Intip Tajamnya Badik - Senjata Tradisional Bugis - Makassar dalam Tarung Sarung

Intip Tajamnya Badik - Senjata Tradisional Bugis - Makassar dalam Tarung Sarung
info gambar utama

Di tengah komunitas masyarakat Bugis dan Makassar terdapat adagium mengenai badik yang berbunyi “Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” (Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik) dalam bahasa Makassar.

Sedangkan dalam bahasa Bugis berbunyi “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali" (Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik).

Memang terdapat perbedaan istilah terhadap senjata tersebut namun tetap merujuk pada benda yang sama. Orang Makassar menyebutnya badik, sementara orang Bugis menyebutnya kawali.

Jika kalian pernah mendengar tradisi Sigajang Lalang Lipa’ (Tarung Sarung), maka senjata yang digunakan tuk bertarung dalam sarung adalah badik.

Sejatinya memang badik dimaknai sebagai simbol kejantanan dan kepercayaan diri pria Bugis-Makassar. Selain itu, senjata ini juga memiliki daya magis mematikan serupa Mandau Terbang pada suku Dayak.

Lantas seperti apa kekuatannya dan apa saja perbedaan dengan badik pada masyarakat Lampung ? Yuk simak ulasan singkat berikut ini.

Sejarah Penggunaan Badik pada Masyarakat Sulawesi Selatan

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id bahwasanya penggunaan Badik atau Kawali dapat dilacak pada masa Kerajaan Luwu kuno. Pada masa itu badik dikenal dengan nama Kalio.

Secara fungsi, saat itu kalio lebih sering digunakan untuk pertanian selain untuk menjaga diri. Dalam naskah klasik Lagaligo, Luwu disebut menjadi awal peradaban besi di tanah Sulawesi.

Bahkan, hingga saat ini masih banyak artefak-artefak kuno yang ditemukan di wilayah Luwu dan menceritakan perkembangan peradaban badik.

Mengutip laman kompas.com yang mewawancarai Sosiologi Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu menyebutkan, bahwa bagi masyarakat Sulawesi Selatan, badik menjadi simbol identitas diri bagi kaum pria.

Rektor Unhas 2 periode ini menuturkan bahwa "Badik adalah identitas kelelakian bagi suku Bugis - Makassar, makanya zaman dulu kemanapun pergi maka badik tetap terselip dipinggang dan melucuti badik sama dengan melucuti identitas kelelakiannya. Namun mencabut badik bukanlah sembarangan, melainkan hanya untuk beberapa hal seperti menegakkan Siri' (hukum adat), bertahan jika diserang, melindungi harkat perempuan dan membela pemimpin atau pun negara".

Perbedaan Badik Sulawesi dan Lampung

Menyadur dari laman kemdikbud.go.id yang mengatakan bahwa asal usul badik dari Lampung atau dari senjata tradisional masyarakat Sulawesi Selatan belum diketahui dan belum dapat dipastikan.

Asumsi sementara menyatakan bahwa Kerajaan Bone dan Gowa (Sulawesi Selatan) memperkenalkan senjata tersebut (badik) pada kerajaan Tulang Bawang (Lampung).

Namun yang menarik, banyak pernyataan dari kalangan tua Lampung yang mengatakan bahwa Badik Lampung memang senjata asli masyarakat Lampung.

Kendati secara historis masih terjadi perbedaan, namun secara fungsi dapat dikata hampir sama. Badik bagi orang Bugis-Makassar dan bagi orang Lampung sama-sama dimaknai sebagai simbol kejantanan dan harga diri.

Begitupun peletakan Badik sama-sama diselipkan di sisi pinggang seorang laki-laki dan dibawa kemanapun mereka bepergian.

Jenis-Jenis Badik yang Populer di Sulawesi Selatan

Dari segi bentuknya, tiap badik terdiri dari tiga bagian: bilah dari besi pilihan yang memiliki pamor, gagang dan sarungnya. Keistimewaan badik bisa dilihat dari pamornya di bilah, karakter (sissik) dan ukurannya yang pas bagi pemiliknya.

Jenis badik bisa dibedakan dari bilahnya dan gagangnya. Gagangnya biasa dibuat dari kayu Kemuning atau tanduk dan gading. Sedangkan, sarungnya dari kayu Cendana.

Setidaknya ada 3 jenis badik di Sulsel yang populer dikutip dari laman berandasulsel.com ;

- Badik Makassar

Badik Makassar memiliki 13 jenis, yang dibedakan dari daerah asal pembuatnya. Seperti Badik jenis Taeng, Bontoala, Bontonompo, Cindakko, dan Campagayya. Orang awam biasa menyebut badik ras Makassar dengan sebutan Badik Lompobattang, karena melihat bentuk bilahnya lebar di bagian bawah, Lompobattang artinya perutnya besar.

- Badik/Kawali Bugis

Badik Bugis biasa disebut dengan Badik Gecong, yang memiliki bilah melengkung bagian dalam di dekat gagang. Badik Gecong umumnya berasal dari masyarakat Bugis di sekitar Bone, Soppeng, dan Wajo.

Selain Gecong, ada juga badik jenis Toasi dari Sidenreng. Perbedaan badik Gecong dan Toasi terletak di gagangnya. Badik Toasi memiliki gagang lurus. Selain badik Gecong dan Toasi dari Tanah Bugis, ada juga Badik Raja yang menjadi buruan kolektor pusaka nusantara. Badik Raja memiliki bilah yang memiliki ‘leher’ di dekat gagang, berbeda dengan badik Gecong.

- Badik Luwuk

Sebagai kerajaan tertua di Sulawesi Selatan, Badik Luwu memiliki bilah bagian bawah yang lurus dari gagang hingga meruncing di ujung. Badik Luwu yang memiliki riwayat masa lalu dan pamor yang unik, juga menjadi buruan para kolektor.

Demikianlah sekelumit kisah tentang Badik sebagai senjata tradisional khas masyarakat Bugis dan Makassar

Referensi: Warisan Budaya Kemdikbud | kompas.com | berandasulsel.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Achmad Faizal lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Achmad Faizal.

Terima kasih telah membaca sampai di sini