#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia
Industri furniture dan ukir Jepara merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam sepuluh tahun terakhir, terdapat sekitar 12.000 rumah industri dan 200 eksportir yang ada di Jepara. Dimana, setiap pengrajin memiliki 5-15 orang tukang. Hampir setiap pelaku industri ini memiliki showroomnya masing-masing, yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, yaitu Jepara, Bali, Bogor, Garut, dan lain sebagainya.
Industri furniture dan ukir Jepara yang terkenal menggunakan bahan baku yaitu kayu jati dengan kualitas A dan B untuk mengekspor ke luar negeri, sedangkan menggunakan kayu jati dengan kualitas B dan C untuk penjualan dalam negeri atau sesuai dengan permintaan konsumen. Harga dari setiap barang bervariasi, mulai dari 500.000 rupiah hingga ratusan juta rupiah tergantung dengan tingkat kesulitan dan tingkat kualitas bahan baku yang digunakan.
Gua Batu Cermin: Tapak Fosil Bawah Laut di Balik Keindahan Labuan Bajo
Namun, kondisi saat ini sangat sulit menemukan kayu jati dengan kualitas A dan B yang memiliki harga sesuai dengan permintaan pasar. Oleh karena itu, masyarakat menawarkan pilihan bahan baku yang lain, misalnya kayu mahoni, kayu sengon, dan lainnya. Hal ini digunakan untuk menyesuaikan permintaan pasar akan harga suatu barang.
Saat ini, masyarakat Jepara mengirimkan barangnya ke beberapa negara seperti Jerman, Australia, Amerika Serikat, Dubai, dan lain sebagainya. Selain itu, Korea Selatan juga termasuk konsumen furniture paling banyak. Hal ini juga membantu perekonomian yang ada di Indonesia.
Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, terutama Jepara dan sekitarnya sangat menguntungkan bagi masyarakat disekitarnya, dimana banyak jenis kayu yang dapat digunakan sebagai furniture yang berguna untuk rumah tangga, kantor, hotel, dan lain sebagainya, serta menambah nilai jual dan memberikan kehidupan bagi pelaku industri ini.
Selain itu, masyarakat Jepara juga cukup pandai dalam mengelola limbah yang dihasilkan oleh industri ini. Dimana limbah kayu dapat dimanfaatkan sebagai hiasan dinding, asbak, hiasan untuk furniture, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan berkurangnya limbah industri yang ada di Indonesia.
Sesuai dengan kemajuan zaman dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, membuat industri ini semakin maju pesat, adanya teknologi seperti website, Instagram, Whatsapp membuat masyarakat seluruh dunia dapat melihat dan memesan produk furniture dari Jepara. Selain itu, jasa pengiriman barang juga sudah beragam sehingga sengat mendukung industri ini.
Akan Diolah di Gresik, Lumpur Ini Bisa Hasilkan Berton-ton Emas dan Perak
Masyarakat Jepara juga memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk membuat desain produk, sehingga produk yang ditawarkan sangatlah beragam mulai dari ukuran, material, dan warna barang yang diinginkan. Semua aspek tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pelaku industri pun sadar betul mengenai bahan baku yang kian sedikit, oleh karena itu masyarakat Jepara melakukan penanaman hutan kembali dengan kayu jati maupun jenis kayu yang lain. Sebagai masyarakat Jepara, sudah sepatutnya bersyukur atas kelimpahan sumber daya alam yang diberikan Tuhan untuk kita semua. Selain itu, diperlukan sikap yang bijaksana dan berani dalam hal melestarikan dan memilih bahan baku sesuai dengan kondisi alam yang ada, juga tetap rendah hati dan menyadari bahwa kesuksesan yang didapat juga peran dari sumber daya alam yang diberikan oleh Tuhan.
Selanjutnya, kayu jati merupakan salah satu ciptaan Tuhan dengan berjuta manfaat bagi manusia, kayunya dapat digunakan sebagai barang furniture yang bernilai ekonomis tinggi, daunnya dapat dimanfaatkan untuk membungkus dan mewarnai makanan, serta bijinya dapat digunakan untuk pengobatan. Oleh karena itu, sebagai manusia ciptaan Tuhan sudah sepatutnya kita bersyukur dan memelihara sesame ciptaan Tuhan ini, sehingga diharapkan tetap terjadi keseimbangan ekosistem yang ada.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News