Beberapa Ratus Tahun Lalu, Sebagian Kota Semarang adalah Lautan

Beberapa Ratus Tahun Lalu, Sebagian Kota Semarang adalah Lautan
info gambar utama

Kota Semarang adalah ibu kota Jawa Tengah sekaligus daerah pusat bisnis yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Seiring berjalannya waktu, kota ini juga berkembang sebagai tujuan wisata di Indonesia. Hal ini tak terlepas dari banyaknya peninggalan sejarah dan riwayat kota yang kental akan keberagaman dengan suku bangsa yang majemuk.

Secara wilayah, Kota Semarang terbagi menjadi daerah bawah dan daerah atas yang berada di perbukitan. Daerah bawah inilah yang kerap dianggap sebagai pusat kota dari Semarang.

Namun, ada sebuah catatan menarik mengenai sejarah perkembangan geografis wilayah kota ini. Yang mana, berbagai sumber sejarah tersebut menyebutkan bila sebagian daerah Kota Semarang bagian bawah sekitar 800 tahun yang lalu dulunya adalah lautan.

Lantas, bagaimana wilayah ini bisa berkembang menjadi daratan dan daerah mana saja yang dulunya termasuk sebagai lautan?

Mari kita ketahui lebih lanjut.

Serba Serbi Sejarah Klenteng Sam Poo Kong Di Semarang

Semarang pada masa kedatangan Cheng Ho

Klenteng Sam Poo Kong yang menjadi tempat berlabuh Laksamana Cheng Ho dan awak kapalnya | Anom Harya/Shutterstock
info gambar

Bukti pertama yang menunjukkan kalau sebagian Kota Semarang dulunya lautan adalah lokasi dari Klenteng Sam Poo Kong yang dulu menjadi tempat berlabuhnya Laksamana Cheng Ho di kota ini.

Contoh ini bisa menjadi gambaran yang cukup umum dan mudah dibayangkan oleh masyarakat, khususnya untuk yang tinggal di kota.

Mengacu dari situs resmi Klenteng Sam Poo Kong, ketika itu ia menepi di Pantai Simongan pada awal abad ke-15.

Alasannya karena seorang juru mudi kapal bernama Wang Ji Hong mengalami sakit keras. Gua batu yang ada di dekat situ dimanfaatkan menjadi tempat tinggal Cheng Ho untuk mengobati juru mudinya.

Ketika Wang Ji Hong kondisinya mulai membaik, Cheng Ho pun memutuskan melanjutkan perjalanan ke timur untuk berdagang dan mewujudkan perdamaian. Akhirnya, Wang Ji Hong dan para awak kapal memutuskan untuk tinggal di Simongan.

Wilayah pantai yang kini menjadi Kelurahan Ngemplak Simongan tersebut kini berada dari tengah-tengah Kota Semarang, tepatnya di wilayah dekat Banjir Kanal Barat.

Lalu, mari kita mundur ke abad-9 dan bergeser ke wilayah Bergota. Dulu, tempat inilah yang menjadi pelabuhan tempat kapal-kapal besar berlabuh pada masa Mataram Kuno dan Mataram Hindu.

Padaa masa setelahnya, wilayah yang saat ini berada pada sepanjang Simongan hingga Pasar Bulu lah yang berkembang menjadi pelabuhan utama dan satu garis pantai dengan wilayah Cheng Hoo berlabuh.

Alasannya, karena perlahan wilayah di Pelabuhan Bergota perlahan mulai menjadi daratan. Sekarang, nama Bergota telah menjadi sebuah pemakaman umum.

Bukti geologis yang juga menunjukkan bila wilayah Semarang dulunya lautan adalah di Kelurahan Gisikdrono.

Di daerah tersebut, banyak ditemukan kerang dengan spesies Balamnus sp. yang menjadi ciri dari wilayah pesisir. Bukti ini sebagaimana disampaikan oleh Angga Jati Widiatama selaku Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Sumatera dalam situs kumparan.com.

Kisah Kampung Bergota, Perkampungan yang Berada di Tengah Pemakaman

Lalu, mengapa ini bisa terjadi?

Ilustrasi pendangkalan pelabuhan | ANTARAFOTO/Syifa Yulinnas
info gambar

Alasan utama yang menjadikan daratan Semarang tersebut meluas adalah karena pendangkalan yang cukup parah pada masa itu.

Bahkan, garis pantai Semarang saat ini sudah bergeser sekitar 7 kilometer. Wilayah sekitar Tugu Muda dan Lawang Sewu pun sebenarnya menjadi daerah tepi pantai pada zaman dahulu.

Bersumber dari situsbabad.id yang mengutip buku Sejarah Semarang karya Arief Budiman, ahli geologi Belanda bernama Prof. van Bemmelen menyebutkan pergeseran garis pantai ini mencapai 8 meter setiap tahun.

Bahkan, wilayah sekitar Candi yang merupakan perbukitan, dulunya masih terkena gelombang laut pada kaki-kaki perbukitannya.

Kurang lebih seperti itulah gambaran wilayah Kota Semarang pada zaman dahulu. Artinya, daerah pesisir dan pelabuhan Semarang, bahkan wilayah Kota Lama Semarang, sebelumnya merupakan lautan.

Sebagai informasi tambahan, Anda juga perlu mengetahui bila pendangkalan ini juga ada kaitannya dengan bagaimana wilayah Jepara dulunya adalah sebuah pulau tersendiri sebelum menyatu dengan pulau Jawa seperti sekarang.

Yang mana, pendangkalan dan sedimentasi yang parah ini merupakan peristiwa alam yang serupa di pantai utara pulau Jawa.

Cerita Jepara yang Dulunya Bukan Bagian dari Pulau Jawa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini