Mengupayakan Benteng Terluas di Dunia untuk Jadi Warisan Dunia UNESCO

Mengupayakan Benteng Terluas di Dunia untuk Jadi Warisan Dunia UNESCO
info gambar utama

Benteng Wolio sedang diupayakan untuk bisa menjadi Warisan Budaya UNESCO. Pemkot Baubau, Sulawesi Tenggara, telah mengambil langkah untuk mewujudkan keinginan itu.

Sebagai langkah permulaan, Pemkot Baubau menggelar Seminar Awal Penyusunan Dokumen Pengusulan Benteng Wolio Sebagai Warisan Dunia (World Heritage UNESCO) di Baubau, Selasa (25/10) lalu. Melalui seminar awal ini, disiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk mendorong Benteng Wolio menjadi warisan dunia.

Ada dua hal yang dinilai membuat diupayakannya Benteng Wolio menjadi Warisan Budaya UNESCO menjadi penting. Pertama, agar benteng tersebut terawat dengan baik dan menarik perhatian masyarakat internasional untuk ikut juga menjaganya. Kedua, menjaga Benteng Wolio adalah bentuk penghormatan kepada leluhur.

"Kalau mereka (leluhur) sudah membuatkan kita (benteng) seagung ini masa kita tidak bisa mengantar menjadi kelas dunia. Jadi tanggung jawab kita sebagai generasi hari ini bagaimana lebih membesarkan lagi," ujar Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monian, seperti dilaporkan Antara.

"Kalau mereka (leluhur) sudah membuatkan kita (benteng) seagung ini masa kita tidak bisa mengantar menjadi kelas dunia. Jadi tanggung jawab kita sebagai generasi hari ini bagaimana lebih membesarkan lagi," pungkasnya.

Seminar awal penyusunan dokumen pengusulan Benteng Wolio melibatkan para ahli untuk mengisi materi. Adapun ahli yang didatangkan ada lima orang yang mana seluruhnya adalah para pakar di bidang arkeologi, sejarah, dan lainnya dari sejumlah kampus di Sulawesi Tenggara.

Rempah di Balik Ritual Pengobatan Tradisional di Sulawesi Selatan

Benteng Wolio dan Sejarahnya

Benteng Wolio adalah benteng terluas di dunia berdasarkan catatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dan Guinness Book of World Record pada 2006. Total luasnya adalah 23,3 hektare.

Nama Benteng Wolio ini berasal dari kosakata welia, yang berarti membabat. Menurut cerita, pembangunan benteng ini disertai dengan dibabatnya pohon-pohon berukuran besar yang ada di sekitar. Selain itu, benteng ini juga dikenal sebagai Benteng Keraton Buton karena ada rumah tempat tinggal Sultan Buton di dalamnya.

Benteng Wolio adalah benteng tua berusia ratusan tahun yang wujudnya berupa tumpukan batu karst yang mengelilingi sebuah istana. Dulunya, Benteng Wolio berfungsi untuk menjadi pembatas area istana sekaligus benteng pertahanan.

Cikal bakal Benteng Wolio sudah ada sejak era kekuasaan Raja Buton III pada abad ke-16. Raja yang dikenal sebagai La Sangaji dengan Kaimuddin itu awalnya hanya membangun dinding dengan tumpukan batu sederhana. Setelah tampuk kekuasaan beralih ke Raja Buton IV, kualitas benteng ditingkatkan menjadi susunan bebatuan dengan putih telur, pasir, dan kapur sebagai perekatnya.

Benteng Wolio saat ini telah berstatus Cagar Budaya yang ditetapkan sejak tahun 2003. Kini, Kawan GNFI pun bisa menyempatkan diri berkunjung ke Benteng Wolio apabila sedang berada di Kota Baubau.

Bertualang Ke Kanawa dan Kenawa, Mutiara Eksotis di Timur Indonesia



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini