UGM Siap Kembangkan Perbaikan Kerusakan Syaraf Penyebab Glaukoma

UGM Siap Kembangkan Perbaikan Kerusakan Syaraf Penyebab Glaukoma
info gambar utama

Ada yang menarik perhatian dari paparan salah satu penerima Habibie Prize 2022, yaitu drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., terkait kerusakan syaraf mata penyebab penyakit glaukoma. Bukanlah hal yang bisa dianggap selintas lalu tentang permasalahan syaraf manusia ini. Karena syaraf sangat terkait dengan aktifitas dasar panca indera manusia, seperti merasakan sesuatu, bergerak, mencium, melihat, dan sebagainya.

Saat dikonfirmasi langsung oleh penulis usai menerima penghargaan tersebut, Ika Dewi Ana mengatakan bahwa dirinya optimis dengan pengembangan penelitiannya, bahkan hingga mampu mengatasi masalah kerusakan syaraf penyebab glaukoma. "Syaraf apapun. Dari penelitian kami, dengan pembuatan entubulasi syaraf kemudian melalui pengembangannya, bisa kemudian membuat syaraf itu (syaraf mata, red) tersambung kembali dan fungsi akson syaraf pun bisa berjalan kembali," ungkap Ika Ana Dewi.

Lebih lanjut Ika mengatakan, pihaknya telah mengujicobakan penelitiannya terhadap hewan percobaan dan masih di tahap syaraf tepi (perifer). "Memang belum hingga di syaraf pusat. Namun dengan pengembangan-pengembangan dan kerjasama multidisiplin, saya yakin itu (pemulihan syaraf mata, red) bisa," imbuh Ika. Ke depannya pengembangan entubulasi syaraf yang

Adapun yang menarik dari entubulasi syaraf yang dikembangkan oleh Ika Dewi Ana dan tim Departemen Ilmu Biomedika Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada (UGM), adalah bahan pendukungnya. Dengan memanfaatkan mikro biota dan ganggang laut, algae, dirinya Ika dan timnya bisa mengembangkannya untuk entubulasi syaraf. "Bahkan dari bioplastik yang dibuat dari edibel film ketela pohon, bisa dikembangkan untuk entubulasi syaraf untuk menyambung kembali syaraf yang terputus," ungkap Ika.

Menukil dari laman UGM, penghargaan lain yang pernah diterima Ika Ana Dewi di antaranya “Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa” dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia pada tahun 2014 lalu, SRB (Romanian Society for Biomaterials) Excellence Award di Konstanta, Rumania pada tahun 2016, dan Excellence Award dari ISCM (International Society for Ceramics in Medicine) di Charlotte, Amerika Serikat, pada tahun 2016.

Perempuan berkacamata ini adalah salah satu dosen di Departemen Ilmu Biomedika Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Dia merupakan penerima Habibie Prize 2022 untuk bidang Ilmu Kedokteran dan Bioteknologi. Selain Ika Dewi Ana, ada tiga orang penerima penghargaan lainnya yaitu Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc. untuk bidang Ilmu Dasar, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, M.M., M.Sc. untuk bidang Ilmu Rekayasa, dan Naufan Noordyanto, S.Sn., M.Sn. untuk bidang Ilmu Kebudayaan.

Penghargaan bergengsi yang telah diselenggarakan sejak 1999 ini diberikan kepada orang-orang dari seluruh Indonesia dengan karya terpilih, yang telah membuat terobosan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Yayasan SDM-IPTEK menganugerahkan Habibie Prize kepada para penerima tersebut.

Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc., berpesan agar masyarakat Indonesia senantiasa memiliki inspirasi. "Karena inspirasi akan membawa kita meraih cita-cita, setinggi apapun," ungkapnya, dalam kesempatan jumpa pers usai pemberian penghargaan tersebut, pada Kamis, 10 November 2022. "Inspirasi Pak Habibie telah mengajarkan kita hal baik. Saya contohnya. Bisa duduk meggantikan kursi Pak Habibie di sini (BRIN, red), karena terinspirasi beliau. Saya pajang foto Pak Habibie sejak SMP di meja belajar saya."

Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc., saat memberi sambutan untuk Habibie Prize 2022 (Foto oleh Angiola Harry | Dokumen pribadi)
info gambar

Penghargaan tersebut kemudian diharapkan bisa memotivasi dan menginspirasi para peneliti, ilmuwan, dan masyarakat pada umumnya, untuk terus berkarya dan berkontribusi di berbagai bidang, khususnya bidang IPTEK. Dan pada akhirnya, semua akan mendorong kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Para penerima Habibie Prize juga diharapkan tetap terus produktif, meningkatkan kontribusi di bidang masing-masing, serta melakukan yang terbaik untuk bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini