Ritual Mangkuk Merah: Panggilan Perang Maut Masyarakat Dayak

Ritual Mangkuk Merah: Panggilan Perang Maut Masyarakat Dayak
info gambar utama

Suku Dayak memiliki sebuah ritual yakni Mangkuk Merah atau Mangkuk Jaranang. Mangkuk ini berfungsi sebagai alat komunikasi antar sesama rumpun Dayak untuk menghubungkan dengan roh nenek moyang.

Mangkuk Merah dipercaya sebagai alat untuk memohon bala bantuan guna melawan musuh. Dengan ritual ini dipercaya mempunyai kekuatan untuk mengajak semua orang Dayak terlibat dalam peperangan.

Seorang tokoh Dayak yang menjadi salah satu narasumber dalam buku In The Time of Madness: Indonesia on the Edge of Chaos atau Zaman Edan karya Richard Lloyd mengatakan bahwa Mangkuk Merah adalah simbol komunikasi selama masa darurat.

Daun Sengkubak, Penyedap Rasa Alami dari Kalimantan

“Mangkuk Merah digunakan untuk memanggil orang-orang. Itu adalah simbol komunikasi yang digunakan selama masa darurat. Ketika seorang membawanya dari satu suku ke suku lain, itu berarti: Datang dan bantu kami.”

Selain itu Suku Dayak percaya melalui Mangkuk Merah ini roh leluhur akan membantu mereka dari serangan luar. Tetapi penggunaan mangkuk mereka tak bisa sembarangan karena ada konsekuensi yang harus ditanggung.

“Sebab korban jiwa dalam jumlah besar dipastikan akan berjatuhan jika tradisi Mangkuk Merah dijalankan,” paparnya.

Apa itu Mangkuk Merah?

Sakha Bintang dalam Kisah Mangkuk Merah dalam Tradisi Suku Dayak menyebutkan mangkuk ini disebut Mangku Merah karena di dalamnya dituangkan cairan merah yang ada pada getah jaranang.

Jaranang merupakan jenis tanaman akar yang mempunyai getah berwarna merah dan digunakan sebelum masyarakat Dayak mengenal cat. Akar jaranang yang berwarna merah dioleskan pada dasar mangkuk bagian dalam.

“Merah diidentikkan dengan darah, karena itu darah harus digunakan sebagai salah satu isi ataupun sesaji dalam ritual Mangkuk Merah.” paparnya.

Mengenal Budaya dan Kehidupan Suku Dayak di Museum Balanga

Di dalamnya, jelas Sakha juga diisi dengan bulu burung agar beritanya dapat dibawa kepada seluruh anggota suku secepat burung terbang dan tidak perlu khawatir panas ataupun hujan karena telah dilengkapi dengan daun lontar.

Nantinya Panglima Adat akan membawa Mangkuk Merah ke panyugu (tempat suci yang dianggap keramat) pada saat matahari terbenam. Di sana dirinya akan meminta petunjuk dewa yang diyakini akan dijawab dengan tanda-tanda alam.

“Kemudian diterjemahkan oleh panglima apakah mangkuk merah sudah saatnya diedarkan atau belum. Jika dianggap layak, tubuh panglima akan dirasuki oleh roh dewa,” jelasnya.

Kini hanya jadi tradisi

Dipercaya oleh masyarakat Dayak, ketika ritual Mangkuk Merah telah dilangsungkan, para dewa dan roh leluhur akan meminjamkan kekuatan magis kepada mereka. Sehingga mereka memiliki tubuh Pangkalima yaitu tubuh layaknya dewa atau panglima kuat.

Disebutkan bila masyarakat Dayak telah di bawah komando roh dewa, konon akan kebal terhadap senjata dan dapat menahan rasa lapar walau tidak makan selama sebulan. Bahkan mereka percaya para dewa dan roh leluhur juga ikut terlibat langsung dalam perang.

Alef Dasilelo dalam Nopeng: Mengenang Hantu dan Ritual Mangkuk Merah Suku Dayak Kanayatnmenyatakan banyak yang menyaksikan saat orang Dayak berperang, musuhnya tumbang secara tiba-tiba, seolah ada sosok yang tak terlihat memeranginya.

Cara Bersyukur Masyarakat Dayak dalam Penyelenggaran Ritual Naik Dango

“Selain itu ada juga kabar bahwa orang-orang yang punya kekuatan supranatural, bisa melihat sosok tak kasat mata yang ikut berperang. Mereka serupa manusia, namun serupa manusia, namun sepertinya berkamuflase menyerupai dedaunan,” jelasnya.

Karena kejadian itulah, akhirnya tercipta sebuah sebutan untuk roh yang dipercayai sebagai roh dewa atau roh leluhur orang Dayak Kanayatn, yang ikut terlibat dalam peperangan yakni Antu Dayak yang berarti Hantu Dayak.

Tetapi dengan perkembangan zaman, kondisi kehidupan masyarakat Dayak juga mulai membaik dan jauh dari kata peperangan. Hasilnya ritual tua mereka hanya menjadi cerita sejarah dan sudah tak mungkin untuk dilangsungkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini