Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda, Saksi Bisu Momen Bersejarah pada 28 Oktober 1928

Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda, Saksi Bisu Momen Bersejarah pada 28 Oktober 1928
info gambar utama

Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Itu adalah momen bersejarah dan penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merdeka. Momen itu terjadi di tempat yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda

Setiap tanggal 28 Oktober pula, kita biasa melihat atau mendengar isi Sumpah Pemuda di mana-mana. Kawan GNFI tertentu tidak asing dengan pernyataan berikut:

“Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”

Itulah isi Sumpah Pemuda. Di balik pernyataan yang terdengar berwibawa itu, ada semangat perjuangan untuk membebaskan negerinya dari belenggu penjajahan. Saksi bisu atas bergeloranya semangat perjuangan para pemuda di masa lampau masih ada hingga saat ini.

Saksi itu adalah Museum Sumpah Pemuda. Di sanalah Sumpah Pemuda dikumandangkan. Kawan GNFI yang ingin merasakan aura semangat pemuda itu pun bisa mendatanginya langsung.

GNFI menyajikan beragam informasi mengenai Museum Sumpah Pemuda. Informasi ini perlu diketahui sebelum Kawan GNFI datang langsung untuk berkunjung ke sana.

Kesejukan Taman Suropati, Tempat Rekreasi Favorit dari Zaman Kompeni

Apa yang Ada di Museum Sumpah Pemuda?

Di sana, pengunjung bisa menikmati koleksi museum yang bercerita tentang Sumpah Pemuda dan seluk-beluknya. Ada peninggalan sejarah berupa bendera, biola milik W.R.Supratman, dan yang lainnya.

Ada pula diorama yang menggambarkan bagaimana situasi saat Sumpah Pemuda diucapkan puluhan tahun silam. Semuanya seakan membawa kita ke masa lalu saat momen bersejarah itu terjadi.

Pasar Pundensari, Sajikan Kuliner Jadul dengan Iringan Tembang Jawa

Lokasi dan Cara Mencapai Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda berada di Jakarta, tepatnya Jakarta Pusat. Alamatnya adalah Jl. Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420.

Berhubung Museum Sumpah Pemuda berada di Jl. Kramat Raya yang merupakan jalan besar, menemukannya pun mudah. Bagi yang baru pertama kali ke sana kemungkinan tidak akan kesulitan mencapai tempatnya.

Berada di tengah kota dan jalan besar juga membuat Museum Sumpah Pemuda mudah dijangkau dengan transportasi umum. Cara mencapai Museum Sumpah Pemuda yang paling mudah adalah menggunakan bus Transjakarta. Museum Sumpah Pemuda berada sangat dekat dengan Halte Pal Putih sehingga pengunjung bisa turun di sana.

Jika menggunakan kereta Commuter Line, pengunjung bisa turun di Stasiun Pasar Senen atau Gang Sentiong. Setelah itu, pengunjung melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta dari Halte Senen atau Kramat Sentiong NU. Namun, lebih direkomendasikan untuk naik dari Halte Senen karena lebih dekat dengan stasiun.

Jarak dari Halte Senen dan Kramat Sentiong NU dengan Halte Pal Putih hanya berjarak satu halte. Jadi, tidak perlu takut berlama-lama di jalan.

Bagi Kawan GNFI yang tinggal jauh di Jakarta, tidak perlu risau. Sebab, Museum Sumpah Pemuda juga bisa dinikmati melalui tur virtual yang dapat diakses di situs resminya.

Uniknya Desa Wisata Limbo Wolio, Punya Benteng Terluas di Dunia

Sejarah Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda adalah bangunan tua peninggalan era kolonial Belanda. Sejak dulu, bangunan itu telah beberapa kali berganti fungsi sebelum akhirnya menjadi museum.

Seperti dicatat laman resmi Museum Sumpah Pemuda, bangunan museum tersebut awalnya merupakan sebuah rumah pribadi milik seseorang bernama Sie Kong Lian. Para pelajar sekolah kedokteran Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan Sekolah Tinggi Hukum (Rechtsschool) pernah menyewanya sebagai tempat tinggal dan belajar sejak tahun 1908.

Sejumlah pelajar yang di kemudian hari menjadi tokoh penting di Indonesia pernah tinggal di sana. Beberapa di antaranya adalah Muhammad Yamin, Mohammad Tamzil, dan Amir Sjarifoedin.

Setelah dipakai para mahasiswa untuk tinggal, rumah Sie Kong Lian juga dikenal dengan Gedung Kramat 106 dan Langen Siswo. Di kemudian hari, gedung tersebut diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).

Selain dipakai mahasiswa untuk tinggal, gedung itu memang juga pernah menjadi sentra bertemunya para tokoh pemuda. Di sana, pernah digelar kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, dan PPPI.

Pada 28 Agustus 1928, terjadilah peristiwa besar yang terus dikenang sampai sekarang di bangunan ini. Sumpah Pemuda sebetulnya adalah Kongres Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang ketiga. PPPI merupakan organisasi yang beranggotakan para pelajar dari berbagai penjuru Indonesia. Kongres di bangunan yang sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda adalah yang ketiga. Sebelumnya, ada dua kongres yang lebih dulu digelar di tempat lain.

Terdapat dua hal penting yang menjadi bahasan dalam konges ketiga PPPI. Pertama, gagasan Ramelan yang menyatakan bahwa pergerakan nasional sangat berkaitan dengan pergerakan nasional. Kepanduan menjadi sarana untuk mengasah kedisplinan dan kemandirian yang mana itu dibutuhkan dalam perjuangan.

Kedua, Soenario menerangkan jika nasionalisme dan demokrasi adalah hal penting. Karena itulah, dua hal tersebut dianggap harus ada dalam pergerakan nasional di samping kepanduan.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, Indonesische Clubgebouw menjadi sepi dari berbagai kegiatan karena para penghuninya banyak yang pergi lantaran studinya sudah rampung. Bangunan pun beberapa kali berubah fungsi mulai dari toko bunga, hotel, hingga kantor pemerintah.

Bangunan baru menjadi museum seperti saat ini pada era 1970-an. Pada 3 April 1973, Pemda DKI Jakarta memugar gedung yang prosesnya selesai pada 20 Mei 1973. Sejak itu, resmilah berdiri museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.

Berkenalan dengan Museum Tertua di Indonesia yang Berdiri Sejak Tahun 1890

Event Museum Sumpah Pemuda

Menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022, Museum Sumpah Pemuda menyajikan event yang bisa dinikmati pengunjung. Adapun event kali ini adalah Festival Pemuda.

Dalam pengumuman resminya, Museum Sumpah Pemuda menginformasikan bahwa akan ada sejumlah agenda dalam festival ini. Beberapa di antaranya adalah kegiatan membatik, upacara bendera, dan belajar bahasa isyarat.

Rangkaian acara Festival Pemuda dimulai pada hari ini, Jumat (28/10). Pada hari pertama ini, kegiatan yang digelar adalah upacara bendera Hari Sumpah Pemuda dan bermain angklung.

Kemudian pada hari kedua, Sabtu (29/10) ada kegiatan belajar membatik dan bahasa isyarat. Lalu pada hari terakhir, Minggu (30/10) kegiatannya adalah lintas sejarah Sumpah Pemuda dan nonton bareng film Aku Pemuda.

Jadi, apakah Kawan GNFI siap menikmati momen peringatan Hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda?

Menapaki Riwayat Pendirian Museum La Pawawoi di Kabupaten Bone

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini