Mengenal Prostetik Okular, Indonesia Ternyata Punya Sosok Ahli dalam Pembuatannya

Mengenal Prostetik Okular, Indonesia Ternyata Punya Sosok Ahli dalam Pembuatannya
info gambar utama

Kebutaan tengah menjadi masalah serius di seluruh dunia saat ini. Penurunan produktivitas akibat kondisi ini, mendorong kemiskinan terus melambung di negara berpenghasilan rendah. Selain itu, penelitian National Library of Medicine menemukan, risiko depresi dan kecemasan yang tinggi berpotensi mengantarkan penderitanya pada kematian.

The Eye Foundationmenulis, kehilangan mata atau hidup tanpa mata dapat menyakitkan sekaligus traumatis. Kondisi ini sangat mengguncang fisik dan emosional, ditambah lagi respon masyarakat yang tak mengenakkan hati, harus dihadapi setiap hari.

Mengutip data WHO pada Oktober lalu, jumlah orang dengan gangguan penglihatan di dunia tak kurang dari 2,2 miliar.

Sebagian di antaranya mengidap kebutaan karena kelainan refraksi yang tidak tertangani (88,4 juta), katarak (94 juta), degenerasi makula terkait usia (8 juta), glaukoma (7,7 juta), retinopati diabetik ( 3,9 juta) (1), serta gangguan penglihatan jarak dekat yang disebabkan oleh presbiopia yang tidak teratasi (826 juta).

Lagi-lagi, laporan WHO juga mengatakan bahwa orang yang punya masalah dengan matanya, apalagi buta, akan mengidap depresi yang lebih tinggi, khususnya orang dewasa.

Sementara itu, Indonesia menjadi negara dengan tingkat kebutaan tertinggi se-Asia Tenggara. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata, dari 8 juta orang yang terkena gangguan penglihatan, 1,6 juta di antaranya mengalami kebutaan, sedangkan 6,4 juta lainnya menderita gangguan sedang dan berat, dikutip dari Kompas.com.

Berangkat dari kondisi ini, dunia medis khususnya perawatan mata, menghasilkan temuan terbaik yaitu mata buatan atau yang disebut prostetik okular. Inovasi ini bertujuan untuk membantu para penderita kebutaan atau kelainan mata, mendapatkan bentuk mata yang ideal, sehingga bisa menghilangkan kemarahan negatif yang mereka terima dari masyarakat.

Jenis Mata Paling Langka di Dunia, Apa Saja?

Prostesis okular, solusi mengatasi permasalahan mata

Kebanyakan penderita kebutaan atau kelainan mata mengaku sangat sulit bertahan hidup dalam masyarakat. Itu karena wajah mereka jadi terlihat sangat aneh. Untuk itulah, mata prostetik hadir membantu memperbaiki penampilan orang yang kehilangan mata karena cedera atau penyakit, menurut WebMD.

Hal ini pada akhirnya meningkatkan kepercayaan diri para pasien karena kebutaan mata total setelah operasi berdampak tinggi pada gangguan pikiran.

Beberapa di antara mereka ada yang rongga matanya menyempit atau lengket karena kelainan bawaan, pengobatan radiasi, ekstrusi implan, atau cedera awal yang parah. Prostesis okular yang dibuat khusus dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang.

Mata prostetik dapat bergerak, tetapi tak secepat mata asli. Pupilnya tidak berubah sebagai respons terhadap cahaya, sedangkan rongga mata dapat terus berubah bentuk setelah operasi.

Mata prostetik sampai saat ini tak dapat memulihkan penglihatan. Ia hanya berfungsi untuk memperbaiki penampilan penggunanya saja. Namun, belakangan ini, sejumlah ilmuwan berhasil mengembangkan poristetis okular yang bisa melihat, walau tak sejelas mata asli.

Pada tahun 2020, Ilmuwan di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong mengumumkan pengembangan mata buatan 3D pertama di dunia dengan kemampuan yang lebih baik daripada mata bionik saat ini. Ini akan sangat membantu para pasien dengan gangguan penglihatan sebagian atau seluruhnya.

Lalu, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Live Science, seorang profesor di Wrill Cornell Medical College New York bernama Sheila Nirenberg menyampaikan, dia dan timnya berhasil memecahkan kode saraf di retina tikus dan monyet buta untuk membuat perangkat yang mengembalikan penglihatan mendekati normal. Penemuan itu dapat mendorong terobosan bionik atau mata buatan manusia yang dapat melihat.

6 Kebiasaan Buruk yang Merusak Mata, Hati-hati!

Pembuat prostesis okular di Indonesia

Rizwan Ilyasin dan sertifikat sebagai okularis dari Nottingham Trent University di Inggris | Fery Pradolo/Liputan6.com
info gambar

Dari penjelasan di atas mungkin hanya terlihat jika teknologi atau fasilitas medis berupa mata buatan (prostesis okular) hanya bisa didapat dari luar negeri. Tapi ternyata, di Indonesia juga ada sosok ahli yang berpengalaman dalam membuat prostesis okular, yakni Rizwan Ilyasin.

Rizwan Ilyasin adalah seorang pria yang berdomisili di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, yang membantu putrinya sendiri membuatkan sebuah mata palsu.

Rizwan sebenarnya memang mencari informasi tentang pembuatan mata palsu yang ada di negara lain. Ia telah mencoba mengirimkan surel ke beberapa okularis di luar negeri, meski awalnya tak ada yang merespon sama sekali.

Hingga pada akhirnya seorang okularis asal Inggris, yaitu Mr John Pacey-Lowrie memberikan tanggapan baik atas usaha Rizwan.

"Saat itu John datang pada bulan Juni 2017 dan mengajarkan saya selama dua minggu. Karena saya sudah mempunyai dasar yang sudah saya pelajari selama dua tahun sebelum John datang jadi saya bisa lebih cepat untuk menguasai seluruh teknik yang diberikan John kepada saya, hingga saya di berikan sertifikat kelulusan sebagai okularis oleh John di bawah naungan Nottingham Trent University di Inggris", ujar Rizwan, mengutip Kompas.

Setelahnya Rizwan tidak hanya bisa membantu sang anak, melainkan juga memenuhi kebutuhan para pasien yang membutuhkan prostesis okular baik di dalam dan luar negeri.

Hebat, Seorang Warga Tangerang Selatan Ini Buat Bola Mata Palsu

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini