Bucin! Kisah Cinta Romantis ala Para Pahlawan Nasional

Bucin! Kisah Cinta Romantis ala Para Pahlawan Nasional
info gambar utama

Pahlawan Nasional pun manusia. Mereka tidak hanya fokus terhadap perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia, hal inilah yang turut menggambarkan bahwa para Pahlawan Nasional juga memiliki kisah cintanya masing-masing.

Di sela-sela perjuangannya, ada beberapa kisah cinta menarik dan romantis ala drama Korea. Lalu, seperti apa beberapa kisah dari para pahlawan nasional?

1. Bung Hatta dan Rahmi

Mantan Wakil Presiden RI ke-1, Moh. Hatta juga memiliki istri cantik asal Bandung, yakni Rahmi. Sebelum mempersunting Rahmi, beliau berjanji atau bersumpah. Sumpah tersebut adalah Bung Hatta tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Kawan bisa melihat betapa tinggi nasionalisme dari Bung Hatta.

Seusai Indonesia merdeka, Bung Hatta langsung mengutarakan keinginannya untuk menikahi Rahmi melalui keluarganya. Dengan bantuan Bung Karno, akhirnya Bung Hatta berhasil menikahi Rahmi pada usianya 24 tahun.

Kawan mungkin mengira bahwa Bung Hatta sebagai Wakil Presiden RI pasti kehidupan rumah tangganya penuh dengan kekayaan. Dugaan itu salah karena Bung Hatta dan Rahmi hidup dengan rumah tangga yang sederhana. Buktinya, Rahmi harus menabung sangat lama untuk membeli mesin jahit favoritnya.

Rumah tangga Bung Hatta dan berjalan selama 35 tahun. Dengan kenangan manisnya, pasangan ini dikarunia 3 anak, yakni Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta. Mereka hidup bersama hingga Bung Hatta harus menghembuskan nafas terakhirnya pada 1980.

Momen romantis dari pasangan ini adalah Bung Hatta mengirimkan karya buku untuk Rahmi yang berjudul Alam Pikiran Yunani. Buku tersebut dijadikan mas kawin untuk Rahmi. Mas kawin itu sangat berharga karena buku itulah yang menjadi saksi bisu Bung Hatta semasa diasingkan di Digul.

Baca juga: K.H.R. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan Nasional dari Situbondo

2. Bung Tomo dan Sulistina Sutomo

Bung Tomo dan Sulistina
info gambar

Perjalanan cinta Bung Tomo dan Sulistina penuh dengan ujian. Pertemuan pertama mereka saat pergolakan revolusi Indonesia. Saat itu, Bung Tomo merasa se-frekuensi dengan Sulistina yang sama-sama aktivis. Saat itu, Bung Tomo dipanggil "Mas Tomo" oleh Sulistina.

Dikenal dengan watak yang tegas, Sulistina tetap menemukan sisi romantis pada Bung Tomo. Hal ini dilihat dari Bung Tomo yang menyatakan cinta kepada Sulistina. Dengan berani, ia langsung menjalin hubungan serius dan mempertimbangkan hubungannya ke arah pernikahan.

Namun, takdir memisahkan jarak mereka. Diketahui, Bung Tomo tinggal di Surabaya dan Sulistina tinggal di Malang. Hal inilah yang membuat mereka jarang bertemu. Ditambah, Bung Tomo dan Sulistina juga memiliki kesibukannya masing-masing.

Situasi semakin sulit ketika Bung Tomo diburu oleh sekutu. Saat itu, ia memimpin Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Pastinya mustahil bagi pasangan ini bertemu satu sama lain. Hubungan mereka erat dengan rasa percaya satu sama lain.

Pada akhirnya, Bung Tomo menikahi Sulistina pada 19 Juni 1947 di Malang. Hubungan mereka sungguh menginspirasi bagi Kawan.

Baca juga: Para Pahlawan Muda Yogyakarta

3. Daan Mogot dan Hadjari Singgih

Daan Mogot dan Hadjari
info gambar

Siapa yang tidak mengenal Daan Mogot? Namanya dijadikan jalan yang melintasi daerah Jakarta Barat - Tangerang. Jalan dengan jarak 27,5 km ini diambil dari salah satu Pahlawan Nasional, Elias Daniel Mogot.

Elias Daniel Mogot adalah pejuang asli Manado yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Saat perlawanan Jepang di Indonesia, ia yang berpangkat mayor menjalankan misi pelucutan senjata ke markas Jepang di Lengkong.

Pada akhirnya, ia gagal dan tewas saat kejadian tersebut. Peristiwa kematiannya itu sampai terdengar ke telinga gadis bernama Hadjari Singgih. Dulunya, Daan Mogot pernah tinggal di keluarga besar Hadjari pada 1945.

Hubungan Hadjari dan Daan Mogot sangat istimewa. Namun, kisah cintanya harus berujung tragis. Saat Daan dimakamkan, Hadjari Singgih memotong rambutnya lalu meletakkan rambutnya bersama jenazah Daan. Ia berjanji untuk tidak memanjang rambutnya lagi sejak saat itu.

4. Cut Nyak Meutia dan Teuku Chik Tunong

Cut Nyak Meutia dan Teuku Chik Tunong
info gambar

Pasangan pejuang ini memang tidak diragukan lagi kisah cintanya. Sama-sama memperjuangkan kesejahteraan rakyat, Cut Nyak Meutia dan Teuki Chik Tunong menjadi pasangan yang bikin penjajah ketar-ketir.

Hal ini karena kemampuan perang gerilya mereka yang harus diacungi jempol. Namun, kisah cinta mereka berujung tragis. Sebab, Teuku Chik Tunong ditangkap dalam sebuah pertempuran melawan para penjajah.

Baca juga: Deretan Pahlawan Nasional Indonesia dari Kalangan Jurnalis

Sebelum dieksekusi mati, Teuki Chik Tunong berpesan kepada Cut Nyak Meutia untuk menikahi Pang Nanggroe, teman seperjuangan mereka. Lalu, ia berpesan juga untuk melanjutkan perjuangan melawan penjajah.

Sesuai wasiat suami, Cut Nyak Meutia menikahi Pang Nanggroe dan melanjutkan perjuangannya. Namun, Cut Nyak Meutia harus menghembuskan nafas terakhirnya ketika tiga peluru bersarang di tubuhnya.

Perlu diketahui, Cut Nyak Meutia pernah menikahi kakak Teuki Chik Tunong, Teuku Syamsarif. Namun, pernikahan mereka harus kandas karena tidak kecocokan idealis. Cut Nyak Meutia cenderung bersikap keras terhadap penjajah. Sementara itu, Teuku Syamsarif cenderung menyerah pada penjajah.

5. Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin

Pierre Tendean dan Rukmini
info gambar

Kisah terakhir benar-benar tragis. Yap, pasangan ini adalah Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin. Dikenal dengan ajudan A.H Nasution, Pierre Tendean memang memiliki paras tampan bak aktor korea. Hal inilah yang membuat ia memiliki banyak penggemar.

Sekian banyak penggemarnya, Pierre Tendean akhirnya jatuh cinta pada satu wanita Medan keturunan Jawa, yakni Rukmini Chaimin. Mereka bertemu ketika Pierre Tendean sedang dinas di Medan.

Namun, hubungan mereka harus LDR (Long Distance Relationship). Pierre Tendean harus kembali ke Jakarta. Komunikasi mereka terjalin dengan saling mengirim surat. Saat itu, Pierre Tendean berencana untuk menikahi Rukmini pada November 1965.

Kawan mungkin bisa menebak kelanjutan kisah cintanya. Pada 30 Oktober 1965, Pierre Tendean menjadi korban salah tangkap dari peristiwa Pemberontakan PKI. Hal itulah yang mengakhiri rencana pernikahan sekaligus perjuangan Pierre Tendean.

Itulah kisah cinta dari para Pahlawan Nasional. Tentunya Kawan bisa melihat ada yang happy ending dan sad ending. Bagaimanapun, kisah cinta mereka tetap menginspirasi Kawan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di era modern ini. Menurut Kawan, kisah cinta para pahlawan mana yang dirasa bucin?

Referensi: fimela.com| merdeka.com| hipwee.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini