Kota Lama Semarang: Sejarah dan Kompleks Bangunan Tua ala Eropa

Kota Lama Semarang: Sejarah dan Kompleks Bangunan Tua ala Eropa
info gambar utama

Jika Anda berkesempatan untuk mengunjungi Kota Semarang, maka cobalah untuk mampir ke Kota Lama Semarang. Tempat wisata yang terkenal dengan nuansa gedung-gedung tua ini menarik untuk dikunjungi, baik sekadar untuk berfoto, atau untuk mempelajari sejarah yang ada di kota ini.

Menelusuri Kota Lama Semarang bisa menjadi hal yang menyenangkan bagi Anda pemilik jiwa petualang. Selain karena indahnya bangunan-bangunan tua di kawasan ini, area di sini juga tertata rapi. Kalau tidak ingin menelusuri kawasan sendirian, Anda juga bisa ikut tur reguler yang diselenggarakan oleh komunitas walking tour di sini. Menarik, bukan?

Sejarah Singkat Kota Lama Semarang

Nah, sekarang kita coba telusuri lebih dulu mengenai sejarah Kota Lama Semarang, yuk!

Kota Lama di Semarang ini bisa dibilang sebagai Little Netherland, lho. Karena, bangunan-bangunan tuanya memang ala Belanda sekitar tahun 1700-an.

Baca juga: 10 Spot Foto Estetik di Kota Lama Semarang

Adanya bangunan-bangunan ala Eropa tersebut berasal dari kesepakatan antara Kerajaan Mataram Islam dan VOC. Pihak Belanda tertarik untuk menguasai Semarang, karena potensi wilayahnya. Singkat cerita, kesepakatan tersebut terjadi pada tanggal 15 Januari 1678. Sejak saat itulah didirikan berbagai bangunan ala Eropa di kawasan Kota Lama yang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan Belanda.

Oh iya, dulu namanya bukan Kota Lama Semarang, melainkan de Europeesche Buurt.

Ada Apa Saja di Kota Lama Semarang?

Kalau Anda menyambangi kawasan Kota Lama, Anda juga sekaligus mengunjungi wisata sejarah lainnya, seperti Gereja Blenduk, Gedung Oudetrap, Gedung De Spiegel, dan Marba, dan lainnya.

1. Gereja Blenduk

gereja blenduk

Tampak suasana gereja dari depan Foto: Jatmika Jati/ Wikimedia Commons

Gereja yang satu ini sangat populer di kalangan masyarakat Semarang. Bangunan ini sudah berdiri selama lebih dari dua setengah abad! Ternyata, dulu namanya bukan Gereja Blenduk, melainkan Nederlandsch Indische.

2. Gedung Jiwasraya

gedung jiwasraya

Foto: Atalestari/Tripadvisor

Terletak di seberang Gereja Blenduk, ada Gedung Jiwasraya yang merupakan kantor yang bergerak di bidang asuransi jiwa. Gedung ini menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang ada di kawasan Kota Lama Semarang. Dulunya, gedung ini bernama Herenstraat.

3. Gedung Marba

gedung marba

Gedung Marba Foto: Djunaidibd/Wikimedia Commons

Gedung Marba terletak di salah satu sudut Kota Lama, seberang Taman Srigunting. Bangunan unik dengan ciri khas berwarna merah putih itu awalnya merupakan kantor usaha pelayaran, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). Dinamakan Gedung Marba, karena dulunya bangunan ini berdiri sekitar abad ke-19 dan diprakarsai oleh Marta Badjunet, seorang warga Yaman yang merupakan saudagar kaya pada masa itu. Itulah mengapa gedung tersebut dinamakan Gedung Marba.

Baca juga: Menjelajahi Indahnya Nuansa Eropa di Kota Lama Semarang

4. Taman Srigunting

srigunting park

Salah satu sudut taman Srigunting Semarang yang asri. Foto: De's Friend/Flickr

Taman Srigunting merupakan salah satu landmark di kawasan Kota Lama Semarang. Pada masa pemerintahan Belanda, taman ini digunakan untuk panggung parade. Sekarang, taman ini menjadi salah satu tempat terbuka bagi Anda yang ingin sekadar duduk-duduk santai dan berkumpul dengan teman-teman.

5. Gedung Oudetrap

gedung oudetrap

Suasana gedung outdetrap lama. Foto: Kukuh R./GoogleMaps

Di dekat Taman Srigunting, ada Gedung Oudetrap yang juga peninggalan kolonial Belanda. Gedung ini dulunya digunakan sebagai gudang cengkeh, rempah, dan gambir. Itulah mengapa dulunya gedung ini terkenal dengan nama Gedung Gambir. Sekarang, gedung ini digunakan sebagai pusat informasi Kota Lama miliki Pemerintah Kota Semarang.

Baca artikel: Rekomendasi Tempat Wisata Hidden Gems di Kota Semarang

Oke, segitu dulu informasi mengenai Kota Lama Semarang. Tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata ini dan menelusuri berbagai bangunan di setiap sudut kawasannya?



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan R. Putra lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel R. Putra.

Terima kasih telah membaca sampai di sini