Bicara Soal Subsidi untuk Kendaraan Listrik, Heret Frasthio: Kontrapoduktif Bagi Produsen!

Bicara Soal Subsidi untuk Kendaraan Listrik, Heret Frasthio: Kontrapoduktif Bagi Produsen!
info gambar utama

"...kita berharap (subsidi kendaraan listrik) dipercepat disahkan, supaya ini tidak kontraproduktif. Karena pasti masih bingung mekanismenya gimana? Siapa yang dapat subsidi? Masyarakat gimana caranya? Ambilnya di mana?"

---

Pemerintah sedang menyiapkan insentif untuk kendaraan bermotor listrik. Subsidi mobil listrik sebesar Rp 80 juta dan mobil hybrid Rp 40 juta kabarnya akan diberikan mulai 2023. Sementara itu untuk motor listrik akan diberikan subsidi Rp6,5 juta bahkan lebih.

Walau begitu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut pemerintah belum memutuskan waktu dimulainya pemberian subsidi untuk kendaraan listrik. Hal inilah yang menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Karena hal itu Heret Frasthio dari Elders Garage menyoroti kebijakan dadakan dari pemerintah tersebut. Dirinya menilai kebijakan pemerintah ini akan memberikan dampak buruk bagi produsen kendaraan listrik.

Bagi Heret, walau subsidi ini bisa mempercepat para konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Tetapi minimnya regulasi dan komunikasi akan membuat penurunan permintaan dari konsumen.

“Tentu saja kontraproduktif kalau misalnya pemerintah mengumumkan subsidi tetapi tidak langsung dilakukan. Pengusaha kecil kemungkinan akan malah terganggu bisnisnya karena masyarakat menahan sampai subsidi jelas,” jelas Heret saat dihubungi oleh Good News From Indonesia.

Pada kesempatan itu dirinya pun menyampaikan kondisi produsen kendaraan listrik ketika pengumuman pemberian subsidi. Termasuk dampak resesi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2023.

Lalu bagaimana produsen kendaraan listrik bisa memanfaatkan subsidi ini? Dan apa dampak dari subsidi ini kepada mereka? Berikut kutipan wawancaranya:

Surabaya Melangkah Lebih Jauh Menuju Era Transportasi Listrik

Pemerintah menyiapkan subsidi untuk kendaraan listrik, bagaimana tanggapannya?

Dari sisi pemerintah jumlah motor yang ingin dikonversi lebih banyak, yakni 6 juta motor konversi di tahun 2025. Sedangkan motor listrik itu 5 juta motor listrik. Secara target lebih besar konversi.

Sebagaimana kita tahu dari sisi motor yang masuk ke Indonesia lebih banyak datang dari China dan itu jadi statement. Di sisi lain Jumlah subsidinya berbeda, kalau enggak salah konversi itu 5 juta kalau motor baru 8 juta. Kalau dari saya motor konversi itu subsidinya lebih kecil, sedangkan targetnya lebih besar.

Tentu saja kontraproduktif kalau misalnya pemerintah mengumumkan subsidi tetapi tidak langsung dilakukan. Pengusaha kecil kemungkinan akan malah terganggu bisnisnya karena masyarakat menahan pembelian sampai subsidi jelas.

Jadi makannya ini kontraproduktif ketika diumumkan tetapi tidak langsung disahkan akhirnya banyak masyarakat yang menahan pembelian. Apalagi yang jual kendaraan listrik selama 2 bulan ini akan berat karena melemahnya permintaan dari masyarakat.

Kenapa tidak langsung diberikan?

Bagi saya ini malah terlalu cepat mengumumkan subsidi. Pada dasarnya kalau lambat, ini baru saja di fase berbenah aturan, setelah dikonvensi ini harus dapat plat biru. skemanya gimana?

Jadi semuanya belum lancar, seperti motor listrik berbagai macam baterainya ada swab, kita juga punya baterai sendiri, chasing sendiri ini belum clear. Banyak regulasi yang belum bisa diimplementasikan karena dilapangan beda lagi. pengumuman ini kecepatan.

Sehingga untuk kita berharap (subsidi kendaraan listrik) dipercepat disahkan, supaya ini tidak kontraproduktif. Karena pasti masih bingung mekanismenya gimana? Siapa yang dapat subsidi? Masyarakat gimana caranya? ambilnya di mana?

Apakah motor yang sudah berplat biru, sudah ada di lapangan bisa nggak dapat subsidi? Kan saya sudah beli. Bisa gak terima subsidi. Hal-hal ini menjadi pertanyaan.

Kayak bengkel kita, proses mendapatkan plat biru terlalu panjang. Prosesnya sama kayak motor listrik baru atau mobil listrik baru. Sedangkan motor yang kita konversi itu tahun 70-80 yang memang secara spesifikasi beda. Ketika kita mengujinya beda. Hal-hal seperti ini aja belum beres.

Jadi memang masih banyak area yang harus dibereskan supaya prosesnya lebih gampang. Jadi supaya target motor konversi 5 juta tahun 2025 bisa dicapai. Kalau misalnya banyak begini bagaimana cara beresin?

Dampak kepada bengkel apa?

Dua bulan terakhir penjualan menurun. Mereka tanyakan subsidinya kapan? Mungkin menurut saya kalau pemerintah mau melakukan ini. Mengapa subsidi dilakukan tentunya untuk mensupport masyarakat supaya beralih.

Kalau pemerintah ingin serius men-support ini gak harus regulasinya turun segera karena jelimet. Untuk menyalurkan bantuan susah. Apalagi ini subsidi. Perlu pembahasan yang sangat panjang. Menurut saya malah gak kelar.

Tetapi kalau diberikan statement masyarakat yang membeli motor listrik lakuin aja, nanti suatu saat subsidi dijalankan bisa di rembes. Bisa diurus supaya mendapat subsidi dibelakang ini bisa membantu.

Daripada kita menunggu aturan subsidi setelah muncul. Setahu aku sudah lama dibahas takunya sampai bulan Maret ini belum turun, ngeri mas.

Kalau kita bisa cari celah karena ada produk lain misalnya konversi tiga roda, konversi mobil, rata-rata produknya hobbies, nilai subsidinya tidak terlalu pengaruh dibandingkan kesenangan mereka memiliki kendaraan listrik. Karena kita mainnya dia area hobbies.

Muncul Bocoran, Subsidi Motor Listrik di 2023 Capai Rp6,5 Juta

Subsidi kendaraan listrik bagaimana?

Kalau menurut aku subsidi itu sudah happen. Ini kebijakan yang paling efektif pada dasarnya, karena ketika disubsidi ini akan lebih ringan dan jelas hitungannya. Bisa lebih masuk dalam jangka panjang 1 tahun 2 tahun lebih terasa.

Bisa membeli buat 1 tahun sampai 2 tahun baru terasa penghematannya. Karena kan isunya kita isu ekonomis, kalau berbicara lebih murah mana dengan bensin. Udah ganti energi ternyata lebih mahal listrik ini kan gak masuk akal.

Bagaimana mengenai fasilitas untuk kendaraan listrik?

Menyoroti kendaraan listrik ini misalnya diharapkan ada swab banyak atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Memang kendaraan listrik punya keterbatasan di sisi itu.

Bukan seperti bensin yang dituang langsung jalan ini kan ada waktu tunggu. Teknologi nya belum bisa cepat, ketersediaan nya juga belum ada. Kalau ketersediaan ada kecepatannya belum tentu ada.

Bisanya kalau punya kendaraan harus dibawa ke kampung. Gimana kalau swab baterai sampai kampung itu perlu waktu lagi. Buat saya kendaraan listrik dipakai untuk jarak tertentu. misalnya aktivitas kerja. aktivitas sekolah, atau city ride.

Kegunaan itu dulu itu yang diselesaikan. Pengecasan ini bisa dilakukan di rumah. Tidur besok berangkat lagi ke kantor tinggal cabut itu prinsipnya.

Bagaimana soal isu resesi pada tahun 2023?

Kalau dari kita percaya tiap costumer punya alasan mengapa memilih vespa listrik atau mobil klasik listrik. Kebanyakan mereka datang karena kita kuat dengan comunitynya kita riding bareng.

Jadi alasan mereka untuk membeli ini rata-rata kepuasan atau hobbies. Di situasi dunia yang stres untuk riding enjoy the time menurut aku seharusnya itu bukan masalah karena ujung-ujungnya mencari kebahagiaan.

Harapan soal subsidi kendaraan listrik?

Informasi ini sudah ada di masyarakat, jadi kepastian penerimaan subsidi atau dipercepat regulasinya.

Beli Mobil dan Motor Listrik di Tahun 2023 Bakal Dapat Subsidi?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini