Sampah merupakan salah satu permasalahan dalam masyarakat yang tak kunjung usai. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada 2021 dan 42,23% sampah diantaranya berasal dari aktivitas rumah tangga.
Berdasarkan jenisnya, 40% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. Sampah plastik berada di urutan berikutnya karena memiliki proporsi sebesar 17,5%. Sampah yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga ini lama kelamaan akan berdampak buruk bagi lingkungan apabila dibiarkan begitu saja dan tidak dikelola dengan baik.
Sama halnya yang terjadi di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga sehari-hari masyarakat ini cukup meresahkan dan seringkali menyebabkan pencemaran linkungan di beberapa wilayah sekitar rumah. Minimnya kesadaran masyarakat tentang pembuangan dan pengelolaan sampah yang belum terintegrasi dengan baik menyebabkan permasalahan sampah ini terus terjadi di Desa Teluk Awur.
Keren! Startup Mahasiswa Asal Bekasi Berhasil Tembus Pasar IT di Rusia
Oleh karena itu, diperlukan ketersediaan sarana-prasarana persampahan dan teknologi yang ramah lingkungan sangat dibutuhkan guna meningkatkan kebersihan lingkungan. KKN Tematik UNDIP di Desa Teluk Awur yang mengusung tema “Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga sebagai Pupuk Organik untuk Peningkatan Pendapatan Warga Desa Teluk Awur” dilaksanakan dengan harapan dapat membantu masayarakat desa teluk awur untuk dapat mengelola sampah terkususnya limbah rumah tangga masing-masing dengan lebih baik lagi sehingga dapat mengurangi pencemaran, bahkan mampu mendapatkan profit.
Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) merupakan sistem pengelolaan dan teknologi pengolahan sampah yang dimaksudkan sebagai solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan dampak yang ditimbulkannya. Melalui TPS3R ini, tidak hanya persoalan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang dapat dikurangi, namun juga dihasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah tersebut.
Berdasarkan survey dan wawancara pada 31 Oktober 2022 yang telah dilakukan dengan Direktur BUMDes, menyatakan bahwa Desa sendiri sudah memiliki sebuah program untuk mengumpulkan sampah. Hal ini sudah baik, tetapi program TPS 3R dipercaya dapat memberi manfaat yang lebih besar lagi karena disamping mengatasi persoalan sampah, juga dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah dan dijadikan kompos atau produk – produk lainnya. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tematik UNDIP melaksanakan sebuah program kerja untuk merancangan design dari TPS 3R Teluk Awur dengan ouput berupa shop drawing.
Shop drawing merupakan gambar teknik dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun fungsi shop drawing dalam pekerjaan konstruksi berperan sebagai media komunikasi antara perencana dan pelaksana. Dengan bantuan gambar shop drawing, diharapkan dapat terhindar dari kesalahan kerja yang mengakibatkan pembongkaran, pengulangan kerja, pembengkakan waktu dan biaya.
Dengan begitu, pekerjaan konstruksi yang telah direncanakan melalui gambar shop drawing dapat optimal, baik dari ketepatan waktu maupun perhitungan biaya. Dalam hal ini, gambar shop drawing memuat detail dari pembuatan komponen konstruksi maupun komponen yang akan digunakan saat proses instalasi.
Revisi Lagi, Sandiaga Sebut Perputaran Ekonomi Selama Libur Lebaran Capai Rp335 Triliun
Rancangan design TPS 3R di Desa Teluk Awur ini terdiri dari gambar kerja berupa denah, siteplan, dan detail ruang, serta gambar model 3D. Pembuatan design dan gambar kerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi BUMDes dan bagi masyarakat Desa Teluk Awur seperti apa hasil akhir TPS 3R yang sudah terbangun nanti. TPS 3R ini pada akhirnya diharapkan akan menjadi salah satu sarana dan prasarana untuk masyarakat Desa Teluk Awur untuk dapat mengelola sampah dengan lebih baik.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
