Penggalian Kembali Situs Adan-adan, Arcanya Sudah Ditunjukkan Secara Terbuka

Penggalian Kembali Situs Adan-adan, Arcanya Sudah Ditunjukkan Secara Terbuka
info gambar utama

Dengan latar belakang sejarah yang sebelumnya terdiri atas banyak kerajaan dari berbagai zaman, hal ini membuat Indonesia punya berbagai situs-situs sejarah kuno yang bisa ditemukan di berbagai lokasi.

Di Kediri, situs yang diperkirakan menjadi sebuah peninggalan dari Kerajaan Kediri di Jawa Timur, yaitu situs Adan-adan. Sesuai dengan namanya, lokasinya ada di desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Situs ini memiliki corak khas candi Budha Mahayana. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya arca Bodhisattva dan Dhyani Buddha.

Satu fakta yang cukup mencengangkan adalah, bahwa luas dari situs yang juga dikenal sebagai Candi Gempur ini kurang lebih mendekati Candi Borobudur. Untuk sekarang, situs yang diperkirakan dibangun sekitar abad ke 10-14 ini juga dianggap sebagai candi Budha terbesar di Jawa Timur.

Menguak Tabir Peradaban Masa Lalu dari Candi Buddha Terbesar di Jawa Timur

Arca Makara dan Dwarapala

Situs Adan-adan | radarkediri.jawapos.com/Rekian
info gambar

Pada 5-12 November 2022 kemarin, telah dilakukan penggalian kembali untuk situs ini oleh Arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Yang mana, hasil ekskavasinya sudah bisa dilihat secara langsung oleh masyarakat umum. Hal ini dilakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh BRIN sebelumnya.

Untuk benda yang ditemukan pada situs ini dan hendak ditunjukkan kepada publik adalah arca dwarapala, kepala kala, serta makara dengan lokasi di sisi kiri dan kanan pada tangga pintu masuk candi.

Ketiga peninggalan tersebut adalah arca yang digadang-gadang sebagai daya tarik utama dari situs ini. Kondisinya juga tergolong cukup baik.

Ketiga arca ini juga dipilih untuk ditunjukkan karena keindahan dan detailnya yang mengagumkan. Selain itu, ukurannya juga tergolong cukup besar, yaitu 2,3 meter.

Eko Priyanti selaku Kabid Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menyebutkan bila memang tujuan penggalian situs kali ini bukanlah untuk penelitian lebih lanjut seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Difokuskan untuk pemanfaatan dan pengembangan. Di mana, dalam penggalian itu dilakukan untuk membuka kembali temuan benda sejarah yang sempat dikubur,” tuturnya sebagaimana dilansir dari mediasuarapublik.com.

Candi-Candi Lereng Gunung Argopuro Simpan Sejarah Kota Probolinggo

Proyeksi sebagai tujuan wisata

Memang penggalian ini tidak seperti ekskavasi sebelumnya, yang mana setelah dilakukan penggalian, benda-benda kuno yang ditemukan dikubur lagi.

Dengan sudah mulai dibukanya situs ini bagi masyarakat umum, hal ini merupakan sebuah langkah awal untuk dibukanya situs Adan-adan sebagai tempat wisata. Untuk melindungi artefak tersebut, rencananya akan dibuatkan cungkup permanen di atasnya.

Hal ini disambut hangat oleh warga, sebab kunjungan ke desa Adan-adan ini bisa turut meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

Disadur dari radarkediri.jawapos.com, Sukowati Sulistyo selaku Ketua Tim Peneliti Situs Adan-Adan menyebutkan artefal-artefak tersebut juga bisa menjadi sumber inspirasi untuk para pelaku seni dan budaya. Sebab, ukiran dan bentuknya mengandung nilai estetika yang tinggi.

Untuk sekarang, memang diperkirakan masih ada bagian-bagian situs yang masih tertimbun di bawah tanah yang tertimbun akibat erupsi dari Gunung Kelud pada masa lampau, mengingat gunung tersebut berada cukup dekat dengan lokasi.

Selanjutnya. Dengan penelitian yang masih terus dilakukan pada candi ini pula bisa menjadi sebuah kunci untuk menguak sejarah peradaban Hindu-Budha di Jawa Timur, khususnya di era Kerajaan Kediri.

Daya Tarik Kota Kediri Selain Kampung Inggris

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini