Budidaya Lele, Peluang Bersinar dari Si Gurih Bergizi

Budidaya Lele, Peluang Bersinar dari Si Gurih Bergizi
info gambar utama

Siapa yang tidak mengenal ikan lele? Perenang air tawar yang memiliki ciri khas tubuh panjang dan sungut ini sangat terkenal dan mudah ditemukan. Di mana lagi keberadaannya kalau bukan sebagai sajian favorit di warung pecel lele di Nusantara.

Ikan lele digemari masyarakat berkat rasa gurih, daging tebal, dan duri yang mudah dipisahkan. Ketika sudah digoreng dengan garing, harumnya mampu membuat perut keroncongan dan tidak sabar untuk menyantap ikan lele dengan sepiring nasi hangat dan lalap. Harga hidangan lele pun terjangkau sehingga cocok sebagai santapan yang merakyat.

Walau digemari, nyatanya cara budidaya ikan lele sering menjadi bahan lelucon. Ini karena ikan lele sering disebut memakan kotoran, termasuk kotoran manusia. Tetapi tentu saja lelucon ini tidak menyurutkan minat untuk tetap menyajikan lele di meja makan.

Di sisi lain, lele menarik perhatian para pebisnis yang melihat budidaya lele punya potensi yang cerah. Hal ini karena budidaya lele membutuhkan modal yang tidak besar karena harga benihnya terjangkau, daya tahan ikan tinggi, dan masa panen terbilang cepat.

Ada beberapa jenis lele yang biasa dibudidayakan. Dikutip dari laman eFishery, ada lele mutiara, lele dumbo, lele sangkuriang, lele phyton, dan lele lokal. Sesuai namanya, maka lele lokal adalah ikan lele yang paling awal dikenal di Indonesia.

Ada tiga jenis lele lokal, yaitu lele merah, lele putih, dan lele hitam. Walau banyak jenisnya, hanya lele hitam yang baik untuk dikonsumsi. Sedangkan lele merah dan lele putih hanya lazim dipelihara sebagai ikan hias.

Lele yang berukuran besar dan cepat bertumbuh adalah lele dumbo. Dahulu, jenis lele ini sangat populer dan diternakkan untuk mempercepat perkembangan bisnis lele di Indonesia. Persilangan dari lele dumbo yang berbeda generasi menghasilkan spesies lele sangkuriang.

Lain lagi dengan lele phyton yang adalah persilangan dari lele dumbo dan lele dari Thailand. Terakhir, lele mutiara adalah hasil silang dari lele asal Mesir, lele dumbo, lele phyton, dan lele sangkuriang.

Meski dibilang mudah, budidaya lele tentu saja tetap membutuhkan ketelatenan, terutama dalam hal pakan. Bukan seperti yang banyak dijadikan bahan ejekan, ternyata pakan lele beragam dan wajib diperhatikan agar kualitas terjaga.

Menurut Ir. Tri Juni Sasongko dari laman gdm.id, lele dapat diberikan pakan alami untuk menekan biaya budidaya atau pakan buatan. Pakan buatan membutuhkan biaya lebih banyak tetapi efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ikan lele.

Berbagai pakan alami misalnya belatung dari lalat, bekicot, cacing tanah, tanaman paku air, dan aneka dedaunan hijau, seperti eceng gondok, daun ketapang, daun singkong, dan lainnya.

Sementara itu, pakan buatan adalah pelet atau butiran kering yang dibuat oleh pabrik dan mengandung nilai gizi yang diperlukan. Apabila sulit mendapatkan keduanya, maka ada pula pakan alternatif, di antaranya fermentasi ampas tahu, dedak, daging ayam, dan tepung dari ikan.

Setelah mengetahui jenis lele yang diinginkan dan pakan yang perlu diberikan, pengetahuan lain yang perlu dikuasai adalah cara memelihara ikan lele. Tanpa pemeliharaan yang baik, lele rentan sakit karena diserang hama.

Menurut Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan dalam laman disnakkan.grobogan.go.id, kolam wajib dipastikan bersih dengan cara mencucinya dan memastikan tidak ada sisa sabun yang tertinggal. Air pun harus diganti secara berkala dengan pengawasan telaten terhadap kesehatan ikan lele.

Selain itu, jumlah benih yang dibudidayakan perlu disesuaikan dengan luas kolam. Benih unggul harus ditebar dengan hati-hati agar tidak mengalami luka dan dapat ditebar pada waktu pagi atau sore hari.

Setelah itu, proses pemberian pakan dapat disertai dengan suplemen agar daya tahan ikan lele semakin kuat. Akan lebih baik lagi jika diberikan juga probiotik untuk menangkal bakteri jahat yang mungkin tumbuh dalam kolam.

Budidaya lele membutuhkan waktu hingga sekitar 90 hari hingga dapat dipanen. Berat ikan lele yang dipanen dapat menyesuaikan dengan keinginan calon pembeli.

Ketika tiba masanya memanen, maka kecermatan dan kerja keras akan terbayar. Mengingat banyaknya penjual menu lele di seantero Nusantara, maka dapat dibayangkan bagusnya prospek bisnis ini. Tertarik untuk mencobanya, Kawan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini