Upaya Memberdayakan Petani dan UMK di Indonesia Lewat Ekosistem Digital Nilaiku

Upaya Memberdayakan Petani dan UMK di Indonesia Lewat Ekosistem Digital Nilaiku
info gambar utama

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam cakupan wilayah desa dan kabupaten di Indonesia saat ini harus diakui masih perlu mendapatkan pemberdayaan lebih serius. Apalagi, jika bicara mengenai kemajuan teknologi dan digitalisasi untuk menyesuaikannya dengan tuntutan zaman.

Sebagai pihak yang memainkan peran penting dalam perputaran ekonomi di Indonesia dari sektor UMK, kalangan petani dan pelaku usaha skala rumah tangga juga perlu mendapatkan fasilitas pemberdayaan yang layak.

Fasilitas yang dimaksud di antaranya berupa Ekosistem Digital Pedesaan atau EDP, yang memungkinkan semua para pelaku usaha dapat memiliki akses tak terbatas untuk lebih berkembang sesuai zaman. Mulai dari akses berbagi infromasi antar sesama pelaku usaha di luar wilayah, hingga mempromosikan dan menjual produk yang dimiliki secara online.

Saat ini sebenarnya ada banyak jaringan atau program yang memfasilitasi bentuk ekosistem tersebut, salah satu contohnya adalah Nilaiku.

Sekadar informasi, Nilaiku adalah sebuah program yang dulunya didirikan di bawah naungan Asian Development Bank (ADB). Kini program tersebut masih berjalan, dan sudah mencakup sebagian kecil jaringan petani dan pelaku UMK di empat wilayah berbeda Indonesia, yakni Sukabumi dan Garut (Jawa Barat), Pasaman Barat (Sumatra Barat), dan Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat).

Media utamanya, Nilaiku menghadirkan sebuah aplikasi yang dapat menjadi tempat para petani dan pelaku UMK mempromosikan produknya dan melakukan transaksi.

Kedengarannya mungkin nampak seperti platform jual beli pada biasa, namun kelebihan dari jaringan ini adalah mereka yang tergabung dapat saling bertukar informasi mengenai situasi yang terjadi di lapangan, mulai dari kondisi harga pasar, kondisi di lapangan semisal situasi pertanian, dan sebagainya.

Apa manfaat yang didapat oleh para pengguna Nilaiku di masing-masing wilayah, dan bagaimana dampak digitalisasi yang selama ini mereka rasakan?

UMKM Bersaing di Era Transformasi Digital, Kenapa Tidak?

Kemajuan petani dan peternak bagi Warsito dan Lusi

Sesi diskusi dan pengembangan petani oleh Nilaiku | Dok. Warsito
info gambar

Warsito adalah salah satu anggota dan koordinasi jaringan Nilaiku di wilayah Sukabumi, kepada GNFI, Selasa (25/10/2022), Warsito membagikan pengalaman dan apa saja manfaat yang ia rasakan dari adanya Ekosistem Digital Pedesaan yang dikelola oleh Nilaiku.

Salah satu yang paling terasa, Warsito mengungkap mengenai sistem harga penjualan hasil panen yang kini lebih masuk akal karena tak lagi bergantung pada tengkulak.

“Perubahannya tentu dulu sebelum bergabung dengan digitalisasi atau penjualan online ini, kita gak lagi bergantung ke Tengkulak. Kalau di tengkulak kan kita ikut harga mereka, berapa pun harganya. Tapi kalau kita jual atau pasang produk sendiri secara online itu harga kita yang menentukan bukan ditentukan oleh tengkulak.” jelas Warsito

“Yang paling berasa kalau saya bisa mendapat pelanggan sampai ke luar daerah, ke Kalimantan atau kemana gitu” tambahnya lagi.

Sama halnya seperti Warsito, ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Lusi yang menjalani kegiatan UMK berupa peternakan skala rumah dan pertanian hidroponik di Pasaman Barat.

Lusi menjelaskan jika ia menjalankan ternak ayam skala rumah tangga dengan produksi 1.000 ekor per hari, dan hanya distribusi ke warung-warung. Itupun jika di warung terdekat sudah diisi pemasok lain, maka ia perlu menunggu pemesanan lagi.

“Kalau di Nilaiku ini kita jelas siapa yang mau ditawarin, kalaupun semisal dia lagi gak butuh (ayam), dia bagikan lagi infonya ke orang lain yang membutuhkan, dan kalau semisal ada orang lain yang berminat itu lewat aplikasi bisa langsung terhubung ke kita tanpa perlu melalui orang yang membagikan info itu, jadi lebih praktis” jelas Lusi.

Lebih lanjut, Lusi juga menjelaskan jika manfaat lain yang paling terasa baginya adalah kesan menjalankan usaha tanpa merasa sendiri.

“Kalau bagi saya yang paling terasa itu sebelum menggunakan Nilaiku kita seperti sendiri dalam melakukan usaha. Mungkin kita tergabung dalam kelompok binaan pemerintah, tapi dari instansi pemerintah gak terlalu meninjau, kalau di Nilaiku karena ada sharing, kita ngerasa usaha tuh kita gak sendirian” tambahnya.

Mengenal Jenis UMKM di Indonesia Beserta Perkembangannya

Manfaat untuk UMK kerajinan dan olahan pangan

Pengembangan UMK olahan pangan di Lombok oleh Nilaiku | Dok. Mahani, Tim Petani Nilaiku
info gambar

Bukan hanya bagi pelaku usaha di bidang pertanian dan peternakan, manfaat yang sama dari hadirnya platform Nilaiku juga dirasakan oleh pelaku UMK kerajinan dan olahan pangan. Di antaranya Anni di Sukabumi, dan Mahani di Lombok.

Anni yang menjalankan UMK kerajinan tangan menjelaskan, jika produk buatannya mendapat akses pasar yang lebih luas dan kesempatan terjual ke sejumlah daerah, sehingga tidak hanya terbatas di wilayahnya saja.

“Saya sempat beberapa kali dapet pesanan sampai ke Aceh” ujarnya.

Sementara itu bagi Mahani yang menjalankan UMK olahan makanan, ia mengaku bahwa dirinya termasuk salah satu orang yang awalnya belum mengetahui sistem digitalisasi untuk pemasaran produk secara online.

“Saya dulu termasuk orang yang belum tahu pemasaran produk secara online, tapi sekarang jadinya lebih tahu apalagi kenal jaringan buat menjual produk secara lebih luas” imbuh Mahani.

Bicara mengenai harapan untuk pengembangan Nilaiku, Lusi dari Pasaman Barat kembali menyampaikan jika menurutnya upaya digitalisasi yang dilakukan ini kurang mendapat dukungan dari pemerintah. Padahal, jika fasilitas ini digandeng untuk dikembangkan lebih luas, cakupan serta jangkauannya juga bisa lebih bertambah dan merata.

“Pemerintah kalau mendukung kelangsungan platform dan fasilitas ini (Nilaiku) saya rasa akan lebih membantu. Karena itu juga yang diharapkan oleh para pelaku usaha kecil.” harap Lusi.

Warung Pangan, eCommerce Indonesia untuk Pasarkan Produk Pertanian dan UMKM

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini