Waleran, Olahan Jeroan Bandeng Khas Pati Bercita Rasa Unik

Waleran, Olahan Jeroan Bandeng Khas Pati Bercita Rasa Unik
info gambar utama

Kabupaten Pati yang terletak di Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah penghasil ikan bandeng. Karena itulah pemerintah daerahnya pada 2019 membangun Tugu Bandeng sebagai identitas wilayah.

Seperti yang dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Pati, www.patikab.go.id, tugu yang diresmikan pada 9 Januari 2019 itu memiliki nilai filosofis. Selain sebagai identitas kabupaten, ikan bandeng merupakan sumber utama perekonomian masyarakat setempat.

Ikan bandeng adalah ikan tambak yang memiliki daging lembut dan rasa enak, meskipun terbilang banyak durinya. Apalagi, jika ikan bandeng baru diambil dari tambak kemudian diolah dengan digoreng atau dibakar dengan bumbu sederhana seperti bawang putih, kunyit, dan garam. Terasa sekali kesegaran dagingnya.

Nikmati sekali rasa ikan ini, tidak amis, tidak berbau lumpur, dan ada sedikit rasa manis. Banyaknya duri pun tidak masalah, terlebih duri bandeng bisa dengan mudah disingkirkan saat menyantapnya.

Di Pati banyak tersebar kuliner olahan ikan bandeng. Kawan GNFI mungkin sudah pernah merasakan kelezatan bandeng presto, yaitu olahan ikan bandeng yang direbus dengan aneka bumbu tradisional dalam panci tekan kemudian digoreng.

Bandeng presto yang dikemas dalam kardus cantik bisa dijumpai di berbagai toko oleh-oleh seputar Jawa Tengah bahkan sampai Jogjakarta. Wajar jika kita pernah mencicipinya.

Ada satu olahan ikan bandeng yang masih tersembunyi. Penulis mengenalnya juga karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan penulis pindah dan bermukim di Pati. Kuliner itu penulis temukan secara tidak sengaja di warung sederhana dekat dengan tempat penulis bekerja. Namanya unik, yaitu waleran.

Waleran terbuat dari jeroan ikan bandeng yang dibuang empedunya. Ya, jeroan ikan bandeng yang biasanya dibuang begitu saja saat membersihkan ikan bandeng ternyata bisa diolah menjadi makanan bercita rasa unik, lho.

Cara pembuatannya mudah. Dikutip dari IDN Times, jeroan bandeng dibuang empedunya, kemudian dibersihkan. Lalu, jeroan bandeng direndam dengan air jeruk nipis selama untuk menghilangkan bau amisnya.

Bumbu yang digunakan bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, asam jawa, tomat, mrica bubuk, daun kemangi, gula pasir dan garam. Bumbu bisa diris atau ditumbuk sesuai selera. Jeroan ikan yang sudah dibumbui dibungkus dengan daun pisang yang disematkan dengan lidi. Selanjutnya, dikukus sampai matang kurang lebih selama 20 menit.

Sajian Waleran Dalam Piring
info gambar

Sedikit menambahkan, setelah dikukus bisa dilanjutkan dengan proses pemanggangan. Kawan bisa memanggangnya di wajan anti lengket yang diletakkan di atas kompor gas. Proses pemanggangan inilah yang membuat aroma keharuman bumbu keluar.

Awalnya memang ada rasa geli menikmati masakan ini. Dalam hati tidak percaya kalau jeroan ikan bandeng bisa diolah hingga terasa sangat enak. Setelah mencicipi, ternyata rasanya unik. Ada sedikit rasa pahit, tetapi sedikit saja, tidak seperti rasa pahit sayur pare yang dominan. Rasa gurih perpaduan jeroan dan bumbu menimbulkan rasa nikmat. Ada cabai yang memberi rasa pedas menggugah selera. Rasa geli itupun berubah menjadi rasa ketagihan.

Jika Kawan GNFI ingin menikmati rasa unik dari waleran ini, Kawan bisa mengunjungi warung tradisional seputar Kota Pati. Contohnya warung sederhana tak bernama di Jalan Litbang, Desa Puri, Kecamatan Pati.

Namun, Kawan GNFI harus datang pagi karena waleran banyak diserbu saat sarapan. Begitu pula saat menjelang siang, biasanya sudah habis terjual. Atau, kawan GNFI mau memasak sendiri? Selamat mencoba, ya.

Referensi:IDN Times

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini