Upacara Melasti, Tradisi Penyucian Diri Menjelang Hari Raya Nyepi

Upacara Melasti, Tradisi Penyucian Diri Menjelang Hari Raya Nyepi
info gambar utama

Bali memang sudah tidak asing lagi dengan ragam budaya dan tradisi yang selalu dilestarikan oleh masyarakatnya. Keunikan-keunikannya juga mampu membawa nama Bali hingga ke mancanegara. Salah satunya adalah Upacara Melasti.

Upacara Melasti merupakan sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Masyarakat Bali melakukan upacara ini dengan cara membasuh muka atau menyentuh air sebagai simbol membuang karma buruk.

Upacara Melasti dilakukan sebagai upaya penyucian diri dan alam sebelum merayakan Hari Raya Nyepi.

Sejarah Upacara Melasti

Upacara Melasti Bali, doa-doa ketika upacara sedang berlangsung

Upacara Melasti awalnya bermula dari adanya Tahun Baru Saka dan Hari Raya Nyepi. Untuk mengaktualisasikan kesempatan untuk memiliki kehidupan yang baru masyarakat Bali melaksanakan Upacara Melasti sebagai salah satu media untuk ritual sebagai bentuk mensucikan diri.

Upacara Melasti ternyata memiliki kaitan dengan suatu upacara Nagansankritan di India. Keduanya sama-sama upacara yang ditujukan untuk mensucikan, namun pada upacara Nagansankritan lebih fokus terhadap mensucikan suatu desa.

Upacara Melasti atau melelasti dapat diartikan sebagai "Nganyudang Malaning Gumi Ngamet Tirta Amerta" yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.

Keunikan Upacara Melasti

Upacara Melasti Bali, tradisi penyucian diri umat Hindu sebelum Hari Raya Nyepi

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal Tirta Amerta atau air kehidupan. Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia karena itulah, Upacara Melasti selalu diadakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.

Selain melakukan persembahyangan, Upacara Melasti juga dilakukan untuk pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (Pralingga atau Pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya) yang kemudian benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa.

Baca juga: Tradisi Mekare Kare, Sebuah Perang Penghormatan kepada Dewa

Prosesi Upacara Melasti

Upacara Melasti Bali, iring-iringan selama upacara berlangsung

Dalam upacara ini, masyarakat dibentuk berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut. Satu kelompok berasal dari wilayah atau desa yang sama.

Dengan memakai pakaian serba putih Para Pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud sesajian.

Pelaksanaan Upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, 3 Dewa dalam agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma.

Untuk menyambut Hari Raya Nyepi, pelaksanaan Upacara Melasti ini dibagi berdasarkan wilayah, di Ibu Kota Provinsi dilakukan Upacara Tawur. Di tingkat Kabupaten dilakukan Upacara Panca Kelud. Di tingkat Kecamatan dilakukan Upacara Panca Sanak. Di tingkat Desa dilakukan Upacara Panca Sata, dan di tingkat Banjar dilakukan Upacara Eksata.

Sedangkan di masing-masing rumah tangga, upacara dilakukan di Natar Merajan (Sanggah). Upacara ini dilaksanakan agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.

Semua perangkat tersebut di usung menuju sumber air berikut sesajen, umbul-umbul, payung serta senjata Nawa Sanga, diiringi dengan gamelan Baleganjur.

Jika tujuan Upacara Melasti jaraknya dekat, maka iring-iringan perangkat suci peribadatan seperti pratima dan lainnya tersebut diusung dengan berjalan kaki, tetapi juga ada menggunakan kendaraan khusus dan untuk lokasinya yang jauh biasanya masyarakat menggunakan kendaraan bermotor.

Setelah selesai, benda-beda sakral tersebut kemudian kembali disimpan ke pura. Untuk menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan, dalam Upacara Melasti ini juga melibatkan polisi adat yang dikenal dengan nama Pecalang, yang dengan sukarela ngayah (bekerja) untuk kepentingan terlaksananya upacara ini.

Selain itu, sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi atau penyambutan Tahun Baru Saka yang dikenal dengan hari Pengrupukan (Ngesanga) juga terdapat upacara penyerahan sesajen atau caru untuk dipersembahkan kepada para Bhuta Kala.

Waktu Pelaksanaan Upacara Melasti

Upacara Melasti Bali, tradisi penyucian diri umat yang dilakukan pada bulan Maret sebelum Hari Raya Nyepi

Ritual atau pelaksanaan Upacara Melasti ini dilakukan pada sasih Kesanga (bulan ke-9) atau sekitar bulan Maret.

Perayaan sekali dalam setahun ini juga menjadi proses evaluasi diri dari masyarakat Balo agar selalu berada pada jalur yang benar sesuai tuntunan Kitab Suci Weda.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Phyar Saiputra lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Phyar Saiputra.

Terima kasih telah membaca sampai di sini