Deretan Sosok Sinden yang Berasal dari Mancanegara

Deretan Sosok Sinden yang Berasal dari Mancanegara
info gambar utama

Sinden tentu identik sebagai kesenian tradisional yang kental dengan budaya Jawa. Begitu pula dengan pelaku seni di bidang kesenian terkait seperti wayang dan karawitan, tentu kebanyakan memiliki darah Jawa.

Namun, tahukah kamu kalau ada sinden-sinden yang justru malah berasal dari luar negeri? Bahkan, karir mereka dalam kesenian tradisional Jawa ini sudah cukup panjang dan kerap mengisi berbagai acara-acara pagelaran kesenian di berbagai lingkup.

Meskipun mendalami kesenian yang bukan dari negara asalnya, mereka benar-benar sangat mencintai kebudayaan Indonesia. Bahkan, dalang-dalang kondang pun turut berkolaborasi dengan mereka.

Sinden sendiri adalah seseorang yang menjadi penyanyi dalam pementasan wayang atau gamelan. Tentunya, sinden harus punya kemampuan menyanyi tembang yang merdu dengan nada khas Jawa. Selain itu, ia juga pastinya harus pandai berbahasa Jawa dan punya kemampuan komunikasi yang bagus pula.

Lalu siapa sajakah sinden-sinden tersebut?

Catatan Sejarah Wayang Kulit, Lahir dan Tumbuh di Indonesia untuk Dunia

Hiromi Kano

auvicomsolo (YouTube)
info gambar

Pesinden yang satu ini asalnya dari Jepang. Ia mulai mendalami sinden sejak tahun 1996. Dahulu, sebenarnya ia mengambil penjurusan piano klasik di Tokyo College of Music ketika masa kuliah dulu.

Suatu saat, ia menonton pertunjukkan gamelan di kampusnya. Awalnya ia merasa musik tersebut agak aneh, namun seketika ia penasaran untuk mengetahuinya lebih jauh.

Akhirnya, pada 1996 ia pun memutuskan untuk belajar gamelan di ISI Surakarta sembari melatih kemampuan sindennya. Karirnya pun semakin melejit seiring dengan tingginya jam terbang. Ia juga kerap bekolaborasi dengan Ki Manteb Sudarsono.

Hiromi Kano, Potret Warga Asing yang Mencintai Kesenian Jawa

Megan O’Donoghue

meganodonoghue (Soundcloud)
info gambar

Pesinden kedua ini juga termasuk kondang sebagai sinden dari mancanegara. Megan sendiri biasa tampil bersama Ki Enthus dan dialog bahasa Jawa mereka berdua ketika pertunjukan kerap ditunggu penonton.

Ketertarikannya pada sinden bermula ketika masa kuliahnya di Seattle. Saat itu, ia menekuni bidang seriosa dan berjumpa dengan kesenian gamelan.

Minat ini pun ia teruskan pasca lulus kuliah dengan program Darmasiswa untuk mengambil kuliah gamelan di ISI Surakarta. Selama di sana, ia tinggal bersama Nyi Supadmi yang sekaligus menjadi pelatihnya dan mengajarinya bahasa Jawa. Ia juga akrab dengan mendiang Didi Kempot.

Perjalanan Campursari dari R.M. Samsi Sampai "Lord" Didi

Elizabeth Karen

tedjolaksana.blogspot.com
info gambar

Sinden asal Amerika Serikat yang kini tinggal di Malang. Ia memiliki sanggar kesenian bersama dengan suaminya yang bernama Padepokan Seni Mangun Dharma Tumpang, Malang.

Sebenarnya ia dulu pernah tinggal di Yogyakarta karena ayahnya sempat menjadi dosen tamu di Universitas Gadjah Mada. Semasa tinggal di sana, ia bergaul dengan warga sekitar dan merasa nyaman berada di lingkungan masyarakat Jawa

Suatu ketika ia kembali lagi datang ke Indonesia untuk belajar di Universitas Negeri Malang (dulu IKIP Malang). Hingga akhirnya, ia berkenalan dalang Ki Soleh Adi Pramono dengan dan menikah dengannya. Saat itu, ia hanyalah seorang penikmat kesenian tradisional Jawa. Lama kelamaan, ia pun mulai mempelajarinya dan akhirnya menjadi sinden seperti sekarang.

Sebuah "Tren Baru" Musik Campursari

Agnes Serfozo

Idha Ayu TV (YouTube)
info gambar

Agnes berasal dari Budapest, Hungaria. Secara minat, iaadalah seseorang yang memang tertarik dengan dunia antropologi dan sastra. Mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Indonesia, ia pun tertarik dengan jurusan pedalangan di ISI Surakarta.

Pada suatu mata kuliah, ada salah satu dosennya yang mengatakan kalau suaranya sangat cocok untuk menyanyi lagu-lagu Jawa. Merasa punya potensi, ia pun semakin mendalaminya.

Pada 2011, ia pun tergabung sebagai anggota dari sanggar Ki Manteb Sudarsono. Sejak itu, panggilan untuk menyinden pun terus berdatangan.

Itu dia beberapa sinden terkenal yang kerap mengisi berbagai acara pementasan kesenian tradisional Jawa. Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi orang-orang mancanegara yang turut mempelajari kesenian khas Indonesia dan mendalaminya.

Sebagai warga Indonesia, sudahkah kamu mengenal seni budaya dari daerahmu sendiri?

3 Grup Wayang Orang Profesional yang Masih Bertahan, Satu Berada di Jakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MM
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini