Nasi Minyak Viral di Media Sosial, Begini Bahayanya untuk Kesehatan!

Nasi Minyak Viral di Media Sosial, Begini Bahayanya untuk Kesehatan!
info gambar utama

Siapa yang suka makanan olahan nasi? Kawan pasti sudah tahu berbagai olahan nasi di Indonesia, misalnya, lontong, lemper, bubur, nasi goreng, dan sebagainya.

Sebagai makanan pokok orang Indonesia, nasi selalu menjadi peluang bagi calon bisnis di Indonesia. Namun, tahukah Kawan bahwa ada pedagang yang mengolah nasi dengan cara unik?

Salah satu pedagang di Surabaya ini memadukan nasi dengan minyak sebagai dagangan andalannya. Akun Twitter @txtdrkuliner kemudian membagikan postingan video tentang kuliner nasi minyak tersebut. Dalam videonya, nasi disiram dengan minyak yang sangat banyak. Bahkan, hampir memenuhi wadah sajian nasi tersebut.

Minyak yang digunakan adalah minyak jelantah atau bekas pakai. Meskipun menggunakan minyak jelantah, masih banyak pengunjung yang ingin merasakan kenikmatan nasi minyak milik Abdul Rosul itu. Menurut Abdul Rosul, minyak yang digunakan memang minyak jelantah dan berasal dari lemak bebek saat proses kukus.

"Nggak diganti. Kalau habis ditambah. Nggak membuang minyak, soalnya minyak dan sambal juga disiram," ujar Abdul, dilansir dari health.detik.com.

Tidak hanya itu, penambahan bumbu rempah dan lauk juga menambah kenikmatan dari kuliner tersebut. Mungkin sebagian Kawan GNFI akan bertanya-tanya tentang asal dari kuliner nasi minyak yang viral ini. Penasaran, kan? Langsung baca selangkapnya, yuk!

Masakan Khas dari Palembang

Nasi biryani
info gambar

Sebenarnya nasi minyak berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Dilansir dari giwang.sumselprov.go.id, nasi minyak adalah masakan nasi khas Palembang yang disantap dengan aneka lauk, seperti malbi, kari kambing hingga sambal nanas.

Untuk minyaknya, nasi minyak dimasak dengan minyak samin dan beberapa bumbu rempah, seperti jintan, pala, bawang bombay, bawang putih, dan tomat serta berbagai jenis bumbu lainnya. Kalau dilihat dari video tersebut, minyak yang digunakan adalah minyak jelantah. Tentu hal ini berbeda dengan resep masakan aslinya, yakni minyak samin.

Padahal, masakan ini sekilas mirip dengan nasi biryani dan nasi kuning. Bedanya adalah nasi minyak menggunakan penguat rasa yang berasal dari minyak samin. Tidak hanya itu, dulunya nasi minyak menjadi makanan favorit bagi Sultan Palembang setiap hari Jumat.

Berikutnya, menurut Jurnal Nasi Minyak, A Product Of Arabian Culinary Heritage, As A Gastronomy Tourism In Palembang City, nasi minyak berasal dari perpaduan Arab dan China. Hal ini tidak mengherankan karena sejarah Palembang yang menjadi lokasi strategis perdagangan semasa kerajaan. Dari percampuran budaya itu, ada beberapa nuansa masakan khas ala Timur Tengah dan China.

Di sisi lain, nasi minyak khas Palembang dengan nasi minyak dalam video tersebut ada perbedaan lain. Hal ini dilansir dari kompas.com, nasi minyak berwarna merah yang berasal dari ekstrak tomat. Ada juga nasi minyak yang berwarna kuning dari ekstrak kunyit. Sementara itu, nasi minyak dalam video menggunakan sambal yang disiram dengan banyak minyak.

Tidak hanya itu, nasi minyak khas Palembang menggunakan minyak untuk menumis bumbu, bukan menyiram hingga berkuah.

Baca juga: Nasi Gonjleng khas Banten, Nasi Kebuli dengan Sentuhan Lokal

Bahaya Kesehatan untuk Kawan

Dalam video tersebut, minyak jelantah atau bekas pakai untuk nasi minyak memang terkesan menggiurkan lidah. Namun, ada bahaya kesehatan yang akan menimpa Kawan. Dilansir darikompas.com, ahli nutrisi, Tan Shot Yen menjelaskan bahwa minyak jelantah berisiko meningkatkan lemak darah dan bisa merusak organ.

Lalu, menurut dr. Isman Firdaus, menjelaskan bahwa minyak yang dipakai dua kali atau lebih bisa menimbulkan iskemia pada pembuluh darah. Iskemia sendiri terjadi karena proses oksidasi dari minyak jelantah yang membentuk benjolan/bisul di pembuluh darah. Alhasil, benjolan tersebut dapat mengurangi pasokan oksigen ke organ jantung.

"Jantungnya teriak-teriak dalam bentuk sakit atau nyeri dada. Jadi pasien akan mengeluh dadanya nggak enak, mudah capek. Yang biasanya naik tangga, jadi naik lift," imbunya, mengutip health.detik.com.

Baca juga: Mengenal Minyak Makan Merah, Alternatif Minyak Goreng

Dengan hal ini, penyakit berbahaya, seperti kanker dan stroke sangat mudah terjadi dalam tubuh. Ditambah, jika minyak jelantahnya sudah berwarna hitam pekat, maka itu harus diganti sekarang juga.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini