Mengenal Bendungan Tangga, Bendungan Busur Pertama di Indonesia

Mengenal Bendungan Tangga, Bendungan Busur Pertama di Indonesia
info gambar utama

Berdiri kokoh di salah satu desa di Sumatra Utara, Bendungan Tangga merupakan salah satu pengampu air ikonik yang dimiliki Indonesia. Pasalnya, bangunan ini pernah tertera pada uang kertas Rp100 keluaran tahun 1984.

Bukan hanya itu saja yang unik darinya, Bendungan Tangga juga memiliki bentuk yang tak biasa. Ingin tahu lebih banyak tentang bendungan ini? Langsung saja scroll ke bawah, yuk!

1. Merupakan Bendungan Berbentuk Busur Pertama di Indonesia

Bendungan Tangga
info gambar

Bendungan Tangga memiliki bentuk yang tak biasa. Pengampu air yang terbentang sepanjang 125 m ini berbentuk melengkung layaknya sebuah busur. Dari semua bendungan yang ada di Indonesia, Bendungan Tangga merupakan yang pertama dibangun dengan bentuk seperti itu.

Perlu Kawan ketahui pula, bendungan yang dikelola oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini berlokasi di Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatra Utara. Jadi, penamaannya sendiri diambil dari desa tempat ia berada.

2. Pernah Menjadi Gambar di Uang Kertas Rp100 Tahun 1984

Uang Rp100 tahun 1984
info gambar

Di samping bentuk busurnya yang unik, Bendungan Tangga juga pernah menjadi ikon pada uang Rp100 keluaran tahun 1984. Berarti, pengampu air ini sudah lama berdiri, dong? Benar, Kawan. Pembangunannya sendiri dilakukan serentak bersamaan dengan Bendungan Sigura-gura—bendungan lain yang dimiliki PT Inalum—pada 1978.

Berselang kurang lebih 4 tahun, lebih tepatnya pada 1983, barulah bangunan ini beroperasi secara komersial. Ini berarti, Bendungan Tangga sudah menjalankan tugasnya sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) selama lebih dari 40 tahun.

Baca juga: 2 Bendungan Baru Resmi Beroperasi, 12 Kelurahan di Jakarta Bakal Bebas Banjir

3. Menampung Air yang Telah Digunakan dari Bendungan Sigura-gura

Bendungan Tangga
info gambar

Seperti yang telah disinggung di bagian sebelumnya, PT Inalum memiliki bendungan lain yang berfungsi sebagai pemasok energinya. Itu adalah Bendungan Sigura-gura, terletak 4,7 km dari Bendungan Tangga.

Dilansir IDN Times, Bendungan Sigura-gura membendung Sungai Asahan, di mana airnya sendiri berasal dari Danau Toba. Air yang telah dimanfaatkan di dam ini selanjutnya dirilis untuk kembali digunakan di Bendungan Tangga.

Namun, bukan hanya dari dam sebelumnya, Bendungan Tangga juga menampung air yang berasal dari anak-anak sungai di sepanjang Sungai Asahan. Alhasil, pasokan air yang dibendung pun bertambah. Terhitung bahwa debit air yang mampu ditampung Bendungan Tangga mencapai sekitar 111,9 m3/detik.

4. Masih Lebih Tinggi Dibanding Bendungan Sigura-gura

Bendungan Tangga
info gambar

Jika dilihat dari atas, Bendungan Tangga mungkin terlihat kecil dan pendek. Kendati demikian, tinggi pengampu air yang ada di Desa Tangga ini mencapai 82 meter—hampir dua kali lipat dari tinggi Bendungan Sigura-gura (48 meter).

Selain itu, bangunan beton ini juga menampung lebih banyak air. Hal ini karena air yang berasal dari Bendungan Sigura-gura ditambah yang berasal dari anak-anak Sungai Asahan berakhir di Bendungan Tangga.

Karena saking banyaknya air yang ditampung, Kawan dapat menyaksikan seolah ada dua sungai yang dibendung dam ini. Kalau kamu lihat pada gambar di atas, yang berada di sebelah kanan merupakan Sungai Asahan, sedangkan yang di sebelah kiri hanyalah celah-celah bukit. Lantaran terisi air, celah tersebut tampak seperti sebuah sungai.

Baca juga: Keindahan dan Pemanfaatan Bendungan Batuegi di Provinsi Lampung sebagai PLTA

5. Menghasilkan Energi Listrik untuk Pabrik Peleburan Aluminium

Menara Transmisi
info gambar

Meskipun berfungsi sebagai sebuah PLTA, Bendungan Tangga tidak menghasilkan energi untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat, melainkan untuk keperluan smelting plant atau pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.

Jadi, air yang tertampung digunakan untuk memutar turbin. Turbin tersebut terhubung dengan 4 unit generator yang ada. Dari keempat generator itu, dihasilkan energi listrik berkapasitas total 317 MW. Belum habis sampai situ, energi tersebut kemudian ditambah dengan yang dihasilkan dari Bendungan Sigura-gura, yaitu sebesar 286 MW.

Jika diakumulasikan, maka kapasitas listrik hasil dari PLTA milik PT Inalum adalah sebanyak 603 MW. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 550 MW saja yang nantinya dipakai untuk kegiatan operasional pabrik peleburan, dilansir IDN Times.

Untuk menyalurkan listrik, terdapat jaringan transmisi sepanjang 120 km yang menghubungkan smelting plant dengan pembangkit listrik. Sebanyak 271 menara transmisi dikerahkan untuk memungkinkan distribusi energi listrik tersebut.

Baca juga: 5 Bendungan dengan Kapasitas Terbesar yang Jadi Penyokong PLTA di Indonesia

Setelah membaca informasi tadi, Kawan GNFI jadi lebih tahu tentang bendungan busur pertama yang ada di Indonesia ini, kan? Supaya makin banyak orang yang tahu, jangan lupa bagikan artikel tentang Bendungan Tangga ini ke teman-temanmu, ya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini