Badan amal Inggris, Charities Aid Foundation (CAF) kembali menobatkan Indonesia di posisi teratas sebagai negara paling dermawan. Itu artinya Indonesia memperpanjang rekor titel ini selama lima tahun berturut-turut.
CAF mengatakan Indonesia mempertahankan peringkat teratasnya dengan indeks 68%, yang artinya 8 dari 10 orang di Indonesia telah menyumbangkan uang mereka, serta 6 dari 10 orang Indonesia telah menyumbangkan waktu mereka.
Menyusul Indonesia, Kenya menempati posisi kedua secara global dalam laporan tahunan World Giving Index 2022 tersebut. Diikuti oleh Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.
Kenya yang berada diposisi kedua mendapatnya indeks 61%, yang artinya 77% warga Kenya telah membantu seseorang yang tidak mereka kenal.
Laporan World Giving Index tersebut menyebutkan ada persamaan yang paling mencolok yang diperlihatkan oleh Indonesia dan Kenya. Kedua negara ini menyebutkan bahwa agama dan populasi agama yang besar telah menjadi pendorong utama peningkatan tingkat partisipasi seseorang dianggap "dermawan"
"Hasil ini (kedermawanan) dapat didorong oleh tradisi budaya yang berfokus pada komunitas, seperti gotong royong Indonesia dan (tradisi) harambee di Kenya yang berfokus untuk menyatukan orang-orang di saat kebutuhan meningkat. Termasuk selama pandemi Covid-19," mengutip laporan CAF dari The Sun Daily.
Hal yang bisa diperhatikan selanjutnya adalah sebenarnya ada penurunan skor/indeks yang diperoleh Indonesia. Meski tetap menempati posisi pertama, indeks kedermawanan Indonesia relatif lebih rendah 3% (tiga poin) dibandingkan pada laporan tahun sebelumnya.
Ketua Badan Pelaksana Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) Hamid Amidin mengatakan, skor tersebut tetap menunjukkan kuatnya tradisi menyumbang masyarakat Indonesia yang terinspirasi oleh ajara agama dan tradisi lokal, persis seperti yang disebutkan dalam laporan resminya.
Kondisi serba sulit seperti saat pandemi Covid-19 dinilai tak terlalu berpengaruh terhadap minat dan antusiasme menyumbang masyarakat Indonesia.
Lebih lengkap dalam laporan CAF tersebut, Indonesia disebutkan memiliki prevalensi pemberian informal dan pemberian secara peer-to-peer yang tinggi. Ini artinya orang Indonesia lebih suka menyumbang langsung ke penerima manfaat individu daripada ke organisasi amal, yang notabene hadir untuk mencapai jangkauan masyarakat yang lebih luas yang membutuhkan bantuan.
Pemberian atau sumbangan yang orang Indonesia lakukan juga masih condong pada tujuan keagamaan dan penyediaan kesejahteraan dibandingkan dalam bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, atau lingkungan yang dianggap kalah populer.
Tahun ini Indonesia dinilai telah banyak melakukan kemajuan dan pencapaian besar dengan bukti bahwa tingkat saling memberi masih terus berkembang. Filantropi telah diakui CAF secara luas sebagai salah satu misi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan atau SDGs di Indonesia.
Sumber: CAFonline.org, The Sun Daily, Wingsweb.org
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News