Lampaui Grab, GoTo Ternyata Jadi Startup Paling Berharga di Asia Tenggara

Lampaui Grab, GoTo Ternyata Jadi Startup Paling Berharga di Asia Tenggara
info gambar utama

Dilanda kabar duka akan PHK massal 1300 karyawannya, ternyata sepanjang tahun 2022 GoTo, startup raksasa hasil merger Gojek dan Tokopedia itu mencatat kinerja yang sangat baik.

Bahkan startup dengan jargon karya anak bangsa ini menyabet predikat “Startup Paling Bernilai di Asia Tenggara”, yang sebelumnya dipegang oleh Grab.

Menurut laporan Bloomberg pada Agustus 2022 lalu, valuasi GoTo tercatat hampir dua kali lipat daripada Grab. Perusahaan gabungan antara Gojek dan Tokopedia ini mencatat nilai pasar sekitar $26 miliar atau Rp385,4 triliun.

Angka itu jauh lebih tinggi dari valuasi Grab yang hanya sebesar $3,82 miliar atau Rp204 triliun.

Meski begitu kedua perusahaan ride hailing terbesar di Asia Tenggara itu masih mencatatkan kinerja negatif. Pada kuartal I 2022, kerugian Grab mencapai angka $435 juta dollar atau Rp6,44 triliun. Angka tersebut masih lebih baik dibandingkan GoTo dengan angka kerugian mencapai Rp6,47 triliun.

Melihat kinerja setelah sama-sama melantai di bursa, keduanya menorehkan kinerja saham yang sama-sama kurang bagus. Mengutip hasil riset CNBC Indonesia, Grab Holdings Ltd yang melantai di bursa Nasdaq telah terkoreksi 64% dari harga penawaran awal SPAC.

Sedangkan GoTo yang memilih melantai di bursa domestik, sahamnya hanya terkoriksi 3% dari harga IPO.

Kejomplangan koreksi tersebut membuat kapitalisasi pasar GoTo jauh lebih unggul. Nyaris mencapai dua kali lipat dari yang dicatat oleh Grab di Wall Street.

Kondisi pada Agustus inilah yang buat kondisinya berbalik. Semula Grab yang jadi perusahaan rintisan paling bernilai di Asia Tenggara, menjadi jauh tertinggal dibandingkan GoTo.

Bahkan nilai Grab itu masih jauh tertinggal di bawah Gojek dan Tokopedia, sebelum dua raksasa Indonesia ini merger.

Untuk diketahui, saat awal IPO, Grab yang melantai di Amerika Serikat lewat jalur IPO non konvensional, dengan kesepakatan awal SPAC memberikan penilaian $40 miliar. Sedangkan GoTo yang melantai di Bursa Efek Indonesia hanya memiliki penilaian sekitar $26 miliar.

Ekspansi perusahaan ride hailing asal Singapura ke negara-negara Asia Tenggara ternyata tak membuahkan hasil maksimal jika dibandingkan dengan dominasi GoTo yang hanya beroperasi di Indonesia.

Hal tersebut diakui oleh analis Bloomberg, Natan Naidu.

“Keunggulan GoTo sebagai merek lokal Indonesia dan sinerginya dengan Tokopedia memungkinkan perusahaan teknologi terbesar di negeri ini mempertahankan pangsa pasar pesan antar makanan dari (pesaingnya) Grab, (yang pada dasarnya) pemimpin kategori tersebut di Asia tenggara, untuk meningkatkan profitabilitas (GoTo),” katanya.

Meski sudah berulang kali menyampaikan ambisinya bersaing di regional Asia Tenggara, GoTo yang masih berfokus di Indonesia saja sudah mendapat benefit yang eksklusif karena kuatnya perolehan pasar domestik. GoTo diuntungkan dan berjaya di rumah sendiri.

Hal tersebut sangat berbeda dengan Grab yang kinerja terbagi-bagi di seluruh regional Asia Tenggara. Tercatat 42% pendapatannya berasal dari Singapura, pasar yang sudah relatif matang dengan potensi ekspansi yang masih relatif terbatas.

Pendapatan Grab terbantu 16% dari Malaysia, 12% dari Filipina, dan 11% dari Thailand. Untuk pasar Indonesia sendiri, Grab tidak memberikan perincian.

Pasar sempat dilanda sentimen negatif setelah PHK massal dilakukan oleh GoTo. Namun siapa sangka GoTO ternyata mencatat total nilai transaksi atau gross transaction value (GTV) sebesar Rp161 triliun pada kuartal III 2022.

Angka capaian itu naik cukup tinggi hingga 33% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk selanjutnya, GoTo dikabarkan akan fokus menjangkau konsumen setia dengan inovasi produk yang menjadi landasan pertumbuhan kinerja perusahaan selanjutnya.

Salah satunya adalah pengembangan GoPay Coins, yang nantinya akan memudahkan konsumen untuk mendapatkan, menukar, dan membelanjakan poin dari dan untuk transaksi di dalam ekosistem Grup GoTo.

GoPay Coins sendiri sudah tersedia untuk seluruh konsumen sejak akhir Juni 2022 lalu dan ternyata terus menunjukkan hasil yang positif. GoTo membukukan 21% dari basis pengguna bertransaksi GoTo telah menerima GoPay Coins.

Hal ini telah mendorong akuisisi pelanggan lintas platform sebesar 2,3 kali lebih tinggi. Otomatis turut menghemat beban akuisisi pelanggan hingga 20% jika dibandingkan dengan penggunaan satu platform.

Sumber: Seasia.co, Bloomberg.com, StraitsTimes.com, CNBCIndonesia.com, CNNIndonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

DY
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini