Sosial Budaya, Cerita Pemuda di Kecamatan Cigombong Junjung Tinggi Kearifan Lokal

Sosial Budaya, Cerita Pemuda di Kecamatan Cigombong Junjung Tinggi Kearifan Lokal
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Kota Bogor yang letaknya tidak jauh dari Jakarta membuat banyak wisatawan lokal dari Ibu Kota Jakarta berbondong-bondong untuk menghabiskan waktu berlibur di kota Bogor yang memiliki julukan kota hujan.

Tidak hanya terjadi di Kota Bogor, lonjakan pengunjung juga meningkat di wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki keindahan panorama gunung salak, tepatnya berada di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Di sisi lain, dengan perkembangan teknologi dan modernisasi global serta pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang semakin pesat yang terjadi di Kecamatan Cigombong yang kini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa pihak.

Pasalnya, berada di pesisir desa di wilayah kecamatan Cigombong, pemuda desa masih aktif dan berkomitmen menjaga kearifan lokal. Seperti; mengangkat dan mengenalkan kembali permainan tradisional, mengajarkan seni tradisional penca silat cimande serta memberikan pendidikan sejarah kepada anak-anak desa.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Menurut salah satu penikmat seni budaya Belgi Alhuda yang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial mengatakan bahwa dalam menghadapi perkembangan teknologi dan era revolusi industri yang semakin pesat harus diimbangi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya kearifan lokal dan seni budaya yang ada, menurut dirinya hal ini perlu diperhatikan karena seni budaya merupakan warisan budaya bangsa Indonesia dan telah menjadi identitas bangsa.

Belgi menilai, tergerusnya kearifan lokal kita bukan tanpa alasan. Gaya hidup menjadi salah satu penyebab runtuhnya budaya kita sendiri.

Banyak remaja dengan mudah berkata, "ini zaman modern!" Nah, di situlah letak masalahnya, karena kita tidak sadar. Lalu jika kearifan lokal kita hilang termakan zaman atau diklaim oleh negara lain, apa yang akan kita banggakan di luar sana?"

Lebih parahnya lagi, hal ini tentu akan dipertanyakan jika kita tidak memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsa kita sendiri, jika kita tidak memahami dan tidak menjaga kearifan lokal (local wisdom) yang kita miliki.

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali! Jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Disinilah peran kita, peran orang tua untuk mendidik putra-putrinya tentang kearifan lokal di daerahnya. Peran pemuda untuk membantu menciptakan kearifan lokal tanpa merusak maknanya. Peran kakek-nenek untuk memberitahu cucu mereka tentang budaya kita.

Bukan tidak mungkin! Jika kita bisa membawa kembali dan membumikan kearifan lokal maka kita akan mendapatkan banyak manfaat.

Salah satu contohnya adalah kita dapat mengadakan berbagai kegiatan yang dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat dengan menghadirkan berbagai tradisi daerah kepada wisatawan dengan menampilkan kegiatan kesenian daerah, baik permainan tradisional maupun kegiatan seni berbasis kearifan lokal lainnya. Dengan begitu kita bisa membumikan kearifan lokal di tanah kita sendiri yang menjadi daya tarik desa wisata dan pariwisata berbasis kearifan lokal.

Di sisi lain, salah satu manfaat permainan tradisional yaitu; dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan kecerdasan anak, memberikan pendidikan, mengajarkan anak tentang tata krama atau sopan santun dan bertutur kata yang baik kepada orang lain, membina interaksi sosial, dan masih banyak lagi hal positif yang bisa didapatkan. Apalagi di era digitalisasi sekarang ini, dengan permainan tradisional anak dapat mengurangi masalah ketergantungan gawai atau gadget.

Lebih lanjut Belgi Alhuda mengatakan bahwa di Kecamatan Cigombong terdapat para penggiat seni budaya yang masih aktif dalam berbagai kegiatan untuk menjaga kearifan lokal dan seni budaya agar tidak hilang dari zaman dan memiliki generasi penerus sehingga dapat bertahan dan memiliki regenerasi di masa yang akan datang.

Setiap Minggu pagi, anak-anak Desa Ciburayut masih aktif bermain permainan tradisional dan pencak silat. Kegiatan ini diprakarsai oleh Karang Taruna Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong - Bogor. Sedangkan di Desa Ciadeug, hal serupa juga dilakukan oleh anak-anak muda yang aktif di bidang seni dan budaya, dan di Desa Ciburuy terdapat sanggar seni yang bernama Lingkung Seni Bela Raga Cimande (LSBRC). Hal ini tentunya harus diperhatikan oleh semua pihak dan mendapat apresiasi bagi para pelaku atau penggiat seni budaya yang ada di Kabupaten Bogor, khususnya di Kecamatan Cigombong.

“Revolusi tidak akan terjadi, jika individu menginginkannya, tetapi harus melibatkan pemangku kepentingan yang ada dan lebih luas, yaitu masyarakat dan pemerintah."

Referensi: Pengamatan Pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini