Tata Tentrem Kerta Raharja, Gemah Ripah Lohjinawi

saharuddin fio atmaja

Hidup adalah hari ini

Tata Tentrem Kerta Raharja, Gemah Ripah Lohjinawi
info gambar utama

Semakin berjalan kesini semakin bingung dengan kebijakan pemerintah yang selalu berputar dan tidak melihat kondisi rakyatnya, bahkan lebih parahnya pemerintah tidak tahu akan potensi-potensi besar yang dimiliki bangsa Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia rasanya seperti dilupakan semua keberadaan dan usaha untuk membangun suatu pemerintahan dan menjaga kedaulatan Negara. Meskipun demikian rakyat Indonesia tetap tertib menjalani kebijakan dari pemerintah, hal ini membuktikan bahwasanya secara antropologi, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan tidak mudah di hancurkan baik lewat internal maupun eksternal.

Untuk melihat seberapa tangguh bangsa Indonesia bisa kita lihat dari kejadian pandemi covid yang hampir menimpa seluruh dunia termasuk indonesia, di tambah lagi dengan persoalan sempat naiknya harga jual minyak mahal dan langka hingga sekarang harga BBM ikut naik.

Alih-alih memprotes kenaikan BBM yang naik justru rakyat Indonesia mengharapkan suatu konsep yang sangat filosofi dari leluhur dahulu, yang mengusung cita-cita mendalam yaitu “Tata tentrem kerta raharja, Gemah ripah lohjinawi”.

Makna di Balik Tembang Lir-Ilir, Filosofi dan Ajaran Keimanan dari Sunan Kalijaga

Tata tentrem kerta raharja

suatu keadaan wilayah yang tertib, tentram, serta sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya.

Konsepsi Tata Tentrem Kerta Raharja ini bila ditelusuri lebih jauh, berawal dari konsep Prabu Wastu Kencana sebagai raja Sunda-Galuh (1382) atau juga dikenal sebagai Prabu Siliwangi ke-2, dalam prasastinya yang ditemukan di Astana Gede Kawali Ciamis–Jawa barat yang intinya berisi:

“Bila ingin jaya bernegara, harus mampu membangun kekuatan dengan kedamaian, membangun kekuatan dengan kerendahan hati dan siapa pun yang tinggal di wilayah ini jangan serakah karena hanya akan mengakibatkan celaka” (pakeun heubeul jaya dibuana, pake gawe kreta bener, pake gawe kreta raharja, nutinggal dibumi atis ulah botoh bisi koboro).

Jadi yang benar membangun kebenaran yang sebenar-benarnya (kreta bener). Maka selanjutnya akan menjadi jembatan emas ke arah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur kerta raharja. Sebuah konsepsi ideal sesuai Pancasila (Sila ke-5), keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia atau dalam konsep agama Islam dikenal sebagi Negara yang Baldathun Thoyibatun Warobun Ghaffur.

Filosofi Pranata Mangsa, Penanggalan Musim Tanam yang Dekatkan Petani dengan Alam

Gemah ripah lohjinawi

Gemah Ripah Loh Jinawi adalah suatu keadaan atau kondisi yang sangat subur serta sangat makmur daerahnya, serta perjuangan masyarakat sebagai bagian bangsa Indonesia yang bercita-cita menciptakan ketentraman atau perdamaian, kesuburan, keadilan, kemakmuran, tata raharja serta mulia abadi.

Kondisi yang ideal dan konsep tersebut merupakan harapan besar rakyat Indonesia saat ini.

Seluruh bangsa Indonesia tentu mempunyai harapan yang sama, yaitu perbaikan terhadap kehidupan kearah yang lebih baik. Walaupun pada dasarnya, perbaikan kondisi suatu bangsa tidak hanya tergantung pada sosok Presiden atau pemimpinnya. Karena bangsa Indonesia adalah “bangsa yang mandiri, bangsa yang tidak perlu di jaga tapi bangsa yang menjaga”.

Tetapi juga dipengaruhi oleh bagaimana dukungan bangsanya mampu merubah nasibnya. Harapan kita, semoga pemerintah dapat menciptakan solusi terbaik terhadap upaya pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa kita saat ini, khususnya menuju kearah masyarakat yang Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Lohjinawi.

Filosofi Mendalam Tato Suku Mentawai, Seni Rajah Tertua di Dunia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan saharuddin fio atmaja lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel saharuddin fio atmaja.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

SA
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini