digunakan. Selain itu bahasa makassar adalah satu dari sekian bahasa daerah yang menghiasi lalu lintas percakapan orang Sulawesi Selatan, khususnya di kota Makassar.

Sebagai pemuda yang lahir dan tumbuh kembang di kota Daeng, saya perlu tegaskan bahwa antara bahasa Makassar dan Logat Makassar adalah dua hal yang berbeda.

Yang pertama disebut adalah bahasa daerah asli untuk suku Makassar tanpa ada campuran bahasa Indonesia, sedangkan logat makassar adalah semacam dialek atau perbendaharaan kata yang khas dari orang Makassar yang telah bercampur bahasa Indonesia.

Singkatnya, orang yang bercakap menggunakan logat makassar berarti dia berbahasa Indonesia menggunakan berbagai istilah dan aksen yang khas orang Makassar.

Nah diantara warna logat Makassar adalah penggunaan imbuhan "Mi, Ji, Ki, Pi, Mo, Di, Ple, Jki dan Meki". Seringkali yang bukan penutur bahasa Makassar dibuat bingung dengan banyaknya tambahan partikel tersebut.

Berikut adalah panduan cara menggunakannya;

1. Partikel "Ji"

Kita’ ji kusayang, mengertiki perasaanku kodong”
(Hanya kamu yang saya sayang, tolong mengerti perasaan saya)

Penggalan kalimat di atas adalah contoh penggunaan partikel “ji”. tambahan "ji" tersebut dapat dibilang sebagai bentuk penegasan pada kata "kamu" sebagai satu-satunya orang yang disayang.

Nah kalian tidak perlu bingung. Kata "kita" bagi orang Makassar adalah versi sopan untuk kata "kamu".

Contoh lain misalnya,

  • Mauji kah ikut Rabaning besok ke Makassar” = Apakah Rabaning benar mau pergi ke Makassar besok ?.

  • Jadiji kira-kira itu Anies dicalonkan sebagai Presiden?" = Apakah betul jadi Anies dicalonkan sebagai Presiden?.

Selain bermakna penegasan, partikel “ji” juga bisa bermakna “saja” dalam bahasa Indonesia. Misalnya,

  • "Sebenarnya biasa-biasaji perasaanku sama kita' " = Sebenarnya perasaan saya cuman biasa saja sama kamu.

2. Partikel "Ki atau Ko"

Makanki boscu, janganki malu-malu”
(Silahkan dimakan bos, jangan lah malu - malu)

Partikel “ki” pada penggalan kalimat diatas dapat bermakna pengarahan yang sopan. Selain itu, imbuhan tersebut bisa juga bermakna penegasan atau permintaan seperti ;

  • "Janki’ lama mandi, adama di depan rumah ta" = Tolong janganlah lama mandi, saya sudah ada di depan rumah kamu (menunggu).

  • "Masa marahki, biar begitu ji" = Serius kamu marah ?, padahal cuman hal begitu (sederhana) saja.

Adapun partikel "ki" diganti "ko" digunakan pada teman sebaya yang akrab atau yang lebih muda dari kita. Misalnya;

  • "Mauko makan coto besok ?" = kamu mau makan coto besok ?.

  • "Lagi marahanko sama pacarmu?" = kamu lagi marahan sama pacarmu ?

3. Partikel "Mi"

Nikmatimi dlu gajimu, mumpung belum menikah
(Nikmati saja dahulu gajimu, mumpung kamu belum menikah)

Partikel “Mi” pada penggalan kalimat diatas bisa bermakna penegasan pada kata "nikmati". Selain itu, ia bisa juga bermakna mempersilahkan, seperti

  • "Makanmi itu, tidak adaji yang punya" = Silahkan dimakan itu (makanan), tidak akan ada yang makan = (mempersilahkan)

  • Itumi calon suamimu? Kukira Cokelat atau Kacang ijo ? = Itukah calon suamimu ? Saya kira polisi atau Tentara ? (penegasan)

4. Partikel "Mo"

Sedikitmo kita' makan, nanti makan jki lagi di pengantin
(Sedikit saja kamu makan, nanti kamu bisa makan lagi di acara pengantin)

Pada dasarnya, partikel "mo" sama dengan kata “saja” dalam bahasa Indonesia. Contoh lain lagi, misalnya;

  • "Kaumo yang ke acaranya pak Burhan, sibukka" = Kau saja yang ke acaranya pak Burhan, saya lagi sibuk).

  • "Itumo baju ko pake', serasi dengan rok mu" = Baju itu saja yang kamu pakai, serasi dengan rok mu

5. Partikel "Pi"

Belumpi cukup uang Panai’ ku, Tahun depanpi baru kerumahta ka”
(Uang Panai’ saya belum cukup, Tahun depan saja saya kerumah kamu (perempuan))

Partikel “pi” pada penggalan kalimat di atas bermakna penegasan kata “belum” dan kata "tahun depan". Contoh konteks kalimat lain misalnya;

  • "Ayo makan Pisang Epe’, Saya pi yang traktirko" = Ayo makan Pisang Epe’, Saya saja yang bayar nanti

  • "Sudah pi shalat isya baru kujemputki" = Sudah sholat isya saja baru saya jemput kamu (sopan)

Nah itulah beberapa contoh konteks penggunaan partikel dalam logat Makassar. Sebenarnya tidak hanya 5 partikel di atas, masih banyak yang lainnya.

Jika kalian masih penasaran, dapat membaca jenis partikel lainnya di sini.

Semoga dapat menambah bahan obralan dengan gebetanmu yang berasal dari Makassar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

AF
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini