Permata di Pedalaman Sumatera Utara

Permata di Pedalaman Sumatera Utara
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Sumatera Utara terkenal dengan kelimpahan hutan dan peraiaran. Banyak tempat – tempat wisata populer yang berasal dari daerah ini seperti Danau Toba, Pulau Samosir, Air terjun telaga Dwi Warna Sibolangit, dan lain – lainnya. Selain tempat – tempat wisata populer yang disebutkan tadi, masih sangat banyak tempat wisata yang kurang diketahui atau jarang dikunjungi oleh wisatawan. Salah satunya adalah Air Terjun Simolap.

Air terjun Simolap terletak di pedalaman hutan yang berlokasi di desa Simatabo – Sampetua, kecamatan Parlilitan, kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Titik koordinatnya adalah 2,16’21.673700 Lintang Utara – 98,31’.11.532400” Bujur Timur. Lokasinya jauh dari pusat kota yang membuat air terjun ini memiliki suasana yang tenang dan tentram, dapat membantu kita beristirahat dari ramainya perkotaan.

Untuk menuju air terjun Simolap ini, wisatawan harus menyusuri jalan setapak dan melalui hutan, dikarenakan lingkungan di sekitar air terjun ini masih berada di pedalaman hutan dan masih asli. Air terjun ini hampir sama dengan air terjun pada umumnya yaitu diapit oleh tebing dan di tepiannya tumbuh berbagai macam tanaman. Air terjun Simolap memiliki keunikan yaitu memiliki 7 tingkatan yang pemandangannya memanjakan mata. Selain itu, airnya juga masih bersih karena jauh dari pemukiman warga.

Air Terjun Simolap | Foto: Wisato.id
info gambar

Di air terjun Simolap ini juga terdapat cukup banyak biota, salah satu contohnya adalah ikan gabus. Biasanya warga sekitar juga datang untuk memancing, wisatawan juga melakukan hal yang sama. Selain ikan gabus juga terdapat ikan – ikan lainnya dan tumbuhan air. Air terjun ini memiliki batuan besar yang licin, maka wisatawan yang datang perlu berhati – hati. Endapan yang ada di air terjun ini berupa pasir dengan batuan yang berukuran kecil hingga sedang di dasarnya.

Warga sekitar sangat memanfaatkan dan menjaga air terjun Simolap ini dengan baik, sebagai wujud syukur juga kepada Tuhan yang Maha Esa karena diberikan anugrah berupa air terjun. Pemerintah daerah, ada rencana untuk membangun PLTA sebagai salah satu bentuk pemanfaatan air terjun Simolap bagi warga sekitar, namun sampai sekarang belum ada tindakan lebih lanjut mengenai rencana ini. Perlu diketahui, bahwa daerah dimana air terjun Simolap ada, masih ada beberapa yang belum terjangkau oleh listrik. Mungkin dengan membangun PLTA dapat membantu warga sekitar dalam menjangkau listrik.

Karena masih jarang dikunjungi oleh wisatawan, sampah juga masih jarang ditemukan di daerah air terjun, terutama sampah rumah tangga. Lebih banyak dedaunan dan ranting/kayu kering dari tanaman yang berada disekitar air terjun. Airnya dimanfaatkan untuk kegiatan rumah tangga masyarakat daerah setempat yang masih sangat mengandalkan alam. Biasanya dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, ataupun untuk dikonsumsi.

Sayangnya untuk menjangkau air terjun ini harus melalui daerah yang cukup sulit karena berada di pedalaman hutan dan tidak memiliki akses untuk kendaraan. Hanya ada jalan setapak untuk menuju air terjun ini. Di air terjun tersebut juga tidak memiliki fasilitas yang memadai seperti toilet ataupun tempat untuk beristirahat. Hal ini bisa menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah agar bisa lebih memperhatikan kawasan wisata air terjun ini.

Diharapkan juga pemerintah dapat membuka akses yang lebih baik menuju air terjun ini. Air terjun ini memiliki potensi untuk menjadi tempat wisata populer dan membantu perekonomian daerah dengan memanfaatkan aspek wisata. Selain itu, dengan membuka akses yang lebih baik untuk wisatawan, hal ini juga bisa menjadi kunci untuk mempopulerkan juga budaya daerah setempat.

Referensi:YouTube Anton Marbun dan YouTube Lambers Marbun

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LE
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini