Mengenal KRI Dewaruci - Kapal Legendaris AL Indonesia yang Menaklukan Dunia

Mengenal KRI Dewaruci - Kapal Legendaris AL Indonesia yang Menaklukan Dunia
info gambar utama

“Nenek moyangku seorang pelaut”. Kira-kira begitulah frasa yang acapkali kita dengarkan sedari kecil.

Jika kita menelusuri lorong sejarah bangsa ini, akan kita dapati berbagai jejak-jejak historis yang membuktikan bahwa benar adanya nenek moyang Nusantara adalah para pelaut ulung.

Kepiawaian pelaut Indonesia ditunjukkan melalui kapal-kapal yang digunakan untuk berlayar merintangi ganasnya samudera. Dan salah satu kapal pelaut Indonesia tersebut adalah KRI Dewaruci.

KRI Dewaruci ini merupakan kapal legendaris Angkatan Laut Indonesia yang telah lama melintang mengelilingi dunia hingga dua kali.

Penasaran seperti apa kisahnya ?. Mari simak ulasan singkat berikut ini.

Sejarah Pembuatan dan Inspirasi Nama KRI Dewaruci

KRI Dewaruci adalah kapal pelatihan bagi taruna/kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal ini berbasis di Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut.

Adapun nama kapal ini terinspirasi dari nama dewa dalam kisah klasik pewayangan Jawa yaitu Dewa Ruci.

Mengutip laman tempo.co bahwa kapal yang memiliki panjang 58,5 meter dan lebar 9,5 meter ini dibangun oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman.

Pembuatan kapal ini berlangsung sejak tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II, galangan kapal pembuatnya rusak parah. Maka KRI Dewaruci tersebut akhirnya bisa selesai pada tahun 1952 dan diresmikan setahun berikutnya tahun 1953.

Usai dibuat dan diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, kapal tersebut dilayarkan ke Indonesia oleh Kapten Roosenow beserta para kadet dari Institut Angkatan Laut Indonesia.

Roosenow sendiri adalah mantan awak kapal Jerman pada perang dunia I yang ditangkap oleh Belanda saat hendak berlayar ke Hindia Belanda, dan akhirnya ia memilih menjadi warga Hindia Belanda.

Saat pelayaran perdana KRI Dewaruci dari Jerman ke Indonesia, Roosenow bertindak selaku komandan kapal dan atas serangkaian jasa-jasanya tersebut, Roosenow dianggap sebagai Bapak KRI Dewaruci.

Roosenow selanjutnya mengabdi di ALRI dan diberi pangkat Letnan Kolonel. Ia akhirnya meninggal pada tahun 1966.

Untuk mengenang jasanya, para kadet KRI Dewaruci memiliki tradisi untuk menabur bunga tatkala melewati Selat Sunda dimana abu jasad Rosenow ditaburkan saat itu.

Baca juga : Kisah Rosenow - Pelaut Jerman yang Menjadi Komandan Pertama KRI Dewaruci

Kehebatan KRI Dewaruci Mengelilingi Dunia Sebanyak 2 Kali

Melansir laman sindonews.com bahwasanya KRI Dewaruci tercatat dua kali telah melakukan tugas pelayaran muhibah keliling dunia, yakni pada 1964 dan 2012.

Pada pelayaran pertama dipimpin langsung oleh komdandan kapal yaitu Letkol Laut (P) Sumantri dan dilepas langsung oleh Presiden Soekarno.

Kapal yang dijuluki Angsa Betina oleh Cornelis Kowaas, salah satu awak kapal yang bertugas mengabadikan perjalanan, berhasil membawa 78 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dan 32 anak buah kapal (ABK) untuk mengarungi 7 samudera dan 5 benua.

Kemudian pada tugas pelayaran muhibah keliling dunia kedua yang dilakukan pada 2012, dipimpin oleh Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dengan membawa 101 Taruna AAL dan 77 ABK.

Dalam pelayaran kali ini, KRI Dewaruci menghabiskan waktu sekitar 227 hari dengan jarak tempuh 27.006 nautical mile.

Baca juga : Kapal Phinisi - Kapal Layar Legendaris dari Bulukumba yang Banyak Dipesan oleh Asing

Pengganti KRI Dewaruci

KRI Dewaruci yang telah berusia 69 tahun pada 24 Januari 2022 lalu, kini hanya berlayar di perairan laut Indonesia. Tugas pelayaran panjang atau disebut Kartika Jala Krida digantikan KRI Bima Suci yang mulai dioperasikan sejak 2017 silam.

Meski begitu, KRI Dewaruci tetap bertugas sebagai kapal pelatihan taruna dan taruni AAL. Selain itu, KRI Dewaruci juga memiliki tugas lain yakni berlayar ke seluruh pelosok Indonesia untuk mengenalkan kapal ini kepada masyarakat dan menjadi duta maritim Indonesia.

Baca juga : Kisah Laksamana Malahayati - Panglima Laut Perempuan Pertama di Dunia

Referensi: militer.id | nasional.tempo.co | nasional.sindonews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini