Sang Guru Besar, Inspirasi Melangkah Jadi Penulis

Sang Guru Besar, Inspirasi Melangkah Jadi Penulis
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Tulisan itu semakin tumbuh mernkai dirinya sendiri sembari berkata, “Penulis itu sedang memenjarakan kejadian-kejadian umat manusia.”

Berbicara mengenai dunia tulis-menulis, apakah kawan GNFI sudah tahu manfaat menjadi seorang penulis? Atau mungkin sebagian dari kawan-kawan ada yang masih ragu untuk terjun menjadi seorang penulis karena kurang yakin dan merasa malu pada tulisannya sendiri?

Tenang, di sini akan kubagikan kisahku, spesial kepada kawan GNFI mengenai perjalananku menyelami angkasa dunia kepenulisan dan memberikan dampak kebaikan darinya.

Tahukan kawan, ketika kita berbicara mengenai sebuah tulisan, maka sejatinya kita sedang berbicara mengenai gesekan pena yang dapat bergerak melintasi garis waktu. Kendati sebuah ucapan dapat dilupakan begitu saja, namun tidak dengan sebuah tulisan yang akan mengabadi tak terpengaruh oleh sang waktu.

Di sinilah aku, yang saat ini sedang jatuh tinta untuk selalu merangkai kata dan menumbuhkan rasa sembari memenjarakan kejadian-kejadian manusia di dalam lintasan gesekan pena.

perjalananku menjadi seorang penulis, kutuliskan dalam sepucuk surat ini yang semoga bisa dipetik hikmahnya oleh kawan-kawan pembaca.

Alasanku Menulis

Fiersa Besari, seorang musisi, penulis, sekaligus pendaki yang sering mengotak-atik kata itu pernah ditanya mengenai alasannya terjun dalam dunia kepenulisan. Dalam sebuah fragmen video, Fiersa menjawab.

Perkataan Fiersa ini tentunya satu rasa dengan pernyataan Pramoedya Ananta Toer yang menegaskan bahwa tulisan merupakan satuan umur kita yang tetap abadi setelah kepergian kita di dunia.

Alasan inilah yang membuatku tergerak untuk menyelami angkasa kepenulisan dalam hidupku. Kusadari bahwa manusia tidaklah abadi di dunia, maka dari itu, rajutan tulisan merupakan satuan umur terbaik untuk memperpanjang kehidupan manusia di dunia

Di sela-sela semangatku memahami dunia menulis inilah, aku bertemu dengan sosok inspiratif yang menguatkanku untuk benar-benar menjadi pelukis pena keabadian. Sosok tersebut adalah Prof. Hamid Fahmy Zarkasy, rektor sekaligus guruku di universitas.

Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi

Foto bersama Prof. Hamid | sumber pribadi

Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi nama lengkapnya, seorang guru, rektor, ustadz, sekaligus pelukis pena peradaban itu adalah sosok yang jenaka sekaligus handal dalam masalah kepenulisan.

Kemampuannya dalam menulis tidak perlu diragukan lagi, berbicara santai dan mengundang tawa, namun tajam mengangkasa dalam goresan makna. Sosok inilah yang di kemudian hari menginspirasiku untuk menjadi seorang penulis seperti sekarang.

Untuk mengikuti jejak beliau untuk menjadi seorang penulis yang handal, maka inilah langkah kisahku yang kuperjuangkan untuk bisa menggapainya.

1. Kontributor Penulis di Website Prodi

Tulisan di websita | sumber pribadi
info gambar

2. Kontributor Penulis di Website Kampus

Tulisan di web kampus | sumber pribadi
info gambar

3. Kontributor Penulis di Website Keislaman

Tulisan di web keislaman | sumber pribadi
info gambar

Pilihanku untuk menulis di berbagai media masa ini merupakan saran yang beliau katakana padaku. Hal ini perlu kawan-kawan GNFI tekankan, bahwa kebiasaan kita menulis opini di berbagai media masa ini akan lebih mengkualitaskan tulisan kita ke depannya.

4. Lahirnya Goresan Ilmu

Website pribadi | sumber pribadi
info gambar

Setelah berkelana dari Timur ke Barat dalam menjadi kontributor penulis, akhirnya kumerasa lelah juga kalau tidak memiliki tempat untuk singgah pribadi untuk istirahat dan singgah sejenak.

Di sinilah kuputuskan untuk membuat wesbite pribadi yang benar-benar kukekola dan kutumbuhkan di bawah nauganku sendiri.

Semua ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk meninggalkan jejak sejarah yang baik di dunia ini. Karena ketika seorang manusia telah tiada, maka dia hanya akan dikenal melalui karya-karya atau kontribusi yang ditinggalkannya

5. Finalist Writter Ambasador of the Year

Tulisan yang kugoreskan setiap hari ternyata mulai bertumbuh menjadi sebuah kebermanfaatan yang berbalik arah padaku. Di sinilah aku yang bukan siapa-siapa ternyata menjadi nominasi final Writer Ambasador of the Year dalam ajang UNIDA Gontor Choice Award 2022.

Pidato UNIDA Choice Award | sumber pribadi
info gambar

6. Semakin Tajam dan Terasah

Aktor silat legendaris, Brucce Lee pernah mengatakan bahwa, “Aku lebih takut kepada orang yang melatih 1 teknik tendangan 1000 kali, daripada seorang yang melatih 1000 teknik tendangan 1 kali.”

Inilah yang juga kurasakan sampai detik ini. Merangkai retorika, menyusun kata, mengelola ide, dan di akhri dengan menyatukan kesimpulan adalah makanan sehari-hari yang saat ini kunikmati.

Dengan kebiasaan yang kujalani itu, alhasil berbagai kejuaraan kepenulisan dapat kumenangkan dalam hidupku.

Memenangkan lomba | sumber pribadi
info gambar

7. Membuahkan Karya Nyata

Mengikuti jejak Prof. Hamid, aku juga berusaha mengabadikan setiap tulisanku ke dalam sebuah buku. Perlahan tapi pasti, setiap tulisanku mulai merakai tubuhnya menjadi sebuah kesatuan buku yang mendewasa.

Buku karya tulisan | sumber pribadi
info gambar

8. Bergerak dan Berdampak

Selain ku-publish di berbagai platform website yang ada, tulisanku tidak lupa juga kubagikan di berbagai grup Whatsapp yang kumiliki. Alhasil, kawan GNFI dapat melihat sendiri bagaimana respon mereka.

Berbagai respon pada tulisanku | sumber pribadi
info gambar

Tulisan-tulisan yang kubagikan itu perlahan dan pasti mulai memberikan dampak pada sekitar. Di sinilah, kumerasa termotivasi untuk membuat sebuah wadah menulis bagi teman-teman di sekitarku. Gerakan ini secara pribadi kunamai sebagai “Mata Air”

Gerakan menulis | sumber pribadi
info gambar

Melalui gerakan inilah, aku dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukungku untuk terus tumbuh dan berkembang. Di sinilah aku memahami bahwa komunitas lingkungan itu sangat menentukan arah perkembangan diri kita ke depannya. Beruntunglah kawan-kawan GNFI yang telah tergabung sebagai keluarga GNFI.

9. Menjalin Relasi

Hal lain yang kudapatkan ketika menjadi melebarkan sayap sebagai seorang penulis untuk mengikuti jejak Prof. Hamid adalah terjalinya tali relasi yang membuat diri kita memiliki banyak kenalan.

Berkat tulisan-tulisan yang kuukirkan dan kutumbuhkan, akhirnya aku menjadi lebih dekat dengan para pimpinan universitas di tempatku belajar, hehe.

Bersama pimpinan kampus | sumber pribadi
info gambar

Semua hal ini kuperoleh tidak terlepas dari campur tangan Prof. Hamid di belakang. Beliaulah yang memotivasi sekaligus menguatkanku untuk terus melangkah maju menjadi seorang penulis. Salah satu nasihat terbaik yang pernah beliau sampaikan padaku adalah untuk meninggalkan sejarah yang baik di universitas ini.

Di sinilah sekarang diriku, sedang berusaha meninggalkan berbagai goresan pena yang bisa menjadi catatan sejarah yang baik di kampus ini. Demi bisa menjadi seperti Prof. Hamid, maka tidak ada alasan untukku berhenti di jalan kepenulisan ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini