Mengenal Bau Nyale, Tradisi Unik di Pantai Selatan Lombok NTB

Mengenal Bau Nyale, Tradisi Unik di Pantai Selatan Lombok NTB
info gambar utama

#WritingChallengeGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Julukan Pulau Seribu Masjid mungkin seringkali kawan dengar untuk menyebut salah satu pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini. Selain dikenal dengan seribu masjidnya, pulau indah nan elok ini juga terkenal dengan seribu wisata dan budaya yang ada di dalamnya. Bagi para turis dan pelancong nasional bahkan internasional sudah membuktikan julukan tersebut.

Lombok, dikenal akan keindahan wisata, budaya, kuliner serta adat istiadat Masyarakat Suku Sasak yang masih kental di sana. Setiap kekayaan alam maupun budayanya mampu membuat setiap orang yang datang berkunjung merasa nyaman dan ingin berlama-lama di pulau Rinjani tersebut.

Salah satu destinasi wisata yang juga tidak kalah menarik lengkap dengan tradisi uniknya yaitu pantai-pantai yang terletak di bagian Selatan Pulau Lombok, yakni Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Seger. Kedua pantai dan deretan pantai yang berada di sekitarnya, seringkali menjadi tujuan utama ketika memasuki bulan Februari. Karena di pantai-pantai itulah, kawan bisa menemukan tradisi unik yang masih dilestarikan masyarakat Sasak sampai sekarang, yakni tradisi BauNyale.

Festival Bau Nyale | Foto: Phinemo.com
info gambar

Secara bahasa, Bau dalam bahasa Sasak bermakna “mengambil, menangkap, mendapatkan.” Sedangkan Nyale adalah sejenis cacing laut yang bernama latin EuniceFucata yang memiliki bentuk seperti cacing biasa, namun lebih panjang serta berwarna-warni seperti pelangi. Dengan demikian, BauNyale dapat diartikan “menangkap cacing laut.”

Tradisi ini bukanlah sembarang tradisi, karena setiap tradisi di Indonesia memilik pesona dan sejarah tersendiri. Sama halnya dengan BauNyale ini. Tradisi ini memiliki sejarah yang seringkali dikisahkan turun temurun oleh orang tua sejak zaman dahulu sampai sekarang. Konon, Nyale ini adalah jelmaan dari seorang putri cantik Gumi Sasak yang bernama Putri Mandalika.

Putri Mandalika adalah seorang putri kerajaan yang memiliki kecantikan luar biasa yang tidak dimiliki putri-putri kerajaan pada waktu itu. Karena itulah, banyak pangeran dari beragam kerajaan menaruh rasa dan bersaing untuk bisa meminang putri tersebut. Namun, melihat persaingan itu, Putri Mandalika tidak mau memilih salah satu dari mereka, karena khawatir terjadi pertumpahan darah. Maka, putri cantik tersebut menceburkan diri ke laut dan menjelma menjadi Nyale, agar semua orang bisa mendapatkannya. Sehingga masyarakat Sasak percaya, jika Nyale yang merupakan jelmaan Putri Mandalika akan muncul setiap bulan ke sepuluh dalam penanggalan orang Sasak, atau biasanya jatuh pada bulan Februari, dan menjadi salah satu tradisi sampai sekarang.

Oleh karena itu, setiap bulan kedua dari bulan Masehi tersebut, di sekitar pantai Selatan, terutama Pantai Seger akan ramai oleh penduduk maupun turis mancanegara berkumpul untuk melakukan tradisi BauNyale. Selain kisahnya yang unik, hal yang membuat orang tertarik untuk mengikuti tradisi ini karena cara penangkapannya yang mudah-mudah sulit. Biasanya, warga yang hendak BauNyale, jika rumahnya cukup jauh dari lokasi, akan menginap di sekitar pantai demi mendapatkan Nyale di pagi harinya. Alat yang digunakan pun sederhana, hanya menggunakan jaring, bisa juga dengan tangan.

Sebagai sebuah tradisi yang dilestarikan, BauNyale mengalami perkembangan yang cukup signifikan seiring dengan perkembangan zaman. Sekarang, pemerintah setempat ketika akan mendekati waktu pelaksanaan BauNyale, biasanya akan mengadakan serangkaian acara yang ikut memeriahkan tradisi tersebut. Seperti mengadakan festival, lomba-lomba, mengundang artis tanah air, dan kegiatan lainnya tanpa mengurangi eksistensi dari tradisi tersebut. Bukan hanya sebelum pelaksanaan BauNyale, acara-acara yang dilaksanakan guna memeriahkan tardisi tersebut bahkan berlangsung sampai beberapa minggu setelah acara puncak dari BauNyale itu sendiri.

Nah, bagi kawan yang ingin menikmati liburan awal tahun, berkunjung ke tempat ini adalah pilihan yang tepat. karena selain bisa menikmati keindahan pantai dengan pasir dan batu karang yang luar biasa, kawan-kawan juga bisa belajar dan melihat langsung tradisi unik yang ada di sana. Sebenarnya, masih banyak tradisi dan hal unik yang belum kawan-kawan ketahui, tapi insya Allah akan dibahas pada tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat.

Referensi:Warisan Budaya Kemdikbud | Media Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NL
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini