Giliran Indonesia Punya Mata Uang Digital

Giliran Indonesia Punya Mata Uang Digital
info gambar utama

Bank Indonesia (BI) baru saja meluncurkan white paper rupiah digital sejalan dengan pengembangan Central Bank Digital Currency (CDBC). Dalam laporannya pada pertemuan tahunan BI 2022 siang tadi, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pengembangan rupiah digital diberi nama Proyek Garuda

Perry menerangkan sekilas, implementasi dari proyek ini akan melalui tiga tahap. Dimulai dengan wholesale rupiah digital untuk modal bisnis, penerbitan, pemusnahan, dan transfer antar bank. Kemudian, akan diperluas dengan modal bisnis, kooperasi moneter, dan pasar uang.

“Akhirnya, integrasi wholesale digital rupiah dengan retail digital rupiah secara end to end. Tentu saja sinergi secara nasional dan internasional,” papar Perry dalam siaran langsung di kanal Youtube BI, Rabu (30/11/2022).

Untuk mendorong semua perencanaan yang akan dijalankan ke depan, Perry menyebut BI akan mempercepat pendalaman pasar uang sesuai blueprint 2025, demi terciptanya integrasi operasi moneter dan pasar uang modern melalui pengembangan infrastruktur, konsolidasi peserta pasar, serta primary dealer dan instrument.

Kenali 5 Tips Aman Berselancar di Dunia Digital

CDBC beda dengan kripto

Mengutip Kemenkeu.go.id, CDBC didefinisikan sebagai uang digital yang penerbitan dan peredarannya dikontrol oleh bank sentral. Gantikan uang kartal, ia hadir sebagai alat pembayaran yang sah. Tentang kegunaannya, CDBC telah memenuhi 3 fungsi dasar uang, yakni alat tukar atau pembayaran, alat ukur nilai barang dan jasa, serta alat penyimpan nilai.

Memang ribuan mata uang digital sudah ada sebelum ini, namanya kripto. Beberapa yang paling terkenal antara lain bitcoin dan stablecoin, nilainya dipatok ke aset atau mata uang fiat seperti dolar. Pengelolaannya dikendalikan oleh banyak pihak di seluruh dunia, bukan satu perusahaan pusat.

Tapi, kripto jelas beda dengan CDBC. Pertama, mata uang digital tersebut dikeluarkan oleh bank sentral di suatu negara, bukan perusahaan swasta atau firma. Ada fitur private blockchain di dalamnya. Jadi, identitas pengguna CDBC akan terikat dengan akun bank miliknya. Ini bekerja seperti alat pembayaran seperti biasa. Sementara itu, kripto menggunakan private blockchain, identitas pengguna bisa dirahasiakan alias anonim, sistem pembayaran tergantung regulasi tiap negara atau otoritas pasar kripto.

Penerapan CDBC dinilai mempengaruhi sistem pembayaran menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien. Bank sentral dapat leluasa memantau pasokan uang serta memudahkan penelurusan transaksi dan memangkas biaya perbankan.

Menyusul 10 negara di dunia

Sampai saat ini, sebanyak 10 negara telah resmi memiliki mata uang digital sendiri. Bahama di Hindia Barat maju sebagai negara pertama di dunia yang merilis mata uang digital, peluncuran dilakukan pada Oktober 2022 dengan nama Sand Dollar. Kemudian, ada Nigeria dengan eNaira, mata uang digital Afrika pertama pada Oktober 2022. Gubernur bank sentral Nigeria mengumumkan saat peluncuran bahwa lima ratus juta eNaira telah dicetak.

Berikutnya, Jamaica meluncurkan JAM-DEX pada Mei 2022 disusul 8 negara dari Karibia Timur dengan nama Dcash. Kedelapan negara itu antara lain Anguilla, Antigua dan Barbuda, Saint Kids and Nevis, Montserrat, Dominica, Saint Lucia, saint Vincents and The Grenadines, dan Grenada.

Di samping itu, bank sentral Swedia, Norwegia, dan Israel, meluncurkan proyek dengan bank for International Settlements untuk menguji pembayaran ritel dan pengiriman uang internasional dengan mata uang digital bank sentral pada September 2022.

Sementara itu, Cina dikabarkan bakal meluncurkan CBDC versi negaranya tahun depan, sedangkan 19 negara G20 lainnya dengan ekonomi terbesar di dunia, sedang menguji coba atau menjajaki CBDC. Beberapa di antaranya: Jepang, India, Rusia, dan Korea Selatan, demikian dikutip dari Atlanticcouncil.org.

Inilah 5 Desa Digital Terbaik di Indonesia - Sistem Pelayanannya Canggih!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini