Pulau Sabang, Keindahan Panorama Ujung Barat Indonesia yang Buat Jatuh Cinta

Pulau Sabang, Keindahan Panorama Ujung Barat Indonesia yang Buat Jatuh Cinta
info gambar utama

Sabang menjanjikan keindahan alam bagi setiap pengunjungnya. Gerbang barat Indonesia itu menggenapi janjinya ketika pengunjung menginjakkan kaki di sana. Gugusan perbukitan berselimut warna hijau membentang di depan mata.

Weh, pulau di ujung barat Indonesia dan pemerintah kotanya berpusat di Sabang, menyimpan keelokan. Tata kotanya sangat rapi. Peneduh alami berupa pohon-pohon besar dengan diameter sedikitnya 2 meter juga berjajar rapi di sepanjang jalan kota.

Di sana terdapat pohon asam jawa (Tamarindus indica linn) dan trembesi (Samanea saman atau Albizia saman) mendominasi. Model penamaan seperti ini diawali di Jawa oleh Gubernur Jenderal pada awal abad ke 19 di sepanjang Anyer-Panarukan.

“Di trembesi juga jadi peneduh,” tulis Agustinus Handoko, Amanda Putri Nugrahanti, dan Mulyawan Karim dalam Sabang, Gerbang Keindahan Indonesia dalam Litbang Kompas.

Kisah Seribu Benteng Sabang: Saksi Pangkalan Militer Penjajah Kolonial

Disebutkan Agustinus dkk, jalanan Kota Sabang beraspal halus, lebar, dan berkontur naik turun. Sungguh eksotis. Banyak turis terkagum-kagum mendapati kondisi Sabang. Salah satunya Dimitar, turis asal Bulgaria yang takjub dengan kawasan ujung Indonesia itu.

“Sabang sangat nyaman untuk tempat istirahat, juga untuk menghabiskan waktu berlibur di banyak obyek wisatawan,” ujarnya.

Pusat penyelaman

Dirinya merekomendasikan Pulau Sabang sebagai para pecinta petualangan bawah laut atau sekadar mencari eksotisme pantai. Kawasan Iboih dan Gapang menawarkan petualangan bawah air untuk diving dan snorkeling juga menyuguhkan panorama indah.

“Airnya jernih sekali, warnanya membiru begitu kita menjauh dari pantai menggunakan kapal,” paparnya.

Disebutkan oleh Agustinus, Iboih sejak sekitar satu dekade lalu telah menjadi pusat penyelaman di Sabang. Ada beberapa titik penyelaman yang menawarkan panorama bawah permukaan air yang indah dengan beragam spesies.

Pelabuhan Sabang: Dua Abad Jadi Pintu Gerbang yang Lebih Penting dari Singapura

Tarmizi yang merupakan pemandu selam di Iboih menyebutkan setiap hari ada sekitar 30 wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Biasanya wisatawan akan melakukan diving dan juga snorkeling.

“Jumlah pengunjung akan berlipat tiga atau empat saat puncak liburan, yakni pada pertengahan dan pergantian tahun,” paparnya.

Dikatakan oleh Tarmizi, tarif snorkeling Rp100 ribu dan diving Rp320 ribu. Sedangkan dirinya memilih menjadi pemandu lepas kendati ada enam perusahaan jasa selam di sana. Alasannya, dia tak ingin terikat dengan satu perusahaan.

“Saya mendapat pemasukan Rp70 ribu untuk sekali memandu. Dalam sehari, saya bisa empat kali memandu diving atau snorkeling,” ujarnya.

Langsung jatuh cinta

Keindahan bawah permukaan laut Sabang rupanya bisa juga membuat pengunjung jatuh cinta pada penyelaman pertama. Mila dari Public Relations Pulau Weh Resort di Iboih adalah salah satunya.

Dirinya awalnya datang dan menyelam di Iboih. Perempuan yang lahir dan besar di Banda Aceh itu begitu takjub melihat kekayaan jenis ikan dan karang di perairan yang ada di sekitar Iboih tersebut.

“Awalnya menyelam, langsung jatuh cinta. Itu pertama kali saya datang ke Sabang. Hari itu menyelam dan langsung kecanduan ingin menyelam lagi di sana,” katanya.

Sisa Kisah Lokomotif Uap yang Berupaya Dibangkitkan Kembali di Aceh

Selain keindahan alam, Sabang juga akan memanjakan wisatawan yang suka sejarah. Kota ini dikenal pula dengan sebutan Kota Seribu Benteng, merujuk pada banyaknya benteng pertahanan di sana kendati jumlahnya tak sampai 1.000 buah.

“Di berbagai penjuru Sabang, kita bisa mendapati benteng pertahanan yang dibangun oleh Jepang. Sebagian benteng dibangun di tebing pantai. Eksotis,” ujarnya.

Agustinus menyebutkan tak boleh terlewatkan dari kunjungan ke Sabang adalah Tugu Kilometer Nol. Monumen di ujung barat Sabang itu merupakan penanda kilometer nol jalan raya Nusantara dari arah barat ke timur.

“Tempatnya berada di kawasan hutan, langsung menghadap laut dan diteduhi pohon-pohon yang sangat rindang,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini