Harimau Sumatra betina kepunyaan Solok bernama Putri Singgulung kembali dilepasliarkan ke habitat aslinya di sebuah kawasan konservasi Sumatra Barat, 16 Oktober 2022. Putri dibawa dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya menggunakan helikopter milik TNI AU.
Pelepasliaran yang kedua kalinya ini melibatkan banyak pihak, di antaranya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik, Yayasan ARSARI Djojohadikusumo, Kementerian Pertahanan RI melalui Komando Operasi Udara I Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Yayasan Sintas Indonesia, serta Departemen Biologi FMIPA Universitas Andalas.
Mengutip situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Putri akhirnya kembali ke habitatnya setelah diselamatkan dari kawasan interaksi negatif di Jorong Rawang Gadang, Nagari Simpang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Desember 2020. Ini kali kedua putri dilepasliarkan.
Sebelum itu, ia sudah pernah dievakuasi dari Nagari Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatra Barat pada Juni 2020.
Menyesap Kopi Solok yang Nikmat dan Cerita Kopi Indonesia yang Mendunia
Tentang Putri
Umur Putri baru delapan bulan kala pertama kali dievakuasi. Kemudian, Putri pun dititipkan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya untuk menjalani perawatan sampai Oktober 2020. Lalu, Putri dilepasliarkan pada 27 November 2022. Tak lama setelah itu, Putri kembali terlihat di permukiman warga.
Berkaitan dengan kepulangan Putri ke habitatnya, pemerintah mengimbau masyarakat untuk melapor kepada BKSDA jika daerah tempat tinggal mereka berada di kawasan konflik satwa agar segera dilakukan tindakan mitigasi dan penanganan konflik satwa liar.
Setelah Putri kembali ke habitatnya, BKSDA Sumbar terus mengadakan patroli dan pemantauan pada daerah sekitar Putri sampai ia dipastikan sudah benar-benar beradaptasi dengan lingkungannya.
Pelepasliaran Putri dan satwa lainnya dikatakan Kepala BKSDA Sumatra Barat Ardi Ardono telah sesuai prosedur serta penuh kehati-hatian agar tak mendatangkan dampak negatif terhadap satwa, habitatnya, dan masyarakat setempat.
Sebelum prosesi lepas liar, terlebih dahulu dilakukan pembentukan tim pemodelan spasial ekologi dan ground check kelayakan lokasi bersama Yayasan Sintas Indonesia dan Departemen Biologi FMIPA Unand.
Setelah semua itu terlaksana, akhirnya diketahui bahwa kawasan tersebut sesuai dengan kualifikasi lokasi pelepasliaran harimau Sumatra yang layak huni.
“Tugas penting yang perlu dilakukan adalah, pemantauan dan monitoring pasca pelepasliaran untuk memastikan Putri Singgulung aman dan nyaman di rumah barunya,” terang Ardi.
Meski Tanpa Kaki Kanan, ‘Gadis’ Kembali Lahirkan 3 Anak Harimau Sumatra
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News