Bangun dari Tidur Panjang

Bangun dari Tidur Panjang
info gambar utama

Dua tahun lamanya negeri ini diam tak memiliki daya, dimana dengan pedihnya menutup lubang tubuh yang sudah tercabik-cabik tapi tidak lupa dengan senyumnya yang selalu memberi kehangatan.

Kita pergi untuk ikut berangkat dalam perang untuk melawan virus yang nyatanya selama 2 tahun ini telah menganggap remeh dan mengalahkan nyawa yang kian hari kian melemah.

Tetapi para pejuang negeri ini pergi untuk menunjukkan apa yang kita miliki. Mereka pergi untuk berperang bukan tanpa sebab, namun mereka telah dipanggil oleh tanah air-nya dan meninggalkan segala sesuatunya untuk memulihkan negeri. Kembali dan bangun untuk bangkit seperti matahari yang terbit di pagi hari dengan menampilkan keelokannya.

Tidak satu dua peluru yang kita lewati, namun beribu peluru saat kita masih terus menerjang dan berlari hanya untuk berhasil dalam mendapatkan titik kemenangan tersebut. Penjahat (Covid-19) itu terus berjalan dan menusuk serta memberikan racun mematikan.

Ilustrasi | Foto: Anadolu Agency
info gambar

Tapi apa? Kita kalah? Tidak, Negeri ini tidak kalah. Sorakan indah para penunggu pahlawan yang mengakatan "Maju Maju Maju" itu yang menghilangkan ketakutan dalam diri para pejuang negeri ini karena nyatanya virus tersebut bukan menjatuhkan kita, melainkan menambah haus perjuangan yang telah lama ingin bebas dan juga bangun layaknya matahari pagi.

Mengapa kita perlu memperjuangkan kemenangan ini? Karena, dahulu di setiap gubung memiliki tempat berdiam, tempat beradu nasib, dan tempat kau bisa mendengarkan keluh kesah dan juga cerita sesamamu.

Mungkin juga rindu untuk bercanda gurai kembali karena kebahagiaan itu sangat sederhana, saat manusia masih bisa membuka pintu rumah dan menghirup udara segar tanpa perlu adanya penutup hidung dan mulit demi menghindari virus yang dapat menyebabkan kematian tersebut.

Manusia masih dapat melihat ramainya sesama di sekitar jalanan, di kantor bahkan dimanapun mereka berada, bukan malah rumah sakit tempat kita berdesak-desakan.

Setiap tangan dengan senantiasa masih ringan untuk diulurkan demi melihat sesama tersenyum, namun kehadiran virus tersebut membuat kita menjauhkan tangan satu sama lain dengan alasan social distancing yang menjauhkan silaturahmi.

Biarlah dahulu itu menjadi sebuah sejarah dan kenangan kepada kita betapa indahnya perjalanan dahulu yang bebas tanpa harus melakukan peperangan untuk mendapat kemenangan.

Banyak pahlawan yang gugur, banyak pejuang yang hilang, bahkan banyak para pendukung yang kehilangan. Tetapi kami tidak lupa sejarah, kami tetap memberikan hormat kepada mereka yang rela menahan sakit demi memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Kami juga tak lupa berbicara kepada teman bahwa pahlawan yang menjadi penyelamat nyawa itu sangat luar biasa.

Perjuangan dalam membebaskan negeri ini memang belum usai, namun para masyarakat massih enggan untuk menurunkan tangannya yang telah memegang bendera yang melambangkan bahwa perjuangan masih terus berlanjut hingga kita dapat melihat kebebasan itu.

Hingga pada saat itu, peperangan terhadap virus yang telah menghantam negeri ini masih terus berlanjut dan kalian dengan kegigihan dan kepercayaan diri siap menjadi pahlawan untuk menggantikan para pejuang yang telah tersenyu menunggu negeri ini bangun kembali seperti matahari yang terbit di pagi hari.

Walau tubuh telah ringkih, namun semangat dalam menjalankan misi kemenangan tetap dijalankan dengan sekuat hati dan juga energi yang tersisa. Tetap pertahankan kemenangan walau tanah di negeri ini sudah penuh dengan raga yang tak bernyawa, tetap melawan pasukan yang tak berwujud itu walau sedikit demi sedikit mereka memasuki tubuh kita. Semua hanya untuk negeri ini Indonesia.

Para pejuang berkata, "esok mungkin aku tak dapat melihat, mendengar bahkan aku tak dapat mengatakan kita telah bebas MERDEKA" tetapi besok sorak sorai dari kalian yang mengatakan merdeka akan terdengar. Dan kalian akan menatap hari dengan penuh kemenangan. Bangun dari tidur dan melihat matahari terbit di pagi hari dengan menikmati kemenangan. Ya, negeri kita telah menang dan kita telah bebas.

Referensi:CNN Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini