Persija dan Sederet Klub yang Mengusung Nama Jakarta di Kancah Sepak Bola Nasional

Persija dan Sederet Klub yang Mengusung Nama Jakarta di Kancah Sepak Bola Nasional
info gambar utama

Jakarta punya banyak klub sepak bola. Selain Persija, ada pula klub lain yang juga mewakili Jakarta.

Bicara tentang sepak bola Jakarta, mungkin yang langsung terlintas di kepala adalah Persija. Tidak salah memang, karena faktanya Persija adalah klub asal Jakarta yang sangat terkenal seantero Indonesia.

Hanya saja, perlu diingat juga bahwa Persija bukan satu-satunya yang membawa nama Jakarta dan mewakili daerah tersebut di kancah sepak bola Tanah Air. Ada pula klub-klub lain yang juga merepresentasikan Jakarta.

Jika Persija bisa dibilang mewakili Jakarta secara keseluruhan, sebagian klub lain mewakili bagian tertentu dari Jakarta seperti Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Klub-klub tersebut menempuh jalannya masing-masing dalam mengarungi persepakbolaan Tanah Air.

Kali ini, GNFI akan membahas tentang sederet klub sepakbola ala Perserikatan yang merepresentasikan ibu kota dan menampilkan Jakarta di namanya. Berikut daftarnya:

1. Persija Jakarta

Siapa tak kenal Persija? Klub ini adalah klub legendaris di sepak bola Indonesia yang usianya lebih tua dari negara Indonesia dan punya sejarah sangat tinggi.

Persija sudah eksis sejak tahun 1928. Saat itu, Persija didirikan oleh Soeri dan Alie pada 28 November 1928 dengan nama awal Voetballbond Indonesia Jacatra (VIJ), demikian seperti tertulis dalam laman resmi Persija.

Pada masa-masa awal eksistensinya, VIJ juga sebagai wadah berkumpulnya klub-klub sepak bola nasionalis di Batavia pada masa itu. Maklum saja, klub-klub ala Perserikatan dulunya punya semangat antikolonialisme Belanda yang sangat kental.

Setelah Indonesia merdeka, Nama VIJ berubah menjadi Persija pada tahun 1950. Hingga kini, Persija terus mencapai beragam prestasi satu demi satu. Saat ini, Persija adalah klub tersukses pada kompetisi PSSI dengan catatan 11 gelar juara.

Terakhir kali Persija juara adalah pada tahun 2018 di ajang Liga 1. Selain itu, Persija mencatatkan gelar Piala Presiden pada tahun yang sama.

2. Persitara Jakarta Utara

Di bagian utara Jakarta, ada klub bernama Persitara. Klub ini bisa dibilang tak termasuk besar, namun punya cukup banyak cerita tentang kiprah mereka sebagai klub yang mewakili Jakarta Utara.

Vice mencatat bahwa Persitara didirikan pada 1979 sebagai hasil kolaborasi pegiat sepakbola di kawasan Jakarta Utara dan Barat. Kemudian pada 1985, Persitara sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara.

Persitara lebih banyak berkutat di kompetisi kasta kedua meski sempat pula mencicipi kasta tertinggi meski cuma sebentar. Pada 2014, Persitara ambruk karena masalah keuangan dan kini Laskar Si Pitung bermain di Liga 3 zona DKI Jakarta.

Cerita mengenai lika-liku Persitara yang terseok-seok ini sebetulnya cukup miris jika dibandingkan dengan nasib saudara tuanya, Persija. Persitara dulunya pernah menjadi klub yang seakan dipinggirkan pemerintah.

Dulu, klub sepak bola bisa menerima dana dari pemerintah yang diambil dari APBD. Pemprov DKI Jakarta pun tidak ketinggalan mengucurkan dana bagi klub-klub di wilayahnya. Namun, dana yang didapat Persitara jauh lebih kecil dibandingkan Persija. Itu terjadi semasa kepemimpinan gubernur Sutiyoso.

Persitara punya kelompok suporter loyak bernama NJ Mania. Di Jakarta Utara, jumlah anggotanya cukup banyak dan selalu setia mengawal Persitara berlaga.

Sejarah Stadion Menteng, Saksi Lika-liku Persija dan Sepak Bola Jakarta

3. Persija Barat

Nama Persija Barat mungkin tidam sebeken Persitara, apalagi Persija. Maklum saja, klub ini tidak pernah tampil di level tertinggi sepak bola nasional.

Seperti dilansir Kumparan, Persija Barat didirikan pada tahun 1979. Sepanjang kiprah mereka, gelar prestisius yang mereka dapat bisa dibilang nyaris tak ada. Pencapaian terbaik mereka Persija Barat hanya saat merasakan bermain di Divisi I Perserikatan.

Kini, Persija Barat menjadi klub yang berfokus pada pembinaan pemain muda. Mereka juga bermain di Liga 3 DKI Jakarta dan di sanalah para pemain belia mendapatkan menit bermain demi tunjukkan kemampuan terbaik.

Persija Barat menggunakan Stadion Cendrawasih yang terletak di Cengkareng sebagai homebase. Di sana, Persija Barat biasa menjalani aktivitaa pembinaan pemain mereka, terutama latihan rutin.

Terakhir, Persija Barat menjadi tim peringkat keempat di Liga 3 DKI Jakarta 2021. Mereka mencapai semifinal lalu kalah 0-5 dari ASIOP FC. Di pertandingan perebutan peringkat ketiga, Persija Barat kalah 0-4 dari UMS 1905.

4. Persijatim

Sepak bola Jakarta pernah diwarnai oleh klub bernama Persijatim. Klub ini berbasis di Jakarta Timur. Namun jangan cari di mana klub Persijatim sekarang. Keberadannya kini sudah tidak ada lagi di Jakarta.

Persijatim didirikan pada tahun 1976. Namun, pada tahun tersebut mereka tidak langsung mengikuti kompetisi resmi. Butuh waktu yang cukup lama hingga Persijatim akhirnya ambil bagian. Seperti dicatat Suara.com, Persijatim mulai tampil di kompetisi PSSI pada tahun 1987.

Sepanjang perjalanannya di kancah sepak bola Indonesia, Persijatim memang tidak disokong dana melimpah atau jumlah suporter besar, namun mereka bisa mencapai level tinggi. Kendati demikian, bukan berarti juga tidak ada masalah yang menanti.

Persijatim harus pergi dari Jakarta Timur untuk mempertahankan eksistensinya. Itu terjadi pada awal era 2000-an.

Pada 2001, Persijatim hijrah ke Kota Solo, Jawa Tengah dan berganti nama menjadi Persijatim Solo FC. Tercatat, Persijatim berada di Solo selama sekitar tiga tahun hingga kemudian hijrah lagi ke Palembang, Sumatera Selatan.

Pihak yang membawa Persijatim ke Palembang adalah Pemerintah Provinsi Sumsel. Di sana, Persijatim menggunakan Stadion Gelora Sriwijaya yang sebelumnya untuk menyenggarakan PON XVI agar tidak terbengkalai.

Di Palembang, Persijatim berganti identitas. Tidak ada lagi nama Persijatim yang mewakili Jakarta. Nama klub berubah menjadi Sriwijaya FC yang mewakili Palembang dan Sumsel di pentas sepak bola Tanah Air.

Berbeda dengan saat masih berwujud Persijatim, Sriwijaya FC tampil sebagai kekuatan besar sepak bola nasional. Sriwijaya FC menjadi salah satu klub papan atas yang diperhitungkan dan bahkan sampai berlaga di turnamen level Asia.

5. PSJS Jakarta Selatan

Selain 4 klub yang telah disebutkan di atas, ada satu klub lagi yang tidak boleh dilewatkan, yakni PSJS Jakarta Selatan.

PSJS eksis sejak tahun 1975. Asal mula PSJS adalah klub Persijaselbar yang mewakili Jakarta Selatan dan Barat. Kemudian, klub terbagi menjadi dua di mana kemudian ada Persija Barat dan PSJS, demkian seperti dicatat Indosport.

Seperti sebagian besar klub perwakilan Jakarta yang lain, PSJS tidak merasakan sengitnya level tertinggi piramida sepakbola Indonesia. Pencapaian tertinggi PSJS adalah bermain di Divisi I.

Kini, PSJS masih eksis di Jakarta Selatan. Namun, namanya sudah berganti menjadi Jaksel FC sejak tahun 2022. Mereka bermain di Liga 3 Zona DKI Jakarta.

Meski bukan klub besar dan jelas kalah pamor dari Persija, PSJS alias Jaksel FC punya suporter loyal. Nama kelompok suporter mereka adalah The Slaters.

Fakta Tentang Pembangunan Stadion Kanjuruhan



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini