Laliq Ugal: Ritual Mencari Keberkahan dari Lahan yang Baru Ditanami

Laliq Ugal: Ritual Mencari Keberkahan dari Lahan yang Baru Ditanami
info gambar utama

Masyarakat adat Dayak Bahau memiliki tradisi unik menyangkut ritual membersihkan dan mensucikan tanah yang bernama laliq ugal. Tradisi awal tahun ini bertujuan agar tanaman yang ditanam bisa tumbuh subur sehingga masyarakat bisa sehat dan sejahtera.

Tradisi ini diyakini berasal dari kepercayaan manusia kepada dewi kesuburan. Masyarakat setempat percaya, roh para leluhur akan hadir saat dilangsungkannya tari hudoq. Dengan kehadiran roh leluhur tersebut, tari ini menjadi sarana dialog dua arah.

Dimuat dari 100 Indonesia, secara turun temurun, laliq ugal digelar sekali dalam setahun. Untuk menentukan waktu pelaksanaannya digunakan perhitungan dengan memperhatikan matahari.

Peran Rumah Panjang, Penjaga Solidaritas dan Keharmonisan Masyarakat Dayak

“Lamanya pelaksanaan ritual ini tak sebentar, memakan waktu 15 hari. Sedikitnya 24 rangkaian ritual dilakukan di waktu yang berbeda-beda,” tulis laman tersebut.

Ritual ini telah menjadi bagian dari budaya agraris yang dimiliki masyarakat Dayak yang menekankan agar hidup secara harmonis dengan alam. Keberhasilan ritual Laliq Ugal dipercaya menentukan tumbuh suburnya tanaman mereka.

Proses ritual

Dinukil dari Indonesia Kaya, tahap pertama dalam ritual adat laliq ugal adalah membuka lahan. Membuka lahan di sini dimaksudkan untuk mensucikan tanah secara umum, lalu membagi-bagikan berdasarkan keluarga.

Setelahnya adalah melakukan upacara kecil dengan meletakkan delapan telur ayam kampung di atas bambu. Hal ini bertujuan sebagai simbol laporan kepada leluhur bahwa masyarakat Dayak Bahau sedang membuka lahan.

Selain ritual akan dilanjutkan dengan mengorbankan seekor anak ayam dan memotong anjing atau babi untuk dilihat hatinya. Prosesi ini menyangkut ramalan masa mendatang di mana bila hati pada hewan tidak cacat, pembukaan lahan akan berjalan lancar.

Ritual Mangkuk Merah: Panggilan Perang Maut Masyarakat Dayak

Blawing, salah satu pemimpin adat Suku Dayak Bahau menyatakan ritual-ritual kecil juga akan dilakukan bila sepanjang proses menanam padi terdapat hama yang mengganggu. Ritual yang biasa dilakukan untuk mengusir hama ini dinamakan kelang helung.

“Ritual tersebut dilakukan dengan membuang air suci ke sungai. Ritual ini bertujuan agar hama tersebut hilang dan lebur di sungai, sehingga air kembali ke persawahan dengan membawa berkat,” ungkap Blawing.

Kepercayaan kepada roh para leluhur ditunjukkan dengan meletakkan delapan butir telur untuk mendapatkan respon dari para leluhur. Respon tersebut digambarkan dalam tarian topeng yang biasa disebut tari hudoq.

Budaya gotong royong

Sekretaris Daerah Kutai Barat Ayonius menyampaikan bahwa budaya merupakan identitas masyarakat yang harus dihormati dan dijaga. Selain itu tradisi ini pun merupakan kegiatan pertanian yang harus terus digaungkan.

Bagi dirinya, tradisi ini juga meningkatkan budaya gotong royong yang diharapkan dapat terus dikembangkan untuk hidup dalam bingkai persatuan dan kesatuan. Sehingga dirinya berharap generasi berikutnya masih tetap menjaga.

“Semoga ini dapat terus dipelihara dan bisa diturunkan kepada generasi muda agar tidak tergerus dengan perkembangan zaman,” tambahnya.

Mengenal Budaya dan Kehidupan Suku Dayak di Museum Balanga

Sementara itu, ketua panitia Laliq Ugal, Veronika Mening menjelaskan bahwa pelaksanaan Laliq Ugal biasa dirangkai dengan beberapa kegiatan di antaranya Napo, Napi Huma, Nawang Ngawit pertama, Nebe Rau Ngawit kedua dan Pahana Lasah.

Dirinya berharap dengan segala keterbatasan yang ada, tradisi ini tetap bisa dilestarikan. Tentunya dengan harapan banyaknya orang yang semakin terlibat sehingga ritual ini bisa semakin tersebar di masyarakat.

“Namun dengan berpartisipasi dalam gerakan ritual tahunan ini dan terus melestarikan budaya Suku Dayak Bahau di Kampung keliwai, diharap budaya Laliq Ugal terus lestari di tengah majunya perkembangan zaman,” jelas salah satu tokoh.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini