9 Jenis Rujak Unik yang Wajib Kamu Coba, Selain Rujak Buah!

9 Jenis Rujak Unik yang Wajib Kamu Coba, Selain Rujak Buah!
info gambar utama

Siapa yang tidak menyukai rujak? Makanan ini sudah menjadi kudapan favorit masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Bahan-bahan yang mudah didapatkan membuat harga kudapan ini tergolong cukup terjangkau dan dapat dijumpai ketersediaannya di seluruh pelosok Indonesia.

Bahkan, rujak sudah mendapat pengakuan salah satu street food terbaik di Asia. Pada Agustus lalu, portal berita internasional CNN merilis daftar '50 of The Best Street Foods in Asia'. Di dalam artikel tersebut terdapat empat makanan asal Indonesia, yakni gado-gado, getuk, kerak telur, dan rujak. Namun, apakah kamu sudah mengetahui sejarah rujak?

Kami juga mengikutsertakan sejarah rujak dan bahan-bahan apa saja yang digunakan selain bahan unik tersebut. Selain itu, kami juga mencari informasi mengenai daerah asal, tempat makan lokal terfavorit, beserta harga untuk setiap porsi rujak. Kudapan Jalan juga memasukkan infografik berupa peta persebaran dari rujak unik ini.

Infografik 9 Rujak Non-Buah
info gambar

Kapan Rujak Mulai Dikenal?

Rujak merupakan salah satu makanan yang tertua di Indonesia, bahkan sejak zaman Kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Makanan yang dahulu dikenal dengan nama rurujak ini sudah tercatat di dalam prasasti Taji Jawa Kuno yang dibuat pada tahun 901 Masehi. Dahulu, rurujak merupakan bagian dari salah satu budaya Jawa Kuno, yakni di dalam upacara Naloni Mitoni. Naloni Mitoni dilakukan kepada calon ibu yang sedang mengandung tujuh bulan dan bertujuan untuk mendoakan agar proses persalinan dapat berjalan dengan lancar.

Dikarenakan bahan dasar cabai merah dan kacang tanah belum masuk ke Indonesia sebelum abad ke-16, rurujak ini terdiri dari rujak bali sebagai bahan utama dan buah-buah lain yang diparut secara kasar.

Aneka Rujak di Indonesia yang Berbahan Dasar Unik

Bahan dasar rujak pun terus berkembang hingga kini dan setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Namun, tidak semua rujak memiliki bahan dasar buah-buahan. Beberapa daerah menggunakan ubur-ubur, rumput laut, kuah pindang, bahkan lidah sapi sebagai bahan utama rujak. Berikut adalah sembilan jenis rujak unik di Indonesia dan salah satu restoran terfavorit di daerahnya masing-masing, dari Sabang hingga Merauke.

Rujak U Groh

Rujak u groh merupakan salah satu variasi rujak unik dari Provinsi Aceh, khususnya di kawasan Indrapuri. Rujak ini sama sekali tidak mengandung buah-buahan maupun sayuran sebagai bahan dasarnya. U groh atau batok kelapa dalam bahasa Aceh, menjadi bahan utama dalam rujak ini. Bahan-bahan rujak ini ialah, batok kelapa muda yang telah dikerik dan dicuci terlebih dahulu, gula aren, dan jeruk nipis. Kamu dapat menemukan kudapan ini di Rujak Aceh Aneuk Garuda yang terletak di Jl. Banda Aceh-Medan KM 23,5. Di kedai tersebut, rujak u groh dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp12.000 untuk satu porsi.

Rujak Mie

Masih dari Pulau Sumatera, Palembang pun memiliki jenis rujak yang tidak berbahan dasar buah-buahan, yakni rujak mie. Kudapan ini cukup mirip dengan salah satu makanan lokal khas Sumatera Selatan, pempek. Rujak mie memiliki bahan dasar mie kuning atau mie putih, yang dipadukan dengan pempek, taburan mentimun, dan disiram dengan kuah cuko. Cuko sendiri berbahan dasar gula batok palembang dan memiliki konsistensi yang sedikit kental. Jika kamu sedang mengunjungi Kota Palembang, salah satu tempat yang menjual rujak mie ialah Pempek Beringin di Jl. Lingkaran 1 No. 20, 9 Ilir, kota Palembang. Kalian cukup mengeluarkan uang sebesar Rp39.600 untuk satu porsi rujak mie.

Rujak Soun

Pulau Bangka berjarak tidak jauh dari Sumatera Selatan. Kedua daerah ini memiliki beberapa kesamaan kuliner, salah satunya rujak. Rujak soun dari Pulau Bangka ini mirip dengan rujak mie, namun menggunakan soun dan tauge sebagai bahan dasarnya. Kamu dapat menikmatinya di salah satu tempat makan di Kota Pangkal Pinang, yakni Pempek Ami yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 72, Gedung Nasional. Di sana, rujak soun dijual dengan harga Rp20.000.

Rujak Juhi

Rujak juhi merupakan makanan khas Betawi dan menjadi salah satu rujak unik yang berasal dari Jakarta. Juhi sendiri merupakan cumi kering yang sudah difermentasikan yang kemudian disajikan dalam irisan tipis-tipis. Selain bahan utama juhi, rujak ini juga berisikan kol, kentang, selada, timun, dan kerupuk mie yang disiram dengan saus kacang. Namun, seiring dengan harga juhi yang semakin mahal, rujak ini pun semakin sulit ditemui. Salah satu tempat makan yang menjualnya ialah Rujak Juhi Sabang Kang Erwin. Tempat rujak yang sudah berdiri sejak tahun 1990 ini beralamat di Jl. H. Agus Salim No. 46, Kebon Sirih, dan kamu dapat membeli satu porsi rujak juhi dengan harga Rp28.000.

Rujak Shanghai

Selain rujak juhi, salah satu rujak unik yang berasal dari Jakarta ialah rujak shanghai. Rujak shanghai merupakan salah satu makanan yang berasal dari budaya Tionghoa. Namun, penamaan ini rujak ini berasal dari lokasi penjualnya, yakni di depan bioskop shanghai yang dahulu berlokasi di Jakarta. Berbeda dengan kebanyakan makanan di Indonesia, rujak ini memiliki bahan utama ubur-ubur. Bahan unik ini juga dipadukan dengan mentimun, kangkung, lobak dan disiram dengan kuah merah yang juga menjadi ciri khasnya. Kuah merah ini berbahan dasar sambal tomat, kecap asin, bawang putih, dan kacang tanah. Salah satu dari sedikit tempat makan yang masih menjual rujak shanghai ialah Rujak Shanghai & Seafood Andri yang terletak di Jl. Pancoran, Pinangsia. Kamu dapat menikmati rujak ini dengan harga Rp45.000 per porsinya.

Rujak Es Krim

Pada umumnya, es krim merupakan bagian dari hidangan penutup. Namun di Yogyakarta, es krim menjadi salah satu bahan dasar dari rujak. Salah satu penjual yang pertama kali menjajakan rujak es krim ialah Pak Nardi. Rujak ini sudah dijual oleh Pak Nardi sejak tahun 1978, dari menggunakan gerobak keliling hingga memiliki tempat permanen. Konon, Pak Nardi menggabungkan es krim ke rujak karena dagangannya kurang laku. Selain es krim rasa kelapa, rujak ini juga berbahan dasar timun, kedondong, nanas, bengkuang, dan pepaya. Untuk rasanya, kamu dapat mengunjungi Rujak Es Cream Pak Nardi di Jalan Harjowinatan, Purwokinanti, Kota Yogyakarta. Rujak ini dapat dinikmati dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp8.000 saja.

Rujak Cingur

Rujak unik terakhir yang berasal dari Pulau Jawa ialah rujak cingur. Rujak ini sudah cukup dikenal di Indonesia dan berasal dari Kota Surabaya. Tiga bahan utama yang wajib ada di rujang cingur ialah cingur, petis, dan pisang batu. Cingur sendiri memiliki arti mulut dan dalam rujak ini berarti mulut atau moncong sapi. Selain ketiga bahan tadi, rujak cingur juga berisikan krai atau mentimun khas Jawa Timur, mangga muda, bendoyo, lontong, tahu, tempe, dan beberapa bahan lainnya. Ada dua penyajian untuk rujak cingur, yakni biasa dan ‘matangan’ atau hanya menggunakan bahan-bahan yang dimasak secara matang saja. Di Surabaya sendiri, kamu dapat menemui rujak cingur di beberapa tempat makan, salah satunya di Rujak Cingur Joko Dolog di Jl. Taman Apsari, Embong Kaliasin. Di sana, rujak ini dijual dengan harga Rp25.000 per porsinya.

Rujak Bulung

Pulau Dewata juga memiliki interpretasi sendiri mengenai makanan rujak ini. Salah satunya ialah rujak bulung. Bulung sendiri memiliki arti rumput laut yang juga digunakan sebagai bahan utama di rujak ini. Di Bali sendiri, rujak bulung terdiri dari beberapa variasi, seperti bulung putih, hijau, boni, dan bulung rambut atau disajikan dengan kuah pindang. Kamu dapat menemui rujak bulung di beberapa tempat makan di Pulau Bali, salah satunya di Warung Rujak Bu Man yang beralamat di Jl. Bung Tomo No. 37, Pemecutan Kaja, Kota Denpasar. Di warung ini, terdapat variasi rujak bulung hijau, putih, campur hijau putih, boni, dan campur hijau putih boni dengan harga Rp10.000 per porsinya.

Rujak Kuah Pindang

Daftar terakhir rujak unik Nusantara masih berasal dari Pulau Bali. Selain rujak bulung, Bali juga memiliki rujak kuah pindang. Sesuai namanya, rujak ini memiliki bahan-bahan, seperti mangga hijau, pepaya, jeruk bali, dan kedondong yang disiram kuah kepala ikan pindang. Kuah pindang sendiri berbahan dasar ikan, garam, terasi, gula, dan cabai. Kamu dapat menikmati rujak kuah pindang di Warung Men Runtu di Jl. Sekuta No. 32, Sanur, Kota Denpasar. Di Warung Men Runtu tersedia variasi rujak dengan kuah pindang, kuah pindang gula pasir, dan kuah pindang gula bali yang dijual dengan harga Rp12.000 per porsi.

Ternyata Rujak Juga Dapat Dijumpai di Negara Tetangga

Setiap daerah memiliki interpretasi sendiri terhadap rujak yang tentunya disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Namun, persebaran rujak tidak hanya di Indonesia saja, Malaysia dan Singapura pun memiliki variasi rujaknya tersendiri. Apalagi, kedua negara tersebut sering menjadi tempat singgah bagi para turis dan pebisnis sejak zaman dahulu. Ini juga menjadi alasan utama mengapa rujak bisa tersebar hingga ke negara tetangga. Keberagaman budaya di negara tersebut juga mempengaruhi aspek kuliner, salah satunya dalam rujak.

Rojak dari Singapura

Varian rujak di Singapura memiliki bahan dasar buah-buahan, namun banyak yang berbeda dari variasi rujak di Indonesia. Bahan dasar yang unik dari rojak ialah cakwe dan kulit tahu panggang. Selain itu, rojak juga memiliki bahan yang juga ditemui di Indonesia, seperti bengkoang, kecombrang, mentimun, kangkung, dan nanas. Berhubung dengan minimnya penjual gerobak di Singapura, rojak dapat ditemui di berbagai kios makanan atau yang disebut hawker center. Salah satunya, kamu dapat mencicipi rojak di Balestier Road Hoover Rojak di 90 Whampoa Drive, #01-06, Singapore. Di kedai tersebut, rojak dijual dalam dua jenis porsi yang berkisar dari Rp45.000 hingga Rp56.000.

Pasembur dari Malaysia

Di Malaysia, ada beberapa jenis rujak, rojak buah seperti yang dikenal di Indonesia dan pasembur atau yang juga disebut Penang Rojak. Namun, berbeda dengan rujak buah, pasembur lebih mirip seperti gado-gado dan dipengaruhi oleh budaya India. Bahan dasar dari pasembur ialah beberapa sayuran seperti mentimun, tauge, dan lobak yang sudah dipotong-potong yang dicampurkan dengan saus asam manis yang juga mengandung terasi, ubi, dan cabai. Pasembur inilah yang lebih populer di Malaysia. Apabila kalian sedang berlibur ke Malaysia, dapat mengunjungi Kareem Pasembur Rojak di 7, Lebuh Union, George Town, Pulau Pinang, Malaysia. Di sana, pasembur dijual dengan harga Rp21.000 hingga Rp40.000 per porsinya.

Kuliner Indonesia sangat beragam dan bervariasi di daerahnya masing-masing. Kuliner ini pun tidak lepas dari pengaruh budaya Indonesia yang memang sudah ada sejak dahulu kala. Salah satu makanan ini adalah rujak. Tidak hanya berbahan dasar buah maupun sayuran, beberapa daerah pun memiliki variasi rujak tersendiri dengan bahan-bahan yang unik. Bahkan, rujak pun juga mendapat pengakuan sebagai salah satu street food terbaik di Asia versi CNN. Untuk itu, kita juga perlu semakin mengapresiasi kuliner lokal khas Indonesia.

Metodologi dan Sumber Data

  • Daftar rujak-rujak di Indonesia beserta daerah asalnya dikumpulkan dari beberapa website portal berita Indonesia dan website Indonesia Travel.
  • Sejarah rujak bersumber dari artikel yang dirilis oleh Universitas Stekom.
  • Tempat makan lokal terfavorit dikumpulkan dari beragam artikel yang dirilis oleh portal berita Indonesia.
  • Pilihan menu dan harga dari setiap tempat makan ditelusuri dari Zomato dan Google Review.
  • Informasi mengenai rojak dan pasembur diolah dari website Visit Singapore dan Masses Malaysia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini